Karena pengkhianatan suami dan adik tirinya, Lyara harus mati dengan menyedihkan di medan pertempuran melawan pasukan musuh. Akan tetapi, takdir tidak menerima kematiannya.
Di dunia modern, seorang gadis bernama Lyra tengah mengalami perundungan di sebuah ruang olahraga hingga harus menghembuskan napas terakhirnya.
Jeritan hatinya yang dipenuhi bara dendam, mengundang jiwa Lyara untuk menggantikannya. Lyra yang sudah disemayamkan dan hendak dikebumikan, terbangun dan mengejutkan semua orang.
Penglihatannya berputar, semua ingatan Lyra merangsek masuk memenuhi kepala Lyara. Ia kembali pingsan, dan bangkit sebagai manusia baru dengan jiwa baru yang lebih tangguh.
Namun, sayang, kondisi tubuh Lyra tak dapat mengembangkan bakat Lyara yang seorang jenderal perang. Pelan ia ketahui bahwa tubuh itu telah diracuni.
Bagaimana cara Lyara memperkuat tubuh Lyra yang lemah?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon aisy hilyah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 30
"Nona!" Nira berlari menyambut kedatangan majikannya. Ia melirik Xavier yang mengekor di belakang Lyra dengan wajah tak biasa.
Ada banyak beban pikiran di setiap garis wajah milik laki-laki dingin itu. Lalu, matanya melirik telapak tangan Xavier yang dibalut kain kasa cukup tebal. Separah itukah?
"Aku lelah, Nira. Aku ingin istirahat," ucap Lyra berbisik lirih.
Wajah pucat, suara tak bertenaga, Nira memapah Lyra menuju kamarnya. Namun, kondisi tubuh gadis itu yang terlalu lemah, membuat kedua kakinya tak mampu menapak anak tangga.
"Nona, Anda baik-baik saja? Kenapa sampai seperti ini?" tanya Nira cemas.
Ia berhenti sejenak, memberi jeda agar Lyra mengumpulkan tenaga lagi. Xavier mematung di lantai dasar, memperhatikan istri kecilnya yang kesulitan untuk berjalan. Seharusnya Lyra tetap di rumah sakit untuk mendapat perawatan.
"Dasar keras kepala!" umpatnya seraya berjalan mendekati mereka.
Tanpa permisi Xavier mengangkat tubuh Lyra ke dalam gendongannya.
"Xavier! Apa yang kau lakukan? Turunkan aku!" lirih Lyra tanpa tenaga. Tangannya memukul lemah bahu Xavier meronta tak ingin bersentuhan dengannya.
Nira mematung, matanya membelalak tak percaya melihat adegan yang tak pernah ada di dalam kehidupan Lyra selama menjadi istri Xavier. Laki-laki itu tak mengindahkan penolakan Lyra, terus membawanya menaiki tangga menuju kamar. Lyra yang tak mampu melawan, memejamkan mata dan mengunci mulut rapat-rapat. Dia lelah, benar-benar lelah.
Racun di dalam tubuhnya mulai melemahkan fungsi organ Lyra. Semakin hari semakin melemah, meski dibantu ramuan obat yang dia racik sendiri, tetap saja tak mampu melawan racun tersebut.
Dengan hati-hati Xavier meletakkan tubuh Lyra di atas ranjang. Menatap wajah pucat itu yang nyaris tak dialiri darah. Cemas, tentu saja. Dia mengeluarkan ponsel hendak menelpon Tedy. Namun, Nira datang membawa semangkuk kecil ramuan obat racikannya.
"Apa itu?" tanya Xavier curiga.
"Ini ramuan obat Nona, Tuan. Setelah meminum ini Nona akan memiliki sedikit tenaga. Setelah itu Nona baru bisa makan," jawab Nira menunjukkan ramuan yang berbau khas tanaman itu kepada Xavier.
"Kau yakin?" selidik laki-laki itu menatap curiga pelayan Lyra.
"Ramuan ini Nona sendiri yang meraciknya, saya hanya merebusnya saja, Tuan. Percayalah, Nona membutuhkan ini untuk sekarang," sahut Nira dengan pasti.
Ia menyerahkan mangkuk kecil tersebut kepada Xavier, dengan ragu laki-laki itu menerimanya. Nira mengangguk saat mata tajam Xavier menatap penuh ragu. Ia membawa ramuan tersebut kepada Lyra, membantunya untuk duduk.
"Minumlah!" Dia berbisik sembari mendekatkan bibir mangkuk ke bibir Lyra. Sebelah tangannya menopang tubuh sang istri agar tetap dalam posisi duduk.
Dengan mata terpejam Lyra membuka sedikit mulutnya. Meneguk perlahan ramuan pahit itu melewati tenggorokan. Sedikit demi sedikit tubuhnya yang lemah terisi tenaga. Ia menghabiskan ramuan tersebut sampai tak bersisa. Lalu, bersandar pada kepala ranjang masih dengan mata terpejam. Mengumpulkan tenaga untuk bisa menjalani hari.
Uhuk-uhuk!
"Kau tak apa? Butuh air minum?" tanya Xavier cepat.
Nira tertegun melihat sang tuan yang begitu mencemaskan majikannya itu.
Dunia sudah terbalik?
Tak hanya dia, bahkan Lyra sendiri tak mempercayai pendengarannya. Ia membuka mata perlahan memastikan sosok yang berada di sampingnya adalah memang laki-laki itu.
"Xavier? Untuk apa kau di kamarku?" tanya Lyra menatap heran Xavier dengan mata sayunya.
"Ah, syukurlah kau tidak apa-apa." Xavier memeluk Lyra secara tak terduga.
Membeliak kedua mata gadis itu, melirik Lyra yang juga melebarkan kedua matanya.
"Saya akan mengambil makan malam untuk Anda, Nona," ucap Nira menyadari situasi aneh yang sedang terjadi di antara kedua majikannya itu.
Eh?
Nira bergegas keluar dan menutup pintu. Ia mengisyaratkan kepada Lusi untuk tidak mengganggu mereka berdua. Kedua pelayan itu pun pergi ke dapur menyiapkan makan malam untuk Lyra.
makin greget jadinya /Hey//Hey/
ayo up lagi thor.. tar kl kelamaan nahan napas bs pingsan nih.. 😂😂😍😍