Luke Bryan Smith adalah pria yang paling di takuti di SMA Alexander High school, ia merupakan cucu dari pemilik sekolah ternama itu. Dimana di sekolah hanya di isi oleh orang kalangan atas, ada beberapa siswa yang masuk lewat jalur beasiswa juga.
Ia punya pacar yang bernama Agatha Christie, mereka sudah pacaran selama 2 tahun sejak Agatha sekolah SMP, tapi sayangnya ketika mereka SMA Agatha harus pindah keluar Negeri karena berbagai alasan.
Walaupun begitu Hubungan mereka masih berjalan cukup baik hingga sekarang, tetapi semua itu berubah ketika ada seorang siswa baru jalur beasiswa masuk ke sekolah yang sama dengan Bryan.
Bryan justru malah lebih peduli pada wanita itu, masalah dalam hubungan Bryan dan Agatha semakin banyak.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nadia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Masalah dalam Hidup tidak selamanya tentang Uang
Sore harinya Agatha sedang bersantai di taman belakang rumahnya sendirian sembari menikmati secangkir coklat panas, Arhan yang melihat Agatha sendirian langsung menghampiri adiknya itu.
Arhan baru saja pulang dari kantor batunya ia bekerja, "Udah makan belum?" Tanya Arhan tiba-tiba membuat Agatha sedikit terkejut.
"Apaan sih kak muncul tiba-tiba? Kaget tau, aku belum makan sengaja nungguin kakak pulang, soalnya kalau makan sendirian males banget," Balas Agatha menatap Arhan sambil tersenyum.
"Ya udah, kamu tunggu di meja makan. Kakak mandi dulu okey."
"Siap kak."
Agatha pergi ke ruang makan, pelayan di rumahnya sudah menyiapkan menu makan malam yang di minta Agatha tadi.
"Tolong buatin jus Mangga yah, aku lagi pengen jus soalnya," Titah Agatha.
Cuaca sore hari ini sangat mendung, bahkan sudah mulai gerimis di barengi petir. Agatha agak takut ketika petir berbunyi di mana-mana, tidak lama setelah itu Arhan keluar dari kamarnya, ia sudah ganti pakaian dengan pakaian tidur.
Mereka berdua mulai makan malam, hujan pun turun semakin deras. Langit mulai malam, membuat suasana semakin mencekam bagi Agatha yang takut dengan suara petir.
Agatha yang selesai makan tengah bersembunyi di kamarnya, menutupi tubuhnya dengan selimut. Ia tidak mau mendengar suara petir, Arhan yang mengetahui kalau adiknya selalu takut dan gelisah kalau hujan bergegas ke kamar Agatha.
Arhan duduk di samping Agatha yang tiduran dengan menutup seluruh badannya menggunakan selimut, "Udah tenang, kakak di sini," Arhan mengelus kepala Agatha.
Agatha membuka selimut yang mengurangi wajahnya, setelah memastikan kalau kakaknya ada di sampingnya ia langsung memeluk Arhan sambil memejamkan mata, tubuhnya gemetar ketakutan.
Dulu di Amerika karena keluarganya hanya sibuk dengan pekerjaan, Agatha sering sekali di tinggal di rumah sendirian. Terkadang hanya Arhan yang benar-benar peduli pada nya, hanya Arhan yang selalu menenangkan Agatha ketika ketakutan.
Agatha mulai merasa tenang di pelukan Arhan, "Udah yah, di sini ada kakak kamu gak perlu takut lagi."
"Kakak jangan tinggalin aku yah? Aku gak mau sendirian lagi, aku gak suka sendirian."
Arhan mengelus rambut Agatha lembut, "Kakak janji gak bakalan lakuin itu."
___________
Di tempat lain Bryan malah sedang memandangi Anita dari kejauhan, Anita tengah hujan-hujanan di taman belakang. Anita tampak terlihat begitu bahagia menikmati hujan yang membasahi tubuhnya, senyum di bibir Anita terlukis indah.
"Kayak bocah aja hujan-hujanan," Gumam Bryan tersenyum ketus.
Seorang pria dengan stelan jas hitam menghampiri Bryan, "Tuan saya sudah cari tahu mengenai pria yang anda katakan tadi," Jelasnya.
"Okey, jadi apa yang lu dapetin?"
"Dia salah satu anak dari karyawan baru di perusahaan Ayah anda, ibunya sedang di rawat di rumah sakit karena gagal ginjal. Awalnya ayahnya dia merupakan seorang pengusaha sukses di Singapura, tetapi karena terjebak banyak hutang perusahaan itu bangkrut. Mengenai masalahnya yang ribut dengan teman satu sekolahnya hingga ada yang koma itu benar, karena masalah itu juga akhirnya keluarga Alvaro memilih untuk tinggal di Indonesia," Jelas pria itu.
Kini senyuman tipis terukir di bibir Bryan, "Oke, makasih untuk infonya. Lu boleh pergi dari sini."
Pria itu merupakan asisten pribadi Bryan, ia bernama Adam.
Saat Bryan hendak ingin kembali melihat Anita, perempuan itu sudah tidak berada di taman belakang karena ibunya meminta Anita untuk segera mandi dan ganti baju. Nanti yang ada Anita kembali Deman seperti semalam, melihat kedekatan antara Anita dan ibunya membuat Bryan merasa sedikit iri.
Selama hidupnya ia bahkan jarang sekali di pedulikan oleh ibunya, untuk bicara dengan ibunya saja ia tidak punya waktu.
"Sialan, ngapain sih mikirin itu, mending sekarang aku telpon Agatha," Bryan berjalan menuju kamarnya sambil mencoba menghubungi Agatha, tetapi sayangnya Agatha tidak mengangkat telpon dari Bryan.
"Dia kemana sih?" Bryan sudah sampai di kamar, ia membaringkan tubuhnya di kasur sambil terus menatap layar ponselnya.
Setelah percobaan yang ketiga kalinya akhirnya Agatha mengangkat sambungan telpon dari Bryan, "Halo sayang," Sapa Bryan tersenyum merekah.
"Agatha lagi tidur, ini aku Arhan. Maaf banget aku angkat, soalnya ponsel Agatha bunyi beberapa kali," Ternyata yang mengangkat telpon adalah Arhan.
Bryan menjauhkan ponsel dari telinganya, ia menepuk jidatnya sendiri karena merasa malu, kemudian ia kembali mendekatkan ponsel itu ke telinganya.
"Maaf kak kalau aku ganggu, aku cuman khawatir aja karena Agatha gak angkat telpon bahkan bales pesan ku," Bryan cengengesan.
"Agatha baik-baik aja kok, sekarang dia lagi istirahat."
"Ya udah kak kalau Agatha nya udah tidur aku matiin telponnya, aku juga gak mau ganggu waktu istirahat Agatha, dia pasti kecapean sekarang."
"Okey."
Setelah sambungan telponnya mati Bryan melemparkan ponselnya ke sebelah kanan, "Sialan gue malu banget Bangsat."
__________
Keesokan harinya Agatha di jemput oleh Bryan untuk pergi ke sekolah, sesampainya di sekolah seperti kemarin Anita akan membawakan tas mereka menuju kelas.
"Oh iya, lu harus ikut acara perkemahan sekolah, karena lu pembantu gue," Bryan menunjuk wajah Anita.
"Iya," Balas Anita pasrah.
Sementara Agatha malah bermesraan dengan Bryan tanpa memperdulikan orang lain, tetapi siswa di sana memang tidak ada yang berani menganggu hubungan mereka berdua.
Karena keduanya sama-sama memiliki power yang kuat, kedua orang tua Agatha dan Bryan sama-sama orang yang memiliki kekuasaan juga uang. Jadi dapat di katakan kalau keduanya punya tingkat yang sama.
Guru di sekolah bahkan tidak ada satu pun yang berani melarang keduanya bermesraan di sekolah, yang ada nanti Bryan malah akan mengeluarkan mereka dari sekolah.
Kakek dan Neneknya Bryan yang masih menjadi pemilik sekolah begitu menyanyi Bryan karena Bryan adalah cucu satu-satunya mereka, kemungkinan besar sekolah ini juga nantinya akan di wariskan pada Bryan karena Bryan merupakan pewaris tunggal dari keluarganya.
Hidup yang begitu sempurna bukan? Tetapi hidup itu selalu adil, jika masalah dalam hidup bukan tentang uang. Maka akan ada masalah dari hal lainnya.
"Kamu semalam telpon aku? Terus Kak Arhan yang angkat?" Tanya Agatha menatap Bryan, mereka berhenti di tengah jalan, padahal mereka hanya tinggal beberapa langkah lagi menuju kelas.
"Iya."
"Tau gak? Dari tadi pagi, kak Arhan ledek aku karena kamu panggil aku sayang pake nada manja. Sebenernya gak papah sih, tapi agak berisik juga kalau di ulang terus."
"Aku minta maaf, aku kan gak tau kalau kakak mu yang bakalan angkat."
Agatha terdiam sambil tersenyum, "Ya udah gak papah, tapi aku seneng kamu khawatir sama aku semalam."
"Ya iya dong, masa aku gak khawatir sama pacarku sendiri."
Michael berdehem, "Masih pagi kali, jangan bikin orang lain muntah karena liat kebucinan kalian bisa kan?" Michael berjalan melewati mereka berdua untuk ke kelas duluan.
"Sirik aja jadi manusia, makannya pacaran biar bisa bucin juga," Teriak Agatha.
"Gak mau, belum ada cewek yang lebih menarik daripada dia," Balas Michael sinis.
"Dia? Dia siapa woy?" Tanya Lucy dan Agatha barengan, mereka penasaran dengan ucapan Michael.
Lucy juga Agatha mengejar Michael, karena dari yang mereka tau Michael belum pernah pacaran. Di tambah Michael juga tidak pernah bilang kalau ada cewek yang ia suka, jadi ketika Michael bilang begitu keduanya langsung penasaran.
Saat mau mengejar Agatha tiba-tiba Bryan melihat Alvaro di depannya, kini ia malah menghampiri Alvaro sambil tersenyum tipis.