Cegilnya Tuan Ian

Cegilnya Tuan Ian

Hari Pertama

Hari Senin adalah hari yang sangat membuat kesal bagi sebagian orang, dimana di hari Senin sekolah dan tempat kerja kembali masuk setelah libur di hari Sabtu dan minggunya.

Kebanyakan orang sering kali mengeluh di Senin pagi, di luar SMA Alexander High school sudah banyak murid yang berlalu-lalang memasuki sekolah.

Tiba-tiba sebuah mobil sport berwarna hitam memasuki parkiran sekolah dan membuat beberapa orang di dekat parkiran terpaku memandangi sesosok pria yang keluar dari mobil itu.

"Ah pangeran kita datang juga," Gumam seorang perempuan yang tampak sangat terpukau melihat pria itu.

Pria dengan pakaian rapih dan tas di punggungnya keluar dari mobil tersebut, pria itu memiliki postur tubuh yang tinggi sekitar 187 cm dengan warna kulit putih, wajahnya tampan bak pangeran-pangeran dari kerajaan.

Tidak lama setelah pria itu keluar dengan dramatis, kedua mobil lainnya ikut berhenti di samping mobil sport nya, satu pria keluar dari mobil mini Cooper berwarna putih, sementara dari mobil satunya keluar seorang perempuan dan pria.

Lalu mereka berempat berjalan memasuki sekolah, seluruh murid yang ada di depan mereka seolah memberikan mereka berempat jalan untuk melangkah.

Saat pria di awal itu sedang gagah-gagahnya jalan, ia malah di tabrak oleh perempuan yang sedang buru-buru bahkan perempuan itu membawa sebuah jus dan jus itu tumpah mengenai baju pria tersebut.

"Shit," Umpat pria itu.

Semua murid yang melihat itu langsung menatap sinis perempuannya, bisa-bisanya ia menumpahkan minuman ke baju seorang pria yang paling populer dan di takuti oleh satu sekolah.

Pria itu bernama Luke Bryan Smith ia adalah cucu dari pemilik sekolah itu, sementara ketiga orang di sampingnya adalah sahabatnya Bryan, yang perempuan bernama Lucy Wilson, pria yang merangkul pundak Lucy adalah Gio Ardana ia kekasihnya Lucy.

Lalu pria yang satunya bernama Michael Arkula, Michael terkenal dengan sikap yang bijak sana dan baik. Tidak heran ia begitu di kagumi banyak wanita, sikapnya juga begitu dewasa.

Berbeda dengan Bryan yang terkadang sikap dan keputusannya sangat kekanak-kanakan, Bryan juga egois dan kasar pada orang lain yang berani menganggu dirinya.

Perempuan di depan Bryan langsung minta maaf pada Bryan sambil menundukkan badannya, ia bahkan berusaha mengelap tumpahan jus yang menempel di baju Bryan.

"Stop! Gue gak Sudi di sentuh sama orang kotor kayak lu," Bryan menghempaskan tangan wanita itu dengan kasar.

"Aku benar-benar minta maaf," Dengan takut ia terus minta maaf, terlebih lagi tatapan orang di sekitarnya sangat mengintimidasi. Ia tahu ia salah, tapi apakah ini kesalahan yang begitu berat hingga mereka menatapnya seperti itu.

"Apa dengan lu minta maaf baju gue bakal bersih lagi gitu?" Bentak Bryan.

"Udah, bel udah bunyi. Lu ganti baju dulu sana, tas lu biar gue bawa ke kelas," Michael mencopot tas ransel milik Bryan, ia tidak mau masalahnya semakin panjang.

"Ah Sialan," Bryan akhirnya menuruti perkataan Michael, ia pergi ke arah ruangan khusus yang ia miliki di sekolah ini.

Isi ruangan itu sama seperti sebuah kamar, di dalamnya juga ada televisi dan tempat bersantai. Itu di buat agar Bryan tidak merasa bosan ketika di sekolah.

Michael, Lucy juga Gio pergi ke kelas duluan, kumpulan orang di sana pun bubar.

_________

Setelah kembali ke kelas, guru yang datang ke kelas Bryan ternyata datang bersama perempuan yang tadi pagi menabrak Bryan.

"Baik anak-anak, selamat pagi. Hari ini ibu kedatangan anak beasiswa baru, ia di masukan ke kelas ini karena nilai tes nya dan nilai ulangan sebelumnya sangat luar biasa, semoga kalian dapat berteman dengannya," Jelas Bu Anaya dengan ramah.

"Silahkan perkenalkan dirimu," Lanjutnya.

"Halo, namaku Anita Hara, kalian bisa panggil Aku Anita. Semoga kita bisa berteman," Anita mencoba tersenyum sambil menutupi wajah gugupnya.

Tiba-tiba Bryan berdecak sebal, "Sialan, ngapain harus masuk ke sini sih?" Umpatnya.

Michael menepuk pundak Bryan, "Udah lah bro," Michael tersenyum juga pada Bryan.

Bryan memalingkan wajahnya ke arah lain, ia tentunya masih tidak terima kenapa wanita itu harus satu kelas dengannya, karena wanita itu sudah membuatnya kesal di pagi-pagi buta.

Dering ponsel Bryan berbunyi, walaupun sedang kesal dan marah pria itu tiba-tiba tersenyum lebar ketika melihat nama penelpon nya.

Dengan semangat ia keluar dari kelas tidak memperdulikan siapapun, tentunya guru pun tidak bisa berbuat apapun atas ketidaksopanan Bryan.

Anita yang telah duduk di kursinya merasa heran, mengapa pria itu dapat keluar dari kelas begitu saja tanpa mendapatkan teguran sedikitpun dari guru. Saat memastikan ekspresi wajah teman-teman sekelasnya yang biasa saja ia paham kalau ini bukan kali pertamanya pria itu pergi dari kelas.

Michael menggelengkan kepalanya melihat kelakuan Bryan.

Lucy berbalik menatap Michael, "Pacarnya?" Tanya Lucy.

"Lu pikir siapa lagi yang bisa buat seorang Bryan dari marah-marah mendadak senyum sendiri kayak orang gila kek gitu," Sinis Michael yang muak dengan kelakuan Bryan.

Lucy terkekeh pelan, "Oh iya lupa," Ia kembali menatap ke arah depan.

Sementara itu Bryan kembali ke ruangan khusus miliknya, ia duduk di sofa sambil vidio Call dengan pacarnya.

"Sayang, kamu darimana aja sih? Kok bisa-bisanya kamu baru ngabarin aku," Bryan memasang wajah cemberut.

"Beb, kamu lagi di sekolah? Ini harusnya masih jam pelajaran pertama kan di Indonesia? Kok bisa angkat telpon aku?"

"Apa sih yang enggak buat kamu," Bryan mengedipkan matanya, menggoda kekasihnya itu.

Wanita di dalam telpon tersenyum manis, wanita itu bernama Agatha Christie. Ia adalah kekasihnya Bryan sejak SMP, kini mereka sudah berhubungan selama dua tahun lamanya.

Saat SMP keduanya pernah satu sekolah bahkan satu kelas, tetapi ketika naik ke SMA Agatha di minta pindah ke Amerika oleh orang tuanya, dan kini keduanya sudah LDR selama satu tahunan.

Keduanya sekarang kelas dua SMA, hubungan selama ini juga lumayan baik-baik saja. Ketika ada libur sekolah terkadang Bryan akan mengunjungi tempat Agatha, begitupun sebaliknya sesekali Agatha lah yang ke Indonesia.

"Aku rindu kamu," Tiba-tiba wajah Bryan sedih.

"Tenanglah, kita akan bertemu sebentar lagi," Balas Agatha tersenyum manis.

"Oh iya, udah dulu yah sayang. Kamu harus masuk ke kelas sekarang, nanti kalau udah pulang sekolah aku hubungi lagi," lanjut Agatha.

"Gak mau, aku mau liat muka kamu lebih lama."

Agatha berdecak, "Ian ku sayang, jangan ngaco, kamu harus masuk kelas."

Ian merupakan nama panggilan sayang yang di berikan oleh Agatha dan hanya Agatha lah yang boleh memanggil dirinya dengan nama itu, bagi Bryan itu sangat spesial.

Walaupun berat akhirnya Bryan menutup telpon dari Agatha, ia kembali ke kelas dengan wajah cemberut. Tanpa ia sadari, ternyata Anita selalu saja memperhatikan dirinya sejak tadi.

Siswa perempuan di samping Anita yang menyadari jika Anita diam-diam memperhatikan Bryan langsung menegurnya, "Jangan suka sama Bryan?" Ucapnya.

Anita langsung menatap perempuan itu dengan wajah kaget dan malu, jadi sedari tadi ada orang yang menyadari kalau ia tengah memperhatikan Bryan.

"Kenapa?" tanya Anita.

Perempuan di sampingnya malah menertawakan Anita, "Pake nanya lagi, pertama karena Bryan jauh di atas lu. Kedua Bryan udah punya pacar yang sama kastanya, jangan kebanyakan baca novel deh, dimana si kaya jatuh cinta ke si miskin. Hey sadar, mana mungkin," Jawabnya dengan sinis.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!