Kirana kembali ke kampung halamannya dengan tekad bulat—menuntut balas atas kematian ibunya yang tragis. Kampung yang dulunya penuh kenangan kini telah dikuasai oleh orang-orang yang mengabdi pada kekuatan gelap, para penyembah jin yang melakukan ritual mengerikan. Ibunya, yang menjadi tumbal bagi kepercayaan jahat mereka, meninggalkan luka mendalam di hati Kirana.
Apakah Kirana akan berhasil membalaskan dendam ibunya, ataukah ia akan terjerat dalam kutukan yang lebih dalam? Bagaimana ia menghadapi rintangan yang menghadang niat balas dendamnya? Temukan jawaban dari pertanyaan ini dalam perjalanan penuh ketegangan, misteri, dan kekuatan gelap yang tak terduga.
Apakah Kirana akan keluar sebagai pemenang, atau malah menjadi bagian dari kegelapan itu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nurulina, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 28
Sementara itu di tempat lain..........
Uhuk... Uhuk.. Uuhuk..!!!!
Seorang pria terbatuk batuk, sambil memegang dada nya, darah segar keluar dari mulut nya.
"Sial!!! Kenapa dadaku terasa sakit sekali!!!" ujar nya sambil memegangi dada nya yang terasa nyeri"
"Mereka kembali lagi, kali ini seperti nya mereka tidak bisa kita anggap sepele, seperti nya kita harus menunda rencana kita untuk menculik dua gadis itu" ujar seorang nenek nenek yang berjalan memasuki ruangan itu, tubuh nya yang bungkuk perlahan lahan tegak, begitu juga kulit kulit nya yang kendur kembali mengencang, dia perlahan lahan berubah menjadi wanita cantik,
"Apa tujuan mereka kembali lagi?" tanya pria itu sambil memegangi dada nya.
"Entah lah, gadis bernama Kirana itu bilang ingin mengunjungi rumah dan lahan milik orang tuanya, tapi seperti nya dia bukan gadis biasa, sebaiknya kita biar kan saja dulu, jangan terlalu terburu buru, aku tidak mau dua persembahan ku melarikan diri lagi, sudah bagus mereka kembali, kita tak susah susah menangkap mereka hahaha" ucap wanita itu, sambil tersenyum mengerikan,
"Pengikat yang ku buat untuk mereka, tapi malah bisa dihancur kan dengan mudah, baiklah, sementara ini aku suruh anak buah saja mengawasi mereka, kalau mereka macam-macam, aku sendiri yang turun tangan" ujar wanita itu lagi..
Nyai Surti memberikan segelas air, yang sudah di bacakan mantra, pada lelaki itu, dengan cepat lelaki itu pun meminum, seketika tubuh nya menjadi pulih....
Sementara itu di rumah Kirana....
Hari sudah mulai gelap, penerangan mereka hanya dari lampu teplok yang sebelum nya sudah ada dirumah Kirana, lampu itu sengaja di buat oleh ibu nya untuk keadaan saat mati listrik, untung nya minyak tanah masih banyak tersimpan di dapur.
"Sepertinya besok kita harus kembali ke kota, untuk mengurus pembayaran dan pemasangan listrik di rumah ini" kata Kirana.
"Tapi kak sebaiknya kita ke rumah pak Hamid dulu untuk melapor kan kedatangan kita" sahut Nisa,
"Iya benar Nisa, agar tidak menimbulkan kecurigaan, sebelum ke kota pagi besok kita ke rumah pak Hamid dulu"
Sehabis sholat isya, mereka memutuskan untuk istirahat, "Kirana... Nisa... Kalian istirahat saja dikamar, aku sama Rizal akan bergantian berjaga" ucap Azka.
"Iya kami akan jaga malam ini, lagian motor di luar aku sama Azka akan tidur di teras saja" sambung Rizal.
"Iya iya makasih ya Azka... Rizal...." ucap Kirana.
Kirana dan Nisa pun bergegas masuk ke kamar, untuk tidur dan istirahat, sementara Rizal dan Azka memilih mengembang tikar di luar, bukan apa apa, tapi selain untuk berjaga jaga, karna motor pun mereka taruh diluar, juga untuk menjaga adab bagaimana pun mereka bukan muhrim nya, meskipun sudah bersahabat sejak lama, tetapi mereka harus tetap punya batasan.
Malam itu pisau dan yang lain nya sudah di persiapkan, jaga jaga kalau ada penyerangan, Azka dan Rizal memilih memasang api unggun di halaman, karena malam itu hawa nya semakin dingin, mereka tidur memakai sleepingbag yang mereka beli di toko peralatan pendakian kemarin di kota A.
"Rizal lu duluan tidur, biar aku yang jaga duluan, nanti jam satu ku bangunin" seru Azka.
"Iya iya hoaaamm.. Memang dah ngantuk juga ini" sahut Rizal sambil menutup mulut nya karena menguap, meskipun masih jam sembilan malam, tapi ia benar benar ngantuk, Rizal langsung tidur, masuk ke dalam SB seperti kepompong.
Sementara Azka, duduk di samping tubuh Rizal dan memainkan game di gawai nya, untung lah tadi mereka menyiapkan powerbank untuk berjaga jaga.
Malam itu sunyi, hanya terdengar suara binatang malam ber bunyi, jam demi jam pun berlalu, tidak ada yang aneh malam itu, sampai pukul satu, Azka langsung membangun kan Rizal yang terlelap sejak tadi, kini gantian Rizal yang berjaga, untung nya malam ini lancar tanpa gangguan.
Allahuakbar Allahu akbar!!!
yang semangat dong yang semangat dong
aku penasaran nih
semangat terus pokoknya author saya tunggu lanjutan eps nya👍🔥🔥🔥