Love You Sincerely ( Vega-Sherina )

Sherina mengangguk dalam pelukan.

Vega melepas pelukan dan menatap Sherina dengan wajah berbinar bahagia. "Aku pakaikan cincinnya ya," kata Vega.

Sherina mengangguk. "Tapi kenapa ada tiga cincin?" tanya Sherina, dia sudah penasaran sejak saat dia mengambil cincin tersebut.

Vega tersenyum dan menatap Sherina lekat. "Akan kuberitahu alasan kenapa ada tiga cincin."

"Apa?" tanya Sherina, keningnya sampai mengerut tajam karena saking penasarannya.

Vega tertawa kecil menatap wajah penasaran Sherina. "Tentu saja karena aku menyukai ketiga cincin ini. Dan aku tidak tahu kamu menyukai yang mana. Jadi, aku ambil saja ketiganya," kata Vega.

Sherina berdecak. "Aku pikir kenapa, dasar." omelnya.

"Ketiga cincin ini boleh kamu pakai semuanya," kata Vega, mengambil cincin yang ada permata dibagian tengah lalu menyematkan dijari manis Sherina.

Sherina tersenyum melihat bagaimana cantiknya cincin tersebut saat sudah terpasang dijari manisnya.

"Vega, ini sangat bagus. Aku menyukainya, dan ternyata seleramu oke juga tidak buruk," pujinya.

Vega tersenyum lebar, mencium jari manis Sherina. Hal tersebut tentu disambut tepuk tangan meriah oleh Suzu, Wasa, Vario, Supra, Eria, Satria, dan Ari.

"Cieee... Sweet-sweet!" teriak Wasa, dia paling heboh dan paling bahagia diantara mereka semua.

"Vega sudah tunangan cieee, sudah tidak jomblo lagi, uh uwu!" teriak Satria, lalu merangkul Eria yang berada disisinya tidak lupa kecupan mesra dipipi Eria Satria berikan.

Suara deheman dari Wasa, Supra, Suzu dan Vario pun bersahut-sahutan seolah mereka sedang tersedak sesuatu. Hal tersebut menambah suasana menjadi semakin ramai dan semakin memeriahkan acara pada malam hari ini.

Mendengar sorakan dari para teman-teman, Vega dan Sherina tidak bisa menahan senyum lebarnya. Tidak bisa berbohong keduanya sangatlah berbahagia dengan momen malam ini.

Mereka berdua sama sekali tidak percaya bahwa dibalik masalah yang sempat menunda pertunangannya kesedihan, tangisan, dan masalah yang sempat melanda hubungannya ternyata adalah bagian dari rencana Sang Pencipta agar terbentuk dan terciptalah momen yang lebih indah dan lebih mengejutkan. Ya, seperti sekarang ini, malam ini, dan didetik ini.

"Terimakasih Tuhan, aku sangatlah menyukai suprise dari-Mu." kata Sherina dan juga Vega didalam hati.

Ari tersenyum, dengan kedua tangan didalam saku celana dia menghampiri Sherina dan Vega yang sama-sama terlihat sangatlah bahagia.

"Sherina," panggil Ari.

Sherina menoleh begitu pula dengan Vega. "Ya, Ar," jawab Sherina, senyum dan binar bahagia diwajah dan bibirnya tetap terukir indah, sama sekali tidak memudar.

Ari mengangkat tangan dan mengacak poni Sherina, yang mana langsung membuat Sherina cemberut karena sudah pasti rambut poninya berantakan.

"Ar, kamu ini kebiasaan. Kamu suka sekali membuat poniku berantakan," Sherina memberengut kesal sambil merapihkan rambut poninya kembali.

Ari terkekeh dia merasa lucu dengan tingkah Sherina yang menurutnya sangatlah manis.

"Selamat atas pertunangan kalian berdua, jujur saja aku juga turut bahagia. Semoga hubungan kalian langgeng hingga pelaminan ya," kata Ari, dia mengucapkannya tulus dari dalam hati.

"Aamiin," jawab Vega dan sherina bersamaan.

"Terima kasih do'a-nya Ari, kamu memang teman terbaikku," kata Sherina lagi, dia memeluk Ari dengan hati bahagia.

Vega terkejut. "Sayang," tegur Vega, dia memang tidak cemburu lagi pada Ari tapi tetap saja Sherina harus tahu batasan.

Sherina yang paham segera melepas pelukannya pada Ari. Lalu berganti memeluk Vega dengan erat.

"Aku sangatlah bahagia malam ini, Vega. Rasanya bibirku ini tidak bisa untuk berhenti tersenyum."

kata Sherina, dan langsung disambut gelak tawa oleh Vega, Ari, Suzu, Supra, Wasa, Vario, Eria, dan Satria.

Semua mematikan kamera ponselnya, dan tentunya kembali menyimpannya didalam slingbag dan ada pula yang menyimpan didalam saku.

"Baiklah, semuanya! Karena acara inti sudah selesai mari kita makan-makan!" teriak Wasa, tentu saja disambung dengan sorakan bahagia oleh yang lain.

Menurut mereka bagian makan-makan ini juga termasuk penting, jika tidak ada makan-makan tentu saja acara terasa hambar dan terasa ada yang kurang. Yah, seperti itulah tingkah anak muda.

"Makan-makan apa? Orang hanya makanan ringan saja," ejek Ari, yang tentunya hanya bercanda saja.

Vario angkat tangan dan berteriak. "Harap tenang! Ada ketupat dicampur santan!"

"Cakep!" seru mereka semua.

Vario melongo. "Dih, siapa juga yang ingin berpantun, memanglah aku membawa ketupat campur santan kok,"

"Hahaha!" Suzu, Ari, Supra, Wasa, Satria, Eria, Vega, dan Sherina tertawa serentak. Bahkan saking merasa lucunya Sherina sampai tertawa terpingkal-pingkal.

Vega menggeleng heran melihat tingkah kocak nan lucu para temannya. Jika saja Vega tahu ini adalah rencana acara untuknya sudah pasti Vega akan memesan makanan yang banyak dan tentu memesan menu yang lezat-lezat untuk mereka semua. Tapi karena Vega tidak tahu menahu tentang acara ini jadi, ya biarkan saja apa adanya.

Vega yang tengah memandang teman-temannya beralih tatap pada Sherina, dia terlihat memegangi perut dengan satu tangan dan tangan yang satunya lagi membekap mulut. Vega dibuat heran lagi oleh polah Sherina yang masih saja tertawa

Vega menatap Sherina. "Hei, kamu terlihat bahagia sekali malam ini?" kata Vega, dia sengaja menggoda Sherina.

Sherina berusaha menghentikan tawanya. "Sungguh, aku tidak tahan melihat kelucuan mereka Vega, aku lihat-lihat teman-temanmu memang suka becanda dan mereka--ah! pokoknya aku kagum sekali dengan tingkah teman-teman kamu, Veg," kata Sherina.

Vega menatap Sherina jeli. "Kamu mengagumi mereka tapi tidak mengagumiku?"

Sherina terdiam, dia kembali mengingat perkataannya yang baru saja keluar dari bibirnya, dan mulai mengoreksinya. Takutnya Sherina sudah salah ucap dan berakhir Vega kembali murka.

Vega tersenyum melihat ekspresi wajah Sherina yang menjadi terlihat serius namun terkesan tegang.

"Memikirkan apa, hn? Sudahlah, ayo kita masuk tenda saja," kata Vega, dia menyeret pelan lengan Sherina menuju salah satu tenda dan Sherina pun hanya bisa pasrah dan menurut saja.

Tanpa sepengetahuan mereka berdua, Wasa, Vario, dan Ari yang sedang berebut ketupat campur santan milik Vario tentu saja melihat mereka berdua masuk kedalam tenda.

Seketika Wasa, Vario, dan Ari saling beradu pandang, mereka bertiga menebak bahwa Sherina dan Vega pasti sedang melakukan hal yang romantis dan manis didalam tenda sana.

Vario menggeleng. "Memang ya? Jika sudah memiliki pasangan sukanya sama tempat yang sepi-sepi seperti itu. Aku tidak heran sih," kata Vario, sambil membayangkan jika dia memiliki pasangan dia pasti juga akan seperti Vega dan Sherina.

Wasa meraup wajah Vario. "Iri bilang, bos," katanya, lalu tertawa keras saat melihat wajah tak terima Vario karena diraup olehnya.

Sedangkan Ari, dia lebih memilih makan camilan saja.