"Seberapa keras pun usaha ku untuk menjadi yang terbaik, aku tetaplah aku yang berasal dari kegelapan malam."
"Aku tidak bisa kembali menjadi suci kecuali jika ada seseorang yang mampu membersihkan dosa-dosa ku.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Erny Su, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 7
Sementara itu di rumah sakit setelah selesai operasi dilakukan Azura dibawa ke ruangan rawat VVIP.
Delon yang sedari tadi terus menemani nya dihubungi oleh seseorang yang meminta dia untuk kembali ke rumahnya saat itu juga.
Sementara orang yang menghubungi Delon kini memasuki ruang perawatan tersebut diikuti oleh asisten nya yang membawa perlengkapan untuk Azura, seperti bed cover dan juga pakaian dan yang lainnya.
Diego meminta perawat untuk menggantikan selimut yang kini menyelimuti tubuh Azura dengan yang ia bawa.
Saat selimut itu dibuka Diego langsung mengepalkan tangannya dia akan membuat semua orang yang berkaitan dengan kecelakaan itu menderita termasuk Amalia dan pria yang sudah bekerja sama untuk menjebak Azura.
Luka memanjang di paha kiri Azura telah merusak apa yang paling berharga dari wanitanya.
Diego langsung memanggil dokter untuk membicarakan tentang luka-luka di tubuh Azura, apa bisa luka itu dihilangkan bekasnya atau tidak.
Diego kini sudah berhadapan dengan dokter wanita yang menangani Azura tadi saat di meja operasi, dokter itu mengatakan luka itu tidak akan terlalu membekas karena dia sudah menanganinya dengan baik.
Ditambah lagi Azura memiliki regenerasi sel kulit yang cukup baik mungkin karena selama ini Azura selalu menjaga kesehatan tubuh nya selama ini.
Intinya bekas itu bisa dihilangkan dengan hanya dengan menggunakan salep khusus yang ia resep kan, tapi kemudian dokter itu berkata.
"Saya bangga dengan anda tuan, setidaknya masih ada suami yang peduli dengan kondisi istrinya sampai seperti itu. Tapi saya harap ada atau tidak ada bekas luka itu kasih sayang anda tidak akan pernah berubah karena itu adalah takdir tuhan."ucap sang dokter yang dengan lembut memberikan penjelasan dan pujian terhadap pria tampan dibalik masker yang ia kenakan saat ini.
"Hmm..."lirih Diego.
Diego kemudian kembali memperhatikan sekujur tubuh Azura, yang memiliki luka parah di bagian kepala dan paha yang mengalami retak tulang tersebut.
Dia tidak bisa bayangkan rasa sakit yang dirasakan oleh wanitanya itu.
"Aku tidak akan mengijinkan mu untuk mengemudi lagi setelah ini, kau hanya akan bepergian dengan ku. Atau sopir pribadi yang akan aku tempatkan untuk mengantar mu kemanapun kamu pergi."ucap Diego lirih.
Waktu terus berlalu namun Azura tidak kunjung sadar, dokter bilang jika besok dia masih belum siuman ada kemungkinan dia akan mengalami koma.
Namun akhirnya Azura langsung siuman, dan dia menatap kearah langit-langit dan samping meskipun tidak mengerakkan kepalanya yang terasa kaku dan ngilu.
Lagi pula lehernya kini menggunakan alat penyangga leher, Azura hanya bisa melihat Diego yang kini menghampiri nya dan mengusap lembut pipinya.
"Sudah siuman."lirih pria yang kini menatap kearahnya.
"Hmm..."lirih Azura.
"Aku tidak ingin melihat mu seperti ini lagi lain kali, sekarang istirahat lah jika kamu butuh sesuatu ada suster yang akan menjaga mu selama satu kali dua puluh empat jam."ucap Diego yang kini mengecup pipi Azura.
"Tuan tidak perlu datang lagi, saya akan pulang sebentar lagi."ucap Azura yang membuat pria itu langsung menatap lekat wajah cantik yang kini terbalut perban sebagian karena luka-luka yang ia alami.
"Jangan membangkang, lagipula kau tidak akan bisa pergi dengan kaki mu yang hampir patah itu."ucap Diego.
Azura langsung terdiam, setelah itu ia pun kembali memejamkan mata karena malas berbicara dengan Diego meskipun apa yang dikatakan oleh pria itu adalah sebuah kebenaran karena saat ini dia merasakan sakit yang teramat sangat.
Diego yang hendak pergi pun mengurungkan niatnya, namun Azura tetap berpura-pura untuk tidur agar pria itu pergi.
Bukan Azura benci tapi dia tidak ingin terus berhubungan dengan pria yang jelas-jelas sudah memiliki istri dan anak.
Biarpun Azura adalah seorang wanita malam, tapi dia masih memiliki hati nurani. Azura mungkin tidak akan pernah terlepas dari jeratan dosa, meskipun dia sudah mandi sekalipun tapi bau lumpur itu tidak akan pernah hilang dari dirinya.
Seperti kemarin saat dirinya mencoba untuk berhenti berbuat dosa dan menjauhi larangannya tapi tetap saja sisa-sisa dosa itu kembali menjerat dirinya hingga akhirnya ia berakhir di rumah sakit.
Azura yang sudah merasakan ruangan itu sunyi sepi pun dia langsung membuka mata dan benar saja tidak ada siapapun disana.
Air matanya mulai luruh, dia teringat akan kedua orang tuanya yang sudah tidak ada.
Dia tidak punya siapa-siapa jika kelak dia lumpuh, dia tidak ingin menyusahkan orang lain terutama hidup bibinya yang sudah susah karena dimadu meskipun Arum tidak kesusahan dalam materi karena Rakha selalu membantu keuangan keluarga selama ini, tapi jika untuk selamanya ia lumpuh mungkin saudara manapun akan merasa lelah dan jengah jika dia terus membebani mereka.
Sampai keesokan harinya tepat di jam sebelas siang, seseorang memasuki ruangan tersebut setelah dokter jaga datang untuk memeriksa dirinya.
"Bagaimana keadaan mu Ayudia."ucap Delon yang kini membawa buah tangan dan juga buket bunga.
"Hmm... beginilah, terimakasih untuk yang kemarin."lirih Azura.
"Sama-sama maafkan aku juga, gara-gara aku kamu mengalami hal ini. Tapi aku masih tidak percaya akan hal itu Ay, bagaimana bisa kamu melakukan hal itu. Maaf tapi,"ucapan Delon terhenti.
"Aku tidak tau harus bagaimana menjelaskan nya, tapi yakinlah bahwa yang aku lakukan adalah yang terbaik untuk mu dan juga untuk ku. Alasannya terlalu kelise aku butuh uang yang tidak hanya sedikit setelah kepergian orang tua ku pihak bank datang menagih hutang almarhum keluarga ku yang jumlahnya tidak sedikit."
"Kenapa tidak minta bantuan ku aku kekasih mu?"potong Delon.
"Lima milyar bukan uang yang sedikit Delon, mungkin aku bisa menjual rumah ku tapi itu tidak akan pernah jadi solusi! Mereka juga masih memiliki uang tabungan meskipun tidak sampai milyaran tapi mungkin hanya cukup untuk kebutuhan hidup ku selama satu sampai dua tahun, dan jumlahnya tidak mencukupi itu."
"Kalau aku jual rumah ku pun tidak akan ada yang akan mau, meskipun rumah ku lumayan besar dan masih sangat terawat. Tapi rumah bekas orang bunuh diri akan membuat orang lain berfikir dua kali. dan kalaupun ada yang mau beli pasti harganya tidak akan seperti harga pasaran. Dan saat aku mengalami frustasi aku bertemu dengan Tante Juli ibunya Amalia yang saat itu mengenalkan ku pada seseorang di club tempat dimana aku terjerumus kedalam kubangan lumpur hitam yang menjerat ku aku kotor dan aku hina sejak malam itu aku sudah tidak punya lagi harapan untuk hidup bahagia bersamamu, aku pun mengambil keputusan itu dengan sangat berat Delon tapi itu jauh lebih baik karena kamu seorang tuan muda yang tidak akan pernah pantas untuk bersanding dengan ku yang tidak sebanding dengan mu dan sangat hina."ucap Azura yang tidak mampu membendung air matanya.
...🧸🧸🧸🧸🧸...
"Mari kita menikah, aku akan terima kamu dengan segala kekurangan mu Yu."ucap Delon setelah sekian lama terdiam.
"Tidak Delon, jangan hancurkan masa depan mu dengan niatmu itu, aku tidak pantas untuk mu dan kau bisa mendapatkan wanita yang jauh lebih baik segalanya dariku yang akan membuat mu bahagia."ucap Azura lirih.
"Tapi aku hanya menginginkan mu Ayudia mengertilah aku sangat mencintaimu."ucap Delon tegas.
"Cinta itu akan pudar seiring berjalannya waktu Delon bahkan saat kamu dapat cemoohan karena hidup bersama ku, Tidak sedikit masalah yang akan timbul setelah itu. Karena seberapa kuat pun aku berusaha untuk menjadi yang terbaik dan memperbaiki diri semua itu tidak akan mampu mengubah ku, aku tetaplah aku yang berasal dari kegelapan malam."lirih nya.
"Kecuali jika ada orang yang mampu membersihkan ku dari dosa-dosa yang telah ku buat."ucap nya lagi.
Delon terus menggeleng hatinya begitu perih setelah mengetahui apa yang terjadi pada gadis yang ia cintai.
"Apa kamu tau aku sudah memutuskan untuk berhenti dari pekerjaan ku yang kotor itu, setelah satu bulan lebih aku menghilang. Tapi nyatanya disaat aku sudah memulai menata hidup ku kembali hal yang tidak pernah ku inginkan itu terjadi, dimana seperti yang kamu tau semalam aku dipaksa datang oleh seseorang karena sebuah balas budi dan saat kamu datang bersamanya saat itu aku baru sadar bahwa semua itu hanya jebakan untuk ku."ucap Azura yang akhirnya meluapkan emosi dalam dirinya yang selama ini ia pendam rasa yang selama ini begitu membelenggu hatinya dan terasa sangat menyakitkan.
"Aku minta maaf Ayudia, seharusnya aku tidak menghakimi mu. Tapi rasanya sungguh sangat menyakitkan saat aku melihat mu melakukan hal itu."ucap Delon yang akhirnya kembali berbicara.
"Ya aku tau maka dari itu aku memutuskan untuk berpisah dengan mu, aku tidak ingin menyakiti dan mengkhianati cinta mu Delon, maafkan aku tapi aku mohon kamu bisa mengerti dan tolong menjauh lah dariku agar kamu tidak perlu merasakan imbasnya."ucap Azura dengan berat hati.
"Tidak aku tidak akan pernah melakukan hal itu."ucap Delon yang tetap kekeuh dengan pendiriannya.
"Tapi De."ucap Azura.
"Cukup jangan pernah pikirkan apapun segeralah sembuh aku kuliah dulu nanti malam aku datang lagi."ucap pria tampan itu sambil berlalu pergi.
Sementara pria yang sedari tadi ada di balik pintu mendengar percakapan mereka sambil mengepalkan tangannya sangat erat, pria yang sengaja datang dari kantornya untuk sekedar memastikan bahwa wanitanya sudah jauh lebih baik sekaligus untuk memastikan bahwa dia telah makan siang, tapi nyatanya malah pemandangan yang membuat nya tersulut api cemburu karena melihat pasangan yang saling mencintai itu sedang membahas perasaan mereka.
"Tuan anda datang."ucap seorang perawat yang kini datang bersama dengan jatah makan siang pasien tersebut.
"Ya aku ingin memastikan bahwa dia baik-baik saja."ucap pria yang tidak lain adalah Diego.
"Saya baru akan memberi nyonya Ayudia makan siang."ucap pelayan itu.
"Hmm...biar aku saja silahkan kamu pergi."ucap Diego yang mengambil alih nampan di tangan perawat yang ditunjuk oleh Diego untuk merawat Azura.
Sementara Azura yang akhirnya mengetahui siapa yang berbincang dibalik pintu setelah kepergian Delon beberapa menit yang lalu.
Diego masuk kedalam dengan ekspresi wajah datar sambil membawa nampan berisi satu mangkuk bubur polos dengan satu piring kecil berisi telur rebus dan juga daging sapi dan beberapa potongan sayur segar, dan potongan buah segar.
"Kenapa datang lagi?"tanya Azura yang kini memalingkan pandangannya kearah lain.
"Sudah ku peringatkan bahwa kamu tidak boleh dekat dengan lelaki manapun tapi kamu tidak kunjung mendengarkan ku."ucap pria yang akhirnya meluapkan emosi nya.
"Aku ini mahluk sosial yang butuh berinteraksi dengan yang lainnya jika kamu tidak suka silahkan menjauh tuan lagipula tidak ada yang meminta mu untuk dekat dengan ku dan"ucapan Azura terhenti kala Diego melempar gelas ke dinding dan suara pecahan gelas itu begitu nyaring hingga Azura benar-benar kaget.
"Aku sudah bilang bahwa selain aku kau tidak boleh berinteraksi dengan pria lain."ucap Diego tegas dan kini dia meraih kursi, dan dengan santainya dia duduk dengan memangku bubur yang akhirnya ia sendok untuk di suap kan pada Azura.
"Makanlah."ucap nya lembut, seakan tak pernah terjadi apapun.
Azura yang kini merasa shock dengan perlakuan Diego pun hanya bisa mengikuti permintaan Diego untuk makan dari sendok yang Diego sodorkan di bibirnya.
"Tidak aku tidak suka bubur."tolak Azura yang hampir menerima suapan tersebut.
"Kamu itu sedang sakit jadi menurut lah."ucap Diego.
"Tapi aku bisa muntah karena aku tidak suka tolong jangan memaksa."ucap Azura memohon.
Gadis itu sudah mual meskipun hanya dengan melihat atau membayangkan bubur tersebut, apalagi memakan itu. Azura yang tidak bisa menutup hidung dan mulutnya itu pun, hanya bisa berpaling.
"Kalau begitu makan lauknya saja ada telur rebus semur daging, dan sayur."ucap Diego yang menyingkirkan bubur tersebut dan menawarkan beberapa lauk makan yang ada di sana.
"Itu saja."ucap Azura yang merasa jauh lebih baik daripada makan bubur.
Akhirnya Diego menyuapi Azura makan dengan telaten, hal itu membuat Azura sedikit melunak.
"Tuan sebaiknya anda menjauhi saya karena saya tidak ingin membuat keluarga anda hancur, saya mungkin bukan wanita baik-baik tapi saya tidak tega menyakiti wanita lain."ucap Azura yang baru selesai menghabiskan makan siang nya itu.
"Apa yang ada di pikiran mu, kau pikir dengan menjual jasa mu pada pria lain tidak membuat orang lain terluka. Apa kau tau bahwa di luar sana ada pasangan dari pria yang datang mencarimu dengan harapan ingin dipuaskan? Aku mungkin salah satu dari mereka."ucap Diego.
"Maka dari itu berhentilah mencari ku, dan tolong berikan aku kesempatan untuk memperbaiki diri meskipun rasanya itu mustahil."ucap Azura.
"Apa kau tidak mengerti dengan apa yang aku katakan Ayudia?"
"Azura itu nama ku, jangan buat aku semakin merasa berdosa karena telah menggunakan nama yang orang tua ku berikan dengan cinta tapi aku justru telah menyakiti mereka dengan perbuatan ku."ucap Azura.
tapi kenapa episod yang k 24 dan smpai seterusnya lama sangat yng nak keluar,,,apa lagi cerita nya bikin penasaran /Grimace/