Belva Arlettra Frison seorang wanita muda yang sukses,karir cemerlang bergelimang harta, itu lah yang semua orang tau tanpa tau dia adalah orang yang kejam, tidak suka basa basi,tingkat kepercayaan yang tinggi,keras kepala, kesabaran setipis tisu. Namun harus meninggal dengan cara sangat mengerikan. Mati karena di pegal karena tidak memberikan informasi yang Belva sendiri yang tau.
Tapi...
Tiba-tiba saat membuka mata dia di tempat asing dengan segala keanehan dirinya, apalagi dirinya kaget mengetahui bahwa dia menempati tubuh seorang wanita yang sudah menikah,yang lebih kaget lagi siapa suaminya coba?..dia,dia seorang mafia,bukan takut bellva yang menempati wanita yang hampir sama dengan namanya itu merasa tertantang untuk membuka fakta-fakta yang ternyata di sembunyikan oleh pemilik tubuh yang ia tempati.
" kenapa makin ke sini, semakin banyak hal hal yang mengejutkan?." Belva.
" setelah apa yang terjadi kau ingin berlari?.." dingin Kenzo. " kau milikku " posesifnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon suriyanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tidak Serenggang Sebelumnya
Nyonya besar dan nyonya muda saya pulang sebentar ya, nanti makan malam saya akan datang lagi!.."
Suara bik Ina membuat kedua wanita berbeda usia itu menoleh secara bersamaan.
" baiklah bik, minta lah bodyguard mengantar mu." Rissa cukup akrab dengan bik ini karena selama dia sibuk dan tidak bisa menjaga Kenzo bik Ina lah yang mengurus.
" baik nyonya, kalau begitu saya permisi."
Setelah kepergian bik Ina , Belva yang diam dan hanya melihat dari tadi kini tidak tahan kalau tidak berkomentar.
" haruskan menyebut nyonya besar dan nyonya muda?.."
Bukan sekali dua kali Belva mendengar mereka menyebutnya nyonya muda tapi tetap saja dia merasa itu sangat berlebihan.
" ya! Kamu hanya harus terbiasa Belva, mungkin terdengar aneh bagimu yang dulu nya di panggil nona muda dan sekarang di panggil nyonya tapi ingat status mu sekarang sudah berganti menjadi istri. " penjelas Rissa yang entah sekiannya Belva dengar tapi masih saja Belva tidak terbiasa.
Kalau kalian bertanya-tanya kenapa mereka terlihat akrab dari pada sebelumnya karena Rissa sudah menganggap Belva sebagai seorang yang menyelamatkannya dan selama seminggu di rumah sakit dan di ruangan sama dengan nya membuatnya sadar tidak terlalu baik untuk memusuhi menantunya sendiri. Kalau dia lihat lihat sifat Belva juga tidak terlalu buruk.
Walaupun Rissa akan teringat kejadian saat itu. Tapi dia masih bisa tenang karena ada yang memberikan semangat untuk melupakan nya, walaupun terkadang hal itu membuat nya susah tertidur namun adanya Belva dan Kenzo yang menemani nya membuat bahkan yang seharusnya pergi ke psikiater kini hanya perlu memulihkan fisik saja. Atau lebih tepatnya dia yang tidak ingin ke psikiater.
" Tan bosen gak?.."
Rissa kembali mengalihkan pandanganya dari buku ke arah belva. Belva menghela nafas dengan kedua tangannya di wajahnya. Pipinya menjadi semakin cubi saat itu juga. Terkesan imut dengan kelopak mata yang mengerjap.
" biasa saja!"
Belva melirik Rissa malas. Walaupun hubungan mereka tidak serenggang sebelumnya tapi Belva kadang tidak satu frekuensi dengan nya membuat mereka kadang cekcok tidak jelas.
" Mau kemana?.." tanya Rissa menatap Belva peringatan. " jangan mencari masalah Belva, Kenzo bisa menghukum mu. " mencoba menakut-nakuti.
" Oh, Siapa itu Kenzo?..GK kenal juga!.." ujarnya acuh tak acuh membuat Rissa tersadar sifat Belva yang tidak pernah takut ini.
" heh, kamu..."
" Tan aku hanya keluar bentar kok, gak akan ada masalah kalau Tante tutup mulut. " ucapan Belva memotong ucapan Rissa. " oh ya biasanya orang sakit itu butuh refreshing Tan, kek aku gini hehe...bay bay Tan, Tante jaga ruangan ini aja ya agar tidak berhantu. "
" eh!.." mata Rissa membelalak kaget. " Belva!!.." Rissa langsung bangkit dari tempat tidur nya. menatap ke arah bawah jendela. Jantung Rissa hampir copot saat Belva tiba tiba melompat.
Belva melambaikan tangan dengan tersenyum. Lalu melompat dari sisi tebing hingga sampai ke bawah.
" fiuh!, untung si triplek itu tidak terlalu tinggi memesan ruangan nya.." Awalnya Belva cukup ragu untuk mencoba keahliannya dulu tapi sekarang sepertinya ini bermanfaat.
Belva tidak mungkin lewat pintu depan yang sama saja membuatnya tidak akan bisa keluar. Mending mencari jalan yang cukup ekstrim tapi menyenangkan juga.
Saat melihat sekeliling yang ramai namun sepertinya mereka pada sibuk dengan urusan mereka hingga tidak menyadari sama sekali aksinya tadi.
Syukurlah.
berjalan pelan keluar rumah sakit. Ponselnya yang baru saja dia keluarkan dari sakunya. Tujuan awal Belva sebenarnya memang ingin mencari udara segar dan ternyata dia mencari udara segar di taman yang tidak jauh dari rumah sakit.
Taman di saat sore hari sangat ramai, banyak orang orang yang datang bersama keluarga atau pasangan mereka. Anak anak berlarian bebas seakan tanpa beban.
Senyuman mereka lepas tanpa memikirkan masalah apapun. Seakan keluarga dan orang yang di Sayang adalah satu satunya harta berharga mereka.