Di nikahi Om Om sexy dan tajir melintir, siapa yang menolak?
Alula Humaira, gadis 18 tahun ini di nikahi oleh lelaki super seksi dan super kaya.
Rayden Mas Rafael, pria berdarah Jawa Italia ini terpaksa harus menikahi Alula karena jebakan lelucon dari kekasihnya.
Emelly, violinis super cantik yang menipu kekasihnya dengan mengirimkan Alula sebagai istri pengganti.
Bagaimana kisah selanjutnya? Mampukah Alula bertahan hidup dengan lelaki kaya raya yang asing baginya?
NB _ Ini termasuk cerita ringan dan santai, tapi masalah konflik, kita lihat saja kedepannya, hehe.... Biasanya aku suka konflik yang lebih greget....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pasha Ayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mendaftar
Raden meneguk minuman dari gelas milik Alula. Baru mengenal, mereka sudah saling berbagi makanan bahkan minuman.
"Jadi kenapa kamu berurusan dengan Emelly? Aku barusan bertanya!" Ulang Raden.
Alula meneguk minumannya lalu kembali menatap Raden setelah mengusap bibirnya dengan tisu.
"Sudah Lula bilang kan? Rumah Alula di beli Nona Emelly, itulah makanya Lula mau menebusnya dengan cara bekerja untuknya. Itu satu-satunya rumah peninggalan orang tua Lula dan Lula tidak mau luntang-lantung di jalanan." Sendu Alula.
"Kenapa bisa di beli Emelly sementara kamu sendiri tidak punya tempat tinggal lain?"
"Itu urusan pribadi Lula, untuk apa Om kepo!" Sanggah Alula judes. Raden tidak perlu tahu kenapa rumah itu bisa sampai di lelang, karena ini menyangkut privasi abangnya.
Raden menghela napas sabar. "Hey, Alula Humaira, aku ini suami mu." Ucapnya.
"Suami macam apa, tidak mencintai, bisanya cuma mengancam! Cih!" Alula berdecih kesamping.
Raden terkekeh. "Jadi kamu mau aku cintai?"
"Enggak!" Geleng Alula cepat.
"Kamu tadi protes." Sambung Raden menyengir. Entah kenapa, Alula tak pernah membuatnya bosan. "Mau jadi istri tercinta hmm?" Tawarnya lagi.
Alula menaikan ujung bibirnya. "Sorry!" Sinis nya menolak.
Raden menyandar pada sofa nya dengan masih menatap Alula. "Apa permintaan mu setelah menjadi istriku?" Tawar nya.
"Tidak ada, selain dari pada Om bebas kan aku, meskipun aku istrimu kenyataannya Om menikahi ku bukan untuk hidup bersama, tapi menyelamatkan diri dari rasa malu Om yang sudah mengundang banyak tamu kan?" Cetus Alula.
"Sok tahu!" Sergah Raden.
"Lalu?"
Raden mendekati wajah Alula agar lebih intens lagi. "Aku mau membuat Emelly cemburu padamu. Biar Emelly merasakan di makan pelurunya sendiri, dia melepaskan mu untuk membunuh ku, tapi akan aku balikkan keadaan, kau yang akan menjadi pembunuh nya."
"Apa?" Alula memekik dengan mata yang melotot. "Jadi Om menikahi ku karena dendam Om sama Nona Emelly saja?"
Raden kembali bersandar. "Yah, begitulah kira-kira tujuan ku menikahi mu bocah kecil." Ujarnya.
Alula menggeleng ringan, sungguh tak habis pikir dengan apa yang Raden katakan barusan.
Jadi sekarang, status Alula ini status palsu? Sementara ada masa depan yang masih ingin sekali Alula capai di usia mudanya.
"Sekarang kita sama-sama saja saling meraup keuntungan dari pernikahan ini, aku tawarkan padamu sekali lagi, apa yang kamu mau dariku?" Tambah Raden.
Alula terdiam sejenak sebelum kemudian ia kembali bersuara. "Apa akan di kabulkan?"
"Tentu saja, I'm Rich Man, selama permintaan mu berhubungan dengan materi, aku bisa memenuhinya." Jawab Raden merentangkan kedua tangannya.
"Benarkah?"
"Hmm!" Angguk Raden.
Alula berpikir sejenak lalu menyeletuk kan keinginannya. "Lula mau Om biayai kuliah Nakula. Biarkan dia kuliah di perguruan tinggi yang bagus." Pintanya.
Raden melihat sisi lain dari gadis arogan itu, terlepas dari semua kelicikannya, Alula sangat memikirkan keluarganya. "Kamu sendiri?" Tanyanya.
Alula menggeleng. "Lula tidak melanjutkan tahun ini, Lula mau ngumpulin duit yang banyak dulu buat masuk kuliah nanti, Lula mau kerja part time di restoran, pom bensin dan bengkel." Katanya polos.
Raden mengerut kening. "Kamu pikir aku akan mengizinkan istri ku bekerja di tempat seperti itu? Tengah malam kamu bau oli, solar, berdandan acak-acakan, tidak sedap di pandang, lalu kembali ke kamar ku dengan pakaian dekil mu begitu?" Tukas nya.
"Mau bagaimana lagi? Lula bukan violinis cantik seperti pacar Om!" Pekik Alula.
"Makanya tidak usah sok-sokan bekerja, dari pada membuat ku pusing dengan ulah mu, lebih baik kamu kuliah saja." Sela Raden.
"Memangnya Om mau bayarin kuliah Lula dan Nakula?"
Raden mengangguk pasti. "Of course! Sudah ku bilang, I'm Rich Man." Sombong nya.
Alula termenung menatap wajah tampan suaminya, terlepas dari semua kesialan ini, Alula bersyukur jika Raden mau membiayai nya kuliah.
"Mulai besok, daftar kuliah di fakultas yang kamu mau!" Titah Raden. Aku mau kamu mendapatkan hidup layak dan Emelly akan benar-benar mengira aku sudah benar-benar menjadikan mu istri kesayangan ku. Batinnya.
"Baiklah." Alula menyengir.
...----------------...
Pagi hari yang cerah, terik sinar mentari menerjang masuk mengenai wajah tampan Raden yang lekas menggeliatkan tubuhnya.
Setidaknya jam 9 masih pagi bagi Raden, tubuhnya sedikit pegal, malam tadi dia tidur terduduk di atas sofa.
Raden membuka mata hijaunya, menoleh ke kanan kiri secara perlahan dan lemas. Dia lihat seksama, gadis mungil yang semalam tidur di ranjang pengantinnya tak lagi nampak di retinanya.
Raden bangkit dari duduknya, meregangkan otot-otot yang tegang, kemudian bertepuk tangan memanggil Bastian yang biasanya melayaninya.
Dalam sekerjap mata Bastian hadir di hadapannya dengan pakaian rapi nya, entah tidur entah tidak, Bastian selalu ada untuk Raden.
"Sudah bangun? Tidak terjadi apa-apa malam tadi kan?" Tanya Bastian.
Raden mengernyit. "Tentu saja! Kau pikir aku tega memakan gadis bau kencur?"
"Baguslah." Bastian terkikik mendapati wajah memerah sang Tuan.
"Kemana anak itu?" Sambung Raden.
"Nyonya muda sudah pergi, dia bilang mau mendaftar kuliah. Bukanya Bos yang memberikan fasilitas itu? Aku lihat Bos sudah memberinya kartu kredit."
Raden manggut-manggut. "Baguslah, sekarang siapkan mobil, kita jemput Alula dan mengajaknya ke Paris. Drama honey moon akan lebih meyakinkan pernikahan ku, kamu urus paspor Alula."
Bastian mengangkat kedua bahu. "Ok." Tidak ada yang sulit bagi Bastian, menyulap paspor dan lain sebagainya perkara yang sangat mudah.
...----------------...
Di lain tempat, tepatnya di lobby kampus terbaik negara ini. Alula tengah berhadapan dengan tiga gadis populer di SMA nya, sepertinya mereka juga sedang mendaftar kuliah di universitas yang Alula masuki.
Cherry, Sindy, Hana, menatap Alula dari atas hingga bawah, Alula berpakaian usang, kaos longgar berwarna putih butek, jumpsuit denim berwarna pink pudar dan tas sepatu yang tak kalah usang nya.
Pagi tadi Alula sempat pulang ke rumah yang sekarang menjadi milik Emelly, untuk mengambil beberapa lembar pakaian ganti.
Hari ini Alula mendaftar kuliah, sesuai perintah suaminya malam tadi. Dari pada kerja dan bau oli, Raden lebih suka Alula kuliah.
"Heh, Lula, nggak salah kamu kuliah di sini hah?" Cherry bertanya seolah mengejek.
"Tidak." Jawab Alula.
"Punya uang kamu?" Timpal Hana mencibir.
"Tidak sebanyak kalian, tapi ada." Jawab Alula lagi.
Sindy berdecih. "Eh besty, kalian percaya nggak sama Lula? Berapa banyak uang pendaftaran di sini? Berapa banyak uang semester di sini? Pantes nggak Lula kuliah di sini?" Tanyanya pada teman-temannya.
"Ya enggak lah, jual diri dulu baru mampu." Sambung Cherry.
Semua orang menertawakan gadis mungil itu. Sialnya lagi adalah, Alula sedang berhadapan dengan anak dari salah satu donatur tetap di kampus ini. Alula tak bisa melawan meskipun ingin.
...😚𝗕𝗮𝗯 𝗶𝗻𝗶 𝘁𝗲𝗹𝗮𝗵 𝘀𝗲𝗹𝗲𝘀𝗮𝗶😚...
...ᴰᵘᵏᵘⁿᵍ ᵃᵘᵗʰᵒʳ ᵈᵉⁿᵍᵃⁿ ᴸᴵᴷᴱ ⱽᴼᵀᴱ ᴷᴼᴹᴱᴺ ᵈᵃⁿ ᴴᴬᴰᴵᴬᴴ🙏...
bisa mati rasa