'Ketika nona arogan berubah'
Apakah kalian berfikir bahwa aku akan berubah menjadi gadis yang baik,sopan,ramah,rendah hati?
Kalian salah,aku akan berubah menjadi malaikat pencabut nyawa untuk orang-orang yang menghancurkan kehidupan ku.
***
Alana Blanchard meninggal di usia 18 tahun karna tertabrak mobil truk yang membuat tubuhnya hancur dan tak berbentuk,bahkan hanya kepalanya yang terkubur karna keluarganya tak mau repot-repot mencari bagian tubuh lainnya.
Bahkan semua orang menganggap kematiannya adalah sebuah berkat,termasuk keluarga dan juga tunangannya.
Namun Tuhan memberikannya kesempatan kedua,hingga ia kembali ke satu tahun lalu dimana setahun kemudian adalah hari kematiannya.
Namun Alana hanya sendiri melawan keluarganya yang berpengaruh besar,belum lagi dengan keluarga tunangannya yang punya organisasi mafia.
Akhirnya Alana meminta bantuan Paman kecil dari tunangannya,yang ia tahu adalah orang terpenting dan paling berpengaruh dikeluarga besar mereka.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon hantari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pergi?
"ALANA!"
Baru saja menuruni tangga untuk pergi ke luar Alana harus menerima teriakan memanggil namanya, apalagi sekarang?
"Bisa gak sih gak usah teriak-teriak?",tanyanya dengan kesal saat sudah berdiri di depan Zahra.
"Kalo sama kamu gak bisa Alana!,selalu aja ada tingkahnya,liat apa yang udah kamu lakukan sama Celine!",pekik Zahra kelewat geram ingin sekali ia menampar gadis di depannya itu.
Alana memalingkan tatapannya,ia baru sadar ada Celine dan Rafael di sebelah ibu tirinya itu,ia kemudian membawa kembali tatapannya ke ibu tirinya itu."Aku hanya berniat membantunya!",sarkasnya.
"Membantu?,membantu apa Alana?,apakah menendangku?,menampar Rafael dan juga menendangnya bahkan kamu juga memukul dua teman Rafael itu membantu?,bahkan kamu juga mengatai Rafael sampah",tanya Celine kembali terisak hingga Rafael memeluknya.
"Tentu saja,pertama aku membantu mu berakting menyedihkan sehingga aku perlu menendang mu,dan aku menendang pria ini karena dia yang lebih dulu memukul ku dan dia memang seorang sampah karna berani memukul perempuan.Untuk kedua temannya mereka yang lebih dulu mengatai ku",jawab Alana pada mamanya itu,seolah menjelaskan.
Rafael terdiam memperhatikan sosok Alana di depannya itu,ia cukup terkejut dengan perubahan gadis itu,bisa di lihat saat Alana melihatnya tadi binar mata yang selalu ia tunjukkan saat menatapnya kini hilang entah kemana,hanya ada tatapan dingin dan tajam yang entah kenapa membuat dadanya sesak.
Zahra menggeleng,"Gak ngerti sama jalan pikiran kamu itu!,mama gak pernah ngajarin kamu kayak gini Alana!"
"Mama sadar gak sih,mama itu gak pernah ngajarin aku dari kecil hingga aku sebesar ini!,yang selalu mama perhatikan dan ajarin itu Celine!bukan Aku!"Tegas Alana dengan intonasi yang meninggi,dadanya naik turun meskipun ia tahu wanita itu bukan orangtuanya tapi tetap saja ia sakit hati atas semua perlakukannya selama ini.
"Alana!!"
Baru saja menyelesaikan ucapannya,seseorang kembali meneriaki namanya dari arah pintu dan tentu saja Alana tahu siapa itu,bahkan langkahnya kini begitu cepat ke arahnya dan baru saja ia menoleh tiba-tiba…
PLAK!
Tamparan yang begitu keras mendarat di pipinya,terhitung sudah dua kali ia di tampar hari ini oleh dua laki-laki dengan tangan besar mereka.
Bahkan tubuh Alana sempoyongan hingga akan terjatuh menerima tamparan yang begitu kuat itu,sungguh air matanya tak bisa di tahan lagi,meskipun sudah menguatkan hatinya untuk membenci dan membekukan hatinya tetap saja itu sakit terlebih itu adalah ayah kandungnya.
"Apakah begitu cara mu berbicara pada orangtua mu?!,papa tidak pernah punya anak yang tidak tahu sopan santu sepertimu,bahkan mama kamu sendiri kamu bentak seperti itu?!,mau jadi apa kamu ha!"
Alga yang datang bersama papanya tersenyum senang, entahlah kenapa ia begitu senang melihat adik kandungnya terluka apalagi saat mendapatkan hukuman dan pukulan dari papanya.
"Udah pa,mama gak apa-apa",entah entah sejak kapan Zahra sudah terisak sekarang, kini ia memeluk lengan kekar suaminya itu.
Alana menatap tajam ke arah papanya itu dengan memegangi pipinya yang begitu sakit.
"Jangan sampai papa kehilangan kendali dan mengusir kamu dari rumah ini!dan gak akan menganggap kamu anak ku lagi!,jangan kamu pancing papa.",kalimat terakhir begitu di tekan dan penuh peringatan.
Deg
Alana menitikan air matanya,mengusir dan tidak menganggapnya anak katanya,apakah dia masih bisa di sebuah seorang papa.
Celine yang mendengar itu diam-diam tersenyum,"Jangan bermain-main denganku Alana,sejak lama semua kasih sayang di rumah Ini sudah ada padaku,bahkan kau yang pantas di sebut anak pungut!"
"Papa ingin mengusirku,tidak menganggapku anak lagi?,lakukan saja!",begitu tenang namun bergetar karna menahan tangis,namun nada bicaranya begitu dingin.
Sang papa kini menatapnya dengan tatapan aneh.
"Lakukan saja pa!,Alana juga udah capek menjadi anak yang tersisihkan di keluarga ini!,Alana benci papa yang selalu dengan mudahnya melayangkan tangan pada Alana!,Alana benci pada papa yang lebih menyayangi anak orang lain di bandingkan anak kandung sendiri!"
"Papa pikir Alana gak sakit setiap kali melihat papa yang membacakan dongen pada Celine setiap kali ia akan tidur?,papa selalu membawa Celine tidur ke kamar papa setiap kali ia tidak bisa tidur, sedangkan Alana?,apakah papa pernah memperlakukan Alana seperti papa mempermalukan Celine?",Alana bernostalgia mengingat ketika ia masih berusia 6 tahun
"Enggak pa!enggak!",sentak Alana dengan air mata yang sudah tumpah,"Yang papa kasih ke Alana hanya luka,luka dan luka!, setiap kali Alana minta perhatian papa,yang papa kasih hanya bentakan setelah itu uang!,sedikitpun gak pernah ada cinta dan kasih sayang yang papa berikan ke Alana sejak kecil!,Alana sebenarnya gak sebutuh itu dengan uang papa,Alana butuh perhatian dan kasih sayang papa seperti yang papa berikan untuk Celine kak Aldi dan kak Alga"
Alvarez membeku, hatinya tiba-tiba mencelos dan entah kenapa ia melihat sosok lain di diri Alana yang sedang memarahinya,apakah itu dia?pikirnya.
"Satu hal yang Alana tahu setelah sekian lama kalau Papa memang tidak pernah menginginkan kehadiran Alana!.Papa kak Aldi,kak Alga kalian membenci kehadiran ku!"
"Papa…",Alvarez merasa tenggorokan nya tercekat melihat Alana menangis.
"Alana lelah pa,kalau itu yang memang papa mau oke!Alana bakal pergi seperti yang papa mau!,Alana akan menganggap kalau Alana tidak pernah punya keluarga!"
Setelah mengatakannya Alana menghapus air matanya dan hendak pergi saat Zahra tiba-tiba menahan tangannya.
"Alana maaafin mama!", ucapnya tapi dengan cepat tangannya di tepis kasar.
"LEPAS wanita munafik!,kamu bukan mama saya!,mama saya sudah meninggal!"
DEG…
Semua yang ada di sana terkejut terlebih Alvarez, tatapannya kini berbeda pada Alana.
"Ka…kamu tahu?", tanyanya gelagapan.
"Tentu saja!,bahkan Alana tahu kalau dia adalah putri kandungnya!",tunjuk Alana pada Celine yang membuat mata Zahra melotot.
"Alana apa yang kamu katakan!!",teriak Zahra tiba-tiba melihat suaminya dengan panik.
"Gak usah teriak!,saya tahu banyak hal lagi!",sentak Alana menepis tangan Zahra yang ingin menamparnya.
Tanpa berbicara lebih banyak lagi,Alana berbalik sebelum memberikan tatapan tajam pada papa dan kakaknya,ia berlari keluar dan mendapati kakak tertuanya di balik pintu tapi ia mengabaikannya dan kembali berlari.
Alvarez tersadar dan dengan cepat ia berlari mengejar Alana begitupun Alga dan Rafael.
***
"Alana tunggu!,jika kamu keluar dari gerbang itu selangkah saja maka selamanya papa benar-benar tidak akan menganggap putri papa lagi!,dan tidak akan membiarkan kamu menginjakkan kaki di rumah ini lagi selamanya!"
Alana berbalik
Bersambung…