Selama tiga tahun, Latina menahan diri hidup bersama suaminya, Jason.
Perjodohan paksa, membuat Latina harus merasakan bahwa ia tidak pernah dicintai.
Ada wanita lain di sisi suaminya. Namun, ada yang berubah di hari ulang tahun pernikahan mereka.
Jason mengharapkan malam pertama setelah beberapa tahun enggan menyentuh istrinya.
Apakah Latina mampu melakukannya?
Terlebih ada rahasia di sana.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Miracle, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Merekam
Sungguh pria yang otaknya hanya dipenuhi dengan adegan ranjang. Latina ingin berkomentar, meski ia ingin sekali menceramahi Dean.
Percuma saja sebab kalimat yang ia katakan, hanya akan masuk kuping kanan, lalu keluar kuping kiri. Dean tidak akan peduli. Bagi pemuda itu, ia punya aturan sendiri. Tidak! Tetapi, ia sendiri adalah aturan. Semua harus mengikuti perintahnya.
Daripada mendebat, lebih baik Latina segera memejamkan matanya. Jangan sampai Dean meminta jatah lagi dikarenakan akan pergi ke luar negeri. Sebelum pemuda itu keluar dari kamar mandi, Latina harus segera tidur.
Terdengar suara kamar mandi yang digeser. Latina lekas memejamkan matanya. Dean melangkah mendekat, ia menganjurkan kepala untuk melihat Latina yang telah memejamkan mata.
"Kau pikir aku anak kecil yang bisa kau tipu? Tidak mempan!" ucap Dean.
Latina membuka matanya. "Aku hanya ingin tidur."
"Nanti dulu." Dean mengambil sesuatu dalam lemari pakaiannya. Sebuah alat perekam. "Kita main sekali lagi."
Latina beringsut bangun dari rebahannya. Jelas ia bingung mengapa si Dean ini membawa handycam. "Buat apa itu?"
"Hanya untuk kesenangan." Dean menarik meja bundar. Mengatur posisi perekam itu sebaik mungkin agar bisa menyorot penuh ke arah tempat tidur.
"Jangan lakukan itu!" Latina sepertinya tahu apa yang ingin Dean lakukan. Ia tidak akan membiarkan pemuda gila ini melakukan hal tidak terpuji. Aksi merekam adegan di tempat tidur sangat berakibat fatal bila tanpa sengaja tersebar.
"Diamlah!" bentak Dean. "Siapa dirimu sampai harus melarangku ini dan itu? Cukup diam. Jadilah wanita penurut."
Setelah dirasa pas, Dean membuka handuk yang melilit pinggangnya. Ia berjalan mendekat, menarik selimut tebal yang Latina pakai. Sontak hal itu membuat Latina melindungi tubuhnya. Ia belum berpakaian karena baju itu tergeletak di sofa depan. Lagi pula ia tadi menuruti permintaan Dean yang menginginkan agar ia tidur tanpa busana.
Dean menarik rambut Latina begitu saja. Membuat posisi wajahnya tepat pada bagian terlarang itu sendiri.
"Tidak perlu aku jelaskan, bukan? Kau bisa mengerti sendiri."
Latina mendongak menatap Dean. Dalam hati, ia mengutuk pria ini. Berharap pesawat yang ditumpanginya meledak atau apalah itu, asal Dean bisa mati mengenaskan.
Menurut saja. Latina menikmati ketegangan yang penuh dengan urat menonjol itu dalam mulutnya. Dean mendongak. Hangat sekali rongga mulut wanitanya. Ia suka, dan perlahan bergerak sembari kedua tangannya membelai rambut Latina.
"Lebih dalam lagi, Sayang. Mainkan juga bagian bawahnya." Dean menginginkan itu.
Perintah, ya, harus dituruti. Dengan kedua tangannya, Latina mengusap, memutar benda yang telah basar oleh ludahnya. Ia mencengkeram kuat sembari memainkan tangan naik turun. Latina juga mencucup dua bagian kecil dari kesatuan barang terlarang itu.
"Kau memang pandai, Sayang." Dean bisa gila begini. Ia jadi punya ide. Jika Latina berhalangan, ia bisa meminta dipuaskan dengan cara seperti ini. Perjanjiannya hanya setahun dan Dean tidak akan menyia-yiakannya begitu saja. Uangnya sudah banyak keluar untuk Jason. Sebagai gantinya, istri dari pria itu menjadi miliknya.
Dean mendorong Latina hingga jatuh terbaring. Ia memulai aksinya. Memasuki Latina secara perlahan, lalu menghunjamnya dalam.
"Aku tahu kau kesal. Tapi, permainan ini untuk malam selanjutnya, karena aku akan kembali dalam waktu dua hari."
"Terserah apa yang kau katakan. Aku juga tidak bisa menolaknya, kan?"
Dean tersenyum, lalu mengecup bibir wanitanya. "Aku suka menjadi seorang yang dominan."
TBC
pikiranku langsung selancar ke film BBF..
akhirnya meledak juga bom nya