Hanin, gadis yatim piatu tak berpendidikan tiba-tiba di jodohkan dengan seorang Pria mapan. Awal nya semua mengira calon Hanin adalah Pria miskin. Namun siapa sangka, mereka adalah orang kaya.
Hanin begitu di sayang oleh mertua dan juga ipar nya.
Tidak ada siapa pun yang boleh menyakiti Hanin. Tanpa mereka sadari, Hanin menyimpan rahasia di masa lalu nya.
Yang penasaran, cus langsung meluncur. Baca nya jangan di loncat ya. Nanti Author ya nggak semangat nulis.
Selamat membaca, ☺️☺️☺️☺️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Uul Dheaven, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 20
Hal pertama yang dilakukan oleh Rama adalah, menghubungi kakek dan nenek nya Hanin. Rama sampai saat ini masih saling berkomunikasi dengan kedua pasangan tua itu.
Mereka selalu menyuruh Rama untuk datang ke negara mereka setiap kali mereka merindukan Hanan. Anak satu-satunya di keluarga itu.
Nenek nya Hanin, langsung bergegas ke Indonesia dengan pesawat pribadi milik mereka. Walaupun pesawat itu tidak bisa mendarat dekat dengan rumah keluarga Abi, tak masalah.
Rama telah menyuruh seseorang untuk menjemput kakek dan nenek Hanin.
Hanin pun sama. Jantung nya berdegup kencang saat ini. Ia tidak tahu harus berkata apa nanti. Bertahun-tahun tidak pernah berjumpa, pasti semua nya akan kikuk.
"Assalamualaikum,,"
Suara tua itu terdengar. Jantung Hanin bahkan lebih cepat bergetar saat itu. Dua insan yang di yakini sudah tiada, kini muncul di hadapan Hanin.
Dari jauh, tubuh kedua orang tua itu langsung bergetar. Wajah Hanin, benar-benar mirip sekali dengan wajah Putra mereka satu-satunya.
"Hanin,," Ucap Kakek dan Nenek nya Hanin saat mengucapkan namanya.
Hanin tidak bisa bergerak. Mulut nya kaku. Hanya air mata yang menganak sungai jatuh di kedua pelupuk mata nya.
Nenek dan kakek nya langsung memeluk Hanin dan mencium seluruh wajah cucu nya itu.
"Hanin, cucu nenek. Bertahun-tahun nenek mencari kamu nak. Kamu masih hidup sayang. Cucu kita masih hidup Opa."
"Iya Oma, cucu kita masih hidup. Hanin masih hidup." huhuhu.
Tidak ada yang tidak menangis saat melihat pemandangan itu. Abian saja sampai keluar ingus. Dan kakak nya, jangan tanya lagi.
Kakak ipar dan mertua Hanin sampai berpelukan karena menangis haru. Mereka tidak menyangka akan begitu cerita hidup Hanin.
"Kakek,, nenek,," Ucap Hanin dengan suara yang terbata.
"Iya sayang. Ini Opa. Ini Oma nya Hanin. Hanin cucu kami. Apa Hanin tidak ingat?"
Hanin hanya menggeleng. Yang menandakan jika Hanin memang tidak mengingat sama sekali tentang kakek dan nenek nya.
"Ada apa ini, Rama? Apa terjadi sesuatu dengan Hanin setelah kecelakaan itu?"
"Saya tidak begitu yakin Pak Adam. Karena Hanin, kehilangan memori beberapa tahun yang lalu." Ucap Dokter Rama.
"Jadi, apa Hanin kehilangan semacam memori karena trauma masa lalu?" Tanya Kakek nya lagi.
"Bisa jadi seperti itu. Lebih baik, kita periksa nanti."
"Tenang saja. Aku di sini. Untuk apa Hanin memiliki seorang Oma yang menangani masalah seperti ini. Serahkan Hanin ku." Ucap Oma nya Hanin.
"Baik, Nyonya Yasmin."
Saat itu, mereka semua duduk di kursi ruang tamu yang ada di rumah Abian. Ibu Ambar pun menceritakan bagaimana mereka pertama kali bertemu dengan Hanin.
Tidak ada satu pun yang terlewatkan. Bahkan, video saat mereka akan melamar Cantika pun masih ada.
Tampak Hanin begitu lusuh di sana. Bu Ambar terus menceritakan bagaimana kondisi Hanin dan menceritakan bagaimana Hanin hidup selama ini.
Hanin bahkan bekerja di lahan milik orang tua nya sendiri. Bu Ambar juga mengumpulkan informasi dari orang suruhan nya. Dan memberikan informasi itu pada Opa dan Oma nya Hanin.
"Terima kasih Nyonya Ambar. Berkat kamu, cucu kami Hanin bisa merasakan kasih sayang yang tidak ia dapatkan selama ini." Ucap Pak Adam, Opa nya Hanin.
"Benar Opa. Ibu sangat baik. Hanin di beri apapun. Hanin sayang Ibu, sayang kakak juga Bang Abi. Mereka semua baik pada Hanin."
"Iya sayang. Oh ya, Hanin apa masih mau sekolah?"
"Sekolah? Tapi Hanin udah besar."
"Tidak apa. Hanin masih bisa sekolah walaupun Hanin udah besar. Hanin mau?"
"Hanin mau. Hanin suka. Horeee,,, Hanin sekolah. Eeh tapi, nanti Bang Abi gimana? Kan sayang suami nya Hanin kalau di tinggal di rumah. Pasti nanti Bang Abi bosan karena nggak ada Hanin."
Uhuk..
Abi bahkan sampai terbatuk saat mendengar perkataan Hanin.
" Hanin, kan suami Hanin nanti juga ke kantor. Jadi, kalian sama-sama sibuk."
" Oh iya. Hanin lupa."
Hanin dan yang lainnya pun tertawa. Mereka sungguh tidak tahan melihat kekonyolan Hanin.
Tapi di balik itu semua, nenek dan kakek nya Hanin sangat sedih. Mereka memiliki harta yang melimpah.
Tapi cucu mereka malah jadi seperti itu. Apa yang tidak bisa mereka beli saat ini. Tapi, mereka bahkan membiarkan Hanin tidak sekolah.
Harus nya saat itu, mereka benar-benar mencari Hanin dan tidak menyerah begitu saja. Harus nya saat itu, mereka tidak percaya pada orang asing itu.
"Nyonya Ambar, saya ingin menyelidiki lagi kasus kematian orang tua Hanin. Seperti nya, ada yang tidak masuk akal."Ucap Opa nya Hanin.
" Tenang saja Pak Adam. Saya sudah meminta tolong pada teman saya, untuk membuka kembali kasus ini. Mereka yang ada di sana pun, aneh dengan kasus kecelakaan kali ini. "
" Aneh bagaimana maksud mu, Rama?"
" Mobil mendiang Hanan seperti sengaja di rusak dan di lempar ke jurang. Keadaan mobil itu masih baru saat di beli. Tidak mungkin mobil rusak dan juga, kondisi jalan berbatu. Tidak mungkin juga Hanan ngebut." Dokter Rama pun mulai berspekulasi.
"Benar. Hanan anak kami tidak pernah ngebut di jalan. Apalagi jalan berbatu. Pasti akan sangat sulit. Hanan adalah orang yang hati-hati." Ucap Pak Adam.
"Dan lagi, tempat kecelakaan dan posisi ban mobil terakhir, berbeda. Namun kasus ini langsung di tutup karena tidak ada saksi mata. Dan polisi juga mengatakan jika seluruh penumpang meninggal dunia."
"Jika seluruh penumpang meninggal, bagaimana Hanin ada di sana?" Tanya Bu Ambar yang penasaran dan ikut menjawab.
"Tapi,, maaf jika saya menyela. Saya pernah mendengar Hanin berteriak histeris saat di kamar mandi hotel." Ucap Abi.
"Abi, apa yang kamu lakukan pada Hanin hingga ia berteriak histeris." Tanya Bu Ambar.
"Dengar dulu penjelasan Abi. Hanin melihat air panas. Dia mengira itu kebakaran. Kebakaran itu sudah membuat orang tua nya terbakar." Ucap Abi lagi.
"Terbakar? Tapi, mobil itu tidak terbakar. Hanya tampak seperti kecelakaan."
"Jadi, apa yang sebenarnya terjadi di sini? Apa ada yang mempermainkan kita? Rama! Kerahkan semua pihak. Bahkan agen sekalipun. Akan saya bayar mereka berlipat-ganda. Asal, mereka bisa menemukan apa yang terjadi beberapa tahun yang lalu."
"Baik, Pak adam. Akan saya laksanakan."