NovelToon NovelToon
MUSUH Tapi MENITIPKAN BENIH

MUSUH Tapi MENITIPKAN BENIH

Status: tamat
Genre:Tamat / Angst / Romansa / Penyesalan Suami / Terpaksa Menikahi Suami Cacat
Popularitas:9.5M
Nilai: 4.7
Nama Author: Pansy Miracle

Jessica Adams harus mengalami hukuman selama enam tahun lamanya di dalam penjara karena dianggap lalai dalam mengemudi mobil, hingga menyebabkan seorang model bernama Natasha Linzky meninggal dunia.

Kekasih Natasha, Axel Ray Smith, menaruh dendam luar biasa hingga memaksakan sebuah pernikahan dengannya yang saat itu dalam keadaan lumpuh. Siksaan tubuh dan jiwa menyebabkan Jessica akhirnya mengalami trauma dan depresi, bahkan Axel menceraikannya dan membuangnya begitu saja tanpa mempedulikannya.

Namun yang tidak diketahui oleh Axel adalah bahwa ia telah menitipkan benihnya pada seorang wanita yang ia anggap sebagai musuhnya. Apakah masih ada benang merah yang mengikat keduanya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pansy Miracle, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

JIMMY DAN JESSICA

Dua hari sudah mereka fokus pada permasalahan perusahaaan. Hal itu membuat Axel dan Lexy kelelahan. Untung saja Win mampu mengambil alih kepemimpinan Perusahaan Smith sementara waktu, karena Ansel juga mengurus Perusahaan Smith yang lain agar tak terjadi hal yang sama.

Ketika Axel dan Lexy tengah beristirahat sejenak, Axel pun membuka pembicaraan yakni pertanyaan yang ia simpan sejak dua hari yang lalu.

“Dad, apa Jimmy berada di sini? Mengapa ia tak menemuiku?” tanya Axel.

Lexy menghela nafasnya pelan, “Ia hanya datang sebentar karena Dad membutuhkan bantuannya. Setelah selesai, ia akan kembali.”

“Tapi aku tak pernah hisa menghubunginya, Dad. Bisakah aku minta nomor ponselnya?” tanya Axel lagi.

“Ponsel Daddy kehabisan daya dan Daddy tak membawa pengisinya. Dad tak ingat nomor ponselnya,” jawab Lexy.

“Aku membawa kabel pengisi daya, Dad,” ujar Axel.

“Tak perlu. Nanti Dad isi di rumah saja. Dad ingin pulang dulu dan menemui Mommy.”

Lexy pun langsung berlalu dari sana, meninggalkan Axel dengan segala pertanyaan di dalam benaknya. Ia mulai merasa ada sesuatu yang disembunyikan oleh Dad Lexy, membuatnya ingin mencari tahu.

Axel mengambil ponselnya lalu menghubungi Win, “Win, bisakah kamu mengikuti pergerakan Daddy? Aku merasa ada sesuatu yang ia sembunyikan.”

Setelah menghubungi Win, Axel memejamkan matanya sesaat dan akhirnya ia terlelap. Ia tak pernah bisa tidur nyenyak akibat masalah yang terjadi. Untung saja para team IT berhasil mendapatkan posisi hacker dan Dad Lexy menurunkan sejumlah orang kepercayaannya menuju ke sana.

**

Axel terbangun ketika mendengar sebuah notifikasi di ponselnya. Ia membukanya dan ternyata Win mengirimkannya sebuah foto. Terlihat di sana Dad Lexy sedang bersama dengan Ansel dan juga Jimmy.

Jimmy? Itu benar Jimmy. Bagaimana bisa Dad bisa menghubunginya, sementara aku tak bisa. Apa ia tak ingin bertemu atau berkomunikasi denganku? - batin Axel.

“Ikuti Jimmy, Win. Pria berkacamata yang bersama Daddy. Aku ingin semua informasi tentangnya, serta semua aktivitasnya,” kata Axel, kemudian memutus sambungan ponselnya.

Axel yang biasanya cuek, kini menjadi ingin tahu. Ia merasa aneh dengan dirinya sendiri yang berbeda dengan dirinya yang dulu. Namun, ia merasa ada sesuatu yang janggal.

Tak ingin berlama-lama di perusahaan, Axel pun kembali ke apartemen. Masuk ke dalam apartemennya, tiba-tiba saja ia merasa kosong. Sebuah senyuman kecil ia ulas di bibirnya ketika mengingat Vanilla.

Axel mulai berpikir pulang ke rumah sehabis bekerja dan disambut oleh teriakan anak kecil yang berlari memeluk lalu menciumnya. Namun, ia kembali menghela nafasnya pelan. Angan-angan yang rasanya tak akan pernah menjadi nyata.

Sendiri lebih baik kan, Ax. Sejak dulu kamu sudah ditinggalkan oleh kekasihmu. Ia tak menginginkanmu, karena itulah ia hanya bermain-main denganmu. - batin Axel.

Axel masuk ke dalam kamar mandi lalu membersihkan dirinya. Ia menutup tirai lalu mematikan semua lampu. Setelahnya ia langsung membaringkan tubuhnya di atas tempat tidur. Hanya kegelapan yang menemani malam-malamnya.

**

“Sayang, masuklah ke dalam,” kata Jessica.

Ia melihat Vanilla berdiri di teras rumah, yang posisinya lebih tinggi dari jalan.

“Aku mau duduk di sini saja, Mommy,” kata Vanilla dengan suara lucunya yang menggemaskan.

“Kamu menunggu siapa?”

“Aunty Lin sedang pergi,” jawab Vanilla, tidak menjawab pertanyaan Jessica.

“Hmm … Aunty sedang menjemput Uncle Jimmy di bandara. Kamu merindukan Uncle?” tanya Jessica.

“Apa Uncle membawakanku oleh-oleh? Uncle kan bertemu dengan Grandma. Grandma pasti membawakanku banyak mainan kan Mommy,” ujar Vanilla.

Jessica tersenyum, “Mommy tidak tahu, sayang. Masuklah dulu, di luar dingin. Nanti kalau Uncle dan Aunty sudah pulang, pasti akan terdengar.”

Vanilla memanyunkan bibirnya dan menggembungkan pipinya. Hatinya seperti sedang kesepian, padahal Jessica selalu mengajaknya bermain.

“Mommy, kita ke kota yuk,” ajak Vanilla.

“Kamu mau membeli sesuatu, sayang?” tanya Jessica yang duduk di samping Vanilla. Kepala Jessica mulai terasa pusing karena udara dingin yang menerpa kulitnya, tapi ia berusaha menahan.

“Apa Uncle Ax ada di kota? Aku ingin bertemu dengannya, Mom.”

Jessica langsung memejamkan matanya, menetralkan semua perasaan yang saat ini berkecamuk di dalam hatinya. Putrinya hanya bertemu Axel satu kali, tapi semuanya tertanam begitu dalam di ingatannya.

“Mommy sedang kurang sehat, sayang. Apa kamu mau menemani Mommy di kamar?” tanya Jessica.

“Mommy sakit?” Vanilla langsung meletakkan punggung tangannya di dahi Jessica.

Suara klakson berbunyi, terlihat mobil memasuki area pekarangan. Vanilla yang tak bertemu dengan Jimmy selama beberapa hari pun langsung berlari.

“Uncle!” teriak Vanilla dengan wajah yang sumringah.

Jimmy yang mengemudikan mobil, sementara Verlin duduk di kursi samping kemudi. Ia keluar dengan senyum di wajahnya karena melihat wajah Vanilla yang menggemaskan dengan pipi chubby yang terlihat memerah.

“Halo, cantik!” Jimmy menggendong Vanilla dan tampak Jessica juga melangkah mendekat.

“Pekerjaanmu sudah selesai?” tanya Jessica.

“Belum semua. Aku kembali dulu karena ada beberapa hal yang harus kuurus,” kata Jimmy.

“Apa mengenai rencana pernikahanmu dengan Verlin, hmm …,” goda Jessica dengan senyum di wajahnya meski wajahnya terlihat sedikit pucat.

“Kamu sakit, Jess?” tanya Jimmy.

“Aku tidak apa-apa, bukankah ini sudah biasa setiap tahunnya,” jawab Jessica.

Merasa sesuatu yang tidak baik akan terjadi, Jimmy langsung memindahkan gendongan Vanilla pada Verlin. Dan benar saja, beberapa detik kemudian, Jessica pun tak sadarkan diri. Untung saja Jimmy berhasil menangkap tubuhnya.

“Mommy!” teriak Vanilla yang berusaha menggapai Jessica.

“Lin, segera panggil dokter,” pinta Jimmy yang menggendong Jessica ke dalam rumah.

“Baiklah. Sayang, kita telepon dokter dulu ya, ayo!” Verlin juga segera masuk ke dalam dan menghubungi dokter keluarga yang dipercaya oleh Keluarga Smith.

Dari kejauhan, tampak seseorang memperhatikan segala aktivitas itu dan mengambil gambar mereka.

**

Tubuh Axel terasa kaku saat melihat hasil foto yang dikirimkan oleh Win. Saat bunyi notifikasi pada ponsel Win berbunyi, mereka sedang ada di tengah-tengah meeting. Win mengabaikannya dan meneruskan meeting tersebut hingga selesai.

Saat mereka kembali ke dalam ruangan, Win baru membuka ponselnya. Matanya langsung membulat dan ia menatap ke arah Axel yang tengah duduk di kursi kerjanya sambil membuka beberapa map yang diberikan oleh salah satu divisi saat meeting tadi.

“Ax,” panggil Win.

“Ada apa?” tanya Axel.

“Ada sesuatu yang harus kuperlihatkan padamu. Ini tentang Jimmy dan …,” Win menghentikan ucapannya.

“Jimmy?” Axel menghentikan pekerjaannya dan menatap ke arah Win.

Win menghela nafasnya pelan. Ia sedikit menimbang-nimbang apa yang akan terjadi saat ia memberikan foto tersebut pada Axel. Namun, akhirnya ia mengambil keputusan untuk tetap memperlihatkannya pada Axel.

“Aku kirimkan foto-foto padamu,” kata Win.

Axel membuka pesan singkat berisi foto-foto itu. Ia tampak terdiam dengan raut wajah yang tak terbaca.

Jimmy dan Jessica? Vanilla? - batin Axel.

🌹🌹🌹

1
Aras Diana
Luar biasa
Abd Kadir Taha
biarin si axel salah paham,bikin dia cemburu. dan lebih baik jimmy dan jesica di jodohkan! biar penderitaan jesica terbalaskan.
Abd Kadir Taha
semoga jimmy yang akan menjadi malaikat penyelamat untuk jesica
Ana Rusliana
Luar biasa
Sulis Tyawati
win awasss dad Axel mengejarmu
Sulis Tyawati
rasakan kamu Ryu nyesal bgt kan, nangis darah lah kamu
Sulis Tyawati
nah lho rasakan Ryu, Vanilla ingin melupakan mu
Sulis Tyawati
tr nangis darah Ryu pas tau kalo Vanilla yg donorin ginjalnya buat Ryu
Sulis Tyawati
tuh kan Vanilla yg jd pendonor halah thor2,,,
Sulis Tyawati
jgn sampai y thor tr Vanilla yg jd pendonor ginjal buat Ryu
Sulis Tyawati
kapok Ryu itu karma karena keserakahan nya. tr yg donorin ginjalnya dri keluarga Smit,,, hadehhh
Sulis Tyawati
Vanilla pura2 amnesia
Sulis Tyawati
hadehhh capek bacanya, terlalu byk tokoh. emg benar2 sinetron
Yuli Yanti: tpi msh tetap d'bca y
total 1 replies
Sulis Tyawati
Vanilla selamat, jgn kembali Vanilla. biar Ryu depresi karena kesalahannya
Sulis Tyawati
kapok kamu Vanilla,, rasakan jebakan Ryu.
Sulis Tyawati
sinetron
Sulis Tyawati
jgn ikut teman2mu Vanilla. kamu akan celaka nanti. Ryu pasti bakal menjebakmu
Sulis Tyawati
kan sdh ketebak, keluarga Vanilla yg d inginkan Ryu yg g tau diri itu. sebentar lagi bakal nyesal kamu Ryu. othor konfliknya kok sama sih dg Axel salah faham
Sulis Tyawati
kok jd sinetron bgt sih thor, kasian Vanilla
Sulis Tyawati
kalo sampe Vanilla tanya apa yg d mau Ryu, pasti bakal minta Vanilla pergi dri keluarga itu.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!