Satu tahun telah berlalu, banyak hal yang terjadi. Namun Chen Xuan, pangeran sampah dari Istana Raja Chen telah bangkit menjadi praktisi terkuat di usia 18 tahun. Mengguncang Benua Timur dengan Pedang Penguasa Naga Hitam. Menghancurkan Faksi Laut Biru dan mempermalukan mantan tunangannya yang telah menghina ibunya.
Tapi meski demikian, setelah semua itu berakhir. Chen Xuan masih harus terus maju. Membuka rahasia besar tentang masa lalu dan masa mendatang, memenuhi janjinya kepada Ling Xia, serta mencari keberadaan ibunya.
Namun di saat janji begitu penting, Chen Xuan sekali lagi di hadapkan dengan pilihan sulit antara melindungi anaknya yang akan lahir atau terus maju dengan hati dingin ke arah takdir yang di tentukan!!.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Soccer@, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 2 ~ Pesan Mu Xue ~
Di dalam kamar mewah Klan Mu, seorang pria paruh baya bertubuh kekar mengenakan jubah hijau longgar duduk tenang di atas kursi batu. Ekspresinya serius dan tenang ketika jari-jarinya yang kuat menjepit kuas, melukis kata-kata indah di atas permukaan gulungan kulit. Cahaya lembut memancar dari lampu gantung, menerangi ruangan dengan hangatnya.
Tiba-tiba, ketukan lembut terdengar dari pintu kamar, mengganggu konsentrasi pria itu. Dia menghentikan gerakan kuas, menatap pintu dengan sedikit keheranan. Suasana tenang kamar tersebut terganggu oleh kehadiran tak terduga ini.
Pria paruh baya itu menghela nafas dalam-dalam, wajahnya yang keriput menunjukkan ketidakpuasan dan kekesalan. "Aku sudah berulang kali meminta untuk tidak diganggu hari ini!" katanya dengan nada kesal.
Suara muda yang santai dan sedikit acuh tak acuh terdengar dari balik pintu, "Hei, Pak Tua, rupanya Anda punya hobi menulis juga!"
Mendengar suara itu, pria paruh baya terkejut dan langsung bangun dari duduknya. "Chen Xuan!" serunya sambil berjalan cepat menuju pintu kayu, raut wajahnya menunjukkan keheranan dan penasaran.
Dengan suara berderak, pintu kayu terbuka lebar. Sosok pemuda tampan berambut merah yang mencolok muncul di ambang pintu, menarik perhatian pria paruh baya. Mata pemuda itu berkilauan dengan semangat muda, kontras dengan ekspresi serius pria tua.
Chen Xuan tersenyum tipis, matanya berkilauan. "Patriak Mu, sepertinya saya mengganggu waktu tenang Anda," katanya dengan nada sopan.
Patriak Mu tertawa hangat. "Tuan Muda Chen, Anda bersikap modest. Bagaimana mungkin kehadiran jenius nomor satu Kekaisaran Chen seperti Anda mengganggu pria tua ini?" Dia melanjutkan dengan senyum lebar, "Silakan masuk, Tuan Muda!"
Chen Xuan mengangguk dan masuk ke dalam ruangan dengan tenang, lalu duduk di kursi batu yang baru saja ditinggalkan Patriak Mu. Patriak Mu memandanginya dengan hormat, berdiri di depan Chen Xuan karena tidak ada pilihan kursi lain.
Chen Xuan menatap gulungan kulit di atas meja batu, matanya memindai kata-kata yang tertulis. Patriak Mu menunggu dengan sabar, menantikan kata-kata Chen Xuan. Suasana menjadi tenang dan hormat.
Chen Xuan mengangkat alisnya, "Patriak Mu, Anda sedang menciptakan Teknik Tempur yang luar biasa!"
Patriak Mu tertawa, "Hanya iseng-iseng, Tuan Muda. Aku ingin mencoba sesuatu yang baru."
Chen Xuan mengangguk, "Hum, aku melihat potensinya. Tapi ada beberapa kesalahan di sini."
Dengan santai, Chen Xuan mengambil kuas dan menulis beberapa kata di atas gulungan kulit kosong. Gaya tulisannya tampak santai dan spontan, seolah-olah hanya coretan biasa.
Patriak Mu mengerutkan kening, "Tuan Muda Chen, aku menulisnya dengan penuh perjuangan dan dedikasi, tapi Anda mengoreknya dengan begitu santai?"
Patriak Mu memandang Chen Xuan dengan rasa hormat bercampur keheranan. "Tuan Muda Chen, apakah ini...?"
Belum sempat dia menyelesaikan kalimatnya, wajahnya berubah, menunjukkan ekspresi takjub. Matanya terpaku pada tulisan di atas gulungan kulit yang bersinar emas, memancarkan aura kuat dan indah.
Chen Xuan meletakkan kuas di atas meja kayu, lalu menatap Patriak Mu dengan ekspresi menyesal. "Maaf, sepertinya aku telah merusak karya Anda," katanya dengan nada santai.
Patriak Mu terdiam, bingung menjawab. Tulisan Chen Xuan sebelumnya muncul dari gulungan, mengambang di udara, dan memancarkan cahaya emas yang menyilaukan mata.
Meski Patriak Mu bukan ahli rune, dia memahami bahwa tulisan yang memancarkan cahaya emas telah terhubung dengan energi alam semesta dan mencapai kesempurnaan teknis, sehingga disetujui oleh hukum alam.
Hanya mereka yang menguasai segel rune dan ilmu Dao yang mampu menciptakan karya semacam ini, menunjukkan penguasaan spiritual dan teknik yang tinggi.
Melihat tulisan yang mengambang, Patriak Mu membaca setiap huruf dengan cermat. "Teknik Tempur: Segel Tangan Membalik Laut, kelas Bumi-Rendah. Penjelasan: teknik ini mengumpulkan air laut untuk membentuk telapak tangan raksasa, menyebabkan kerusakan besar pada tubuh musuh. Jika dilakukan dengan kekuatan penuh, setara dengan Teknik Tempur Kelas Bumi-Puncak."
Patriak Mu menghela napas dalam-dalam, lalu menatap Chen Xuan dengan rasa takjub. "Bagaimana kamu bisa menciptakan teknik seperti ini?"
Bibir Chen Xuan mengembang senyum tipis. Dengan nada santai, dia menjawab, "Itu rahasia."
Patriak Mu menyatakan dengan penuh penghormatan, "Tuan Muda Chen, Anda layak menjadi Praktisi Muda terbaik di Benua Timur."
Chen Xuan melambaikan tangan dan berkata, "Lupakan pujian itu. Kamu pasti tahu alasan aku datang ke sini."
.Patriak Mu bertanya dengan penasaran, "Apakah ini terkait pesan yang ditinggalkan Nona Mu?"
Chen Xuan mengangguk singkat.
Patriak Mu menghela napas, lalu cincin penyimpanannya berkedip. Sebuah surat muncul di telapak tangannya. "Ini surat yang ditinggalkan Nona Mu sebelum berangkat," katanya, menyerahkan surat tersebut kepada Chen Xuan.
Chen Xuan melirik gulungan kertas yang terikat cahaya biru samar. Dengan sekilas pandang, dia mengenali cahaya biru tersebut sebagai Formasi Tingkat Tiga yang sangat rapat dan belum pernah dibuka.
Chen Xuan mengambil gulungan kertas tersebut dari tangan Patriak Mu, katanya, "Surat ini sepertinya sangat rahasia."
Patriak Mu menambahkan, "Nona Mu sangat berhati-hati dan tidak mempercayai siapa pun, bahkan aku."
Chen Xuan mengangguk. Lalu, kekuatan spiritualnya melonjak, menghantam cahaya biru yang mengikat surat. Cahaya itu segera hancur dan tersebar ke udara, membuka segelnya.
Patriak Mu terkejut, matanya membesar. "Bagaimana dia bisa menghancurkan Formasi Tingkat Tiga dengan begitu mudah?" katanya, takjub.
Saat itu, Chen Xuan membuka gulungan kertas dan membaca isi surat dengan saksama. Ekspresi wajahnya berubah-ubah, dari serius menjadi tenang lalu kembali serius lagi, memicu rasa penasaran Patriak Mu.
Setelah beberapa saat, Chen Xuan menyelesaikan pembacaan surat. Tanpa menunda, kobaran api merah gelap muncul di telapak tangannya, membakar surat hingga menjadi abu yang tersebar di udara, menghilangkan jejak apa pun.
Chen Xuan bangkit dari kursinya, menandai akhir pertemuan. "Patriak Mu, saya sudah selesai di sini dan tidak akan tinggal lebih lama," katanya dengan tegas. Dia berjalan menuju pintu keluar, namun tepat sebelum melewati ambang pintu, langkahnya terhenti.
Dia berpaling, menatap Patriak Mu dengan serius. "Teknik Tempur itu, ambillah. Ini adalah hadiah dari saya. Selain itu, saya berencana mendirikan Faksi baru. Jika Anda tertarik, silakan bergabung. Jika tidak, tetaplah di belakang dan jangan mencoba apa pun!" Chen Xuan menekankan setiap kata dengan penekanan kuat.
Setelah menyampaikan pernyataannya, Chen Xuan melanjutkan langkahnya dan menghilang di balik pintu kayu, meninggalkan Patriak Mu dengan kebingungan dan kepenasaran.
Patriak Mu menatap pintu yang baru saja dilewati Chen Xuan, terdiam dalam keheningan. Dia merasa bahwa Chen Xuan memiliki misteri yang jauh lebih dalam dibandingkan dengan Mu Xue.
Ini adalah kali pertama Patriak Mu merasa kagum kepada pemuda selain para jenius dari Klan-Klan Kuno. Chen Xuan telah meninggalkan kesan mendalam pada dirinya.