Menjadi bahan taruhan untuk dijadikan mainan oleh pria terpopuler di kampusnya membuat Naina terperangkap dalam cinta palsu yang ditawarkan oleh Daniel.
Rasa cinta yang semakin berkembang di hatinya setiap harinya membuat Naina semakin terbuai akan perhatian dan kasih sayang yang pria itu berikan hingga Naina dengan suka rela memberikan kehormatannya pada pria itu.
Nasib buruk pun datang kepada Naina setelah ia mengetahui niat buruk pria itu menjadikannya kekasihnya hanya untuk barang taruhan semata. Karena setelah itu Naina pun dinyatakan hamil. Dan untuk menutupi aib anaknya, orang tua Naina pun beralih untuk megalihkan fakta jika anak Naina adalah anak mereka dan adik dari Naina.
Ikuti cerita lengkapnya di sini, yuk!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SHy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Semangat baru di hidupku
"Nai tidak apa-apa, Ayah." Balas Naina menghapus air mata yang membasahi pipinya.
Ibu mendekati Naina. "Nai... Bukankah sudah Ibu katakan kau jangan bersedih lagi..." Mengelus rambut putrinya.
Naina melebarkan senyumannya. "Nai hanya terharu memiliki Ayah dan Ibu yang sangat menyayangi Nai seperti ini." Ucap Naina lalu dengan cepat menghambur ke dalam pelukan ibunya. Kedua perut yang membuncit itu pun beradu. Hingga membuat pelukan mereka tidak erat. Naina dan Ibu tertawa. Begitu pula dengan Ayah dan Amara yang turut tertawa melihat pemandangan lucu di depan mereka.
Setelah satu minggu menemani Naina dan Ibu berada di rumah lamanya. Hari ini Ayah dan Amara pun kembali ke kota karena Amara sudah terlalu lama mengambil izin sekolah. Selama berada di kampung ayah, Naina dan Ibu pun melalui hari-hari mereka dengan damai ditemani Bibi Ajeng yang selalu datang sekali seminggu ke rumah mereka.
Untung saja penyamaran Ibu berpura-pura hamil selama empat bulan terakhir ini tidak pernah terbongkar sehingga Naina dan Ibu bisa bernafas lega melewati hari-hari mereka selama berada di sana. Namun Naina juga harus menahan rasa ingin keluarnya dari rumah selama empat bulan terakhir ini karena takut jika warga yang berada di sana mengetahui peyamaran sang Ibu yang berpura-pura hamil. Jika Naina ingin melakukan pemeriksaan kandungannya, Ibu dan Naina akan berangkat pagi-pagi buta meninggalkan rumah agar warga tidak ada yang melihat kepergian mereka.
*
Di atas brankar rumah sakit, Naina terlihat tengah berjuang melahirkan buah hatinya yang sudah tidak sabar ingin lahir ke dunia. Di samping brankarnya, sang ibu tak hentinya memberi semangat pada putri sulungnya untuk bisa melahirkan cucu pertamanya.
Oek
Oek
Suara tangisan bayi perempuan yang terdengar cukup nyaring itu membuat senyuman terbit di kedua sudut bibir Ibu dan Naina. Air mata haru mengalir begitu deras membasahi kedua pipi Naina saat bayi yang masih bewarna merah itu diperlihatkan di depan wajahnya.
"Ibu... Nai sudah menjadi seorang Ibu..." Ucap Naina dengan lirih sambil menggenggam tangan sang Ibu.
Ibu pun tak bisa menghentikan tangisannya yang semakin deras. "Selamat ya, nak..." Ucap Ibu mengelus kepala putrinya dengan sayang.
Di luar ruangan Ayah dan Amara terlihat mengucap rasa syukur yang sedalam-dalamnya atas kelancaran kelahiran putri dari Naina.
"Aku sudah menjadi seorang Tante, Ayah..." Seru Amara dengan senang sambil memeluk tubuh sang Ayah.
Ayah pun tersenyum. Membalas pelukan putrinya. Pria dewasa yang masih terlihat muda itu sungguh tidak menyangka, di usianya yang baru menginjak empat puluh tiga tahun itu ia sudah memiliki seorang cucu.
Tiga hari dirawat di rumah sakit, akhirnya hari ini Naina pun sudah diperbolehkan untuk pulang. Sesuai dengan rencana keluarga kecil itu, bayi mungil yang masih terlihat merah itu pun beralih menjadi anak dari Ibu Naina.
Selama dalam perjalanan, Naina tak henti-hentinya memandang wajah mungil dan cantik itu dengan sayang. Wajah mungil yang sangat mirip dengan wajahnya itu membuat Naina bersyukur, karena seumur hidupnya Naina tidak akan dihantui oleh bayang-bayang ayah dari bayinya karena tidak ada satu pun gen yang diturunkan oleh Daniel kepada putrinya.
Mama sangat menyayangimu putriku. Batin Naina sambil mengelus lembut pipi putrinya. Semangat baru di dalam hidupnya telah hadir di dunia. Dan Naina berjanji pada dirinya sendiri akan membahagiakan putrinya di hidup dan matinya.
***
Semakin kencang komennya... Votenyaa... Dan likenya... Maka author akan semakin rajin upnya☺ Sebagai bentuk dukungan atas karya author yang baru.
Terimakasih😊😊