Alana Zaskia kehilangan seseorang yang penting dalam hidupnya di sebabkan satu kejadian yang menimpanya, dan yang merencanakan itu semua adalah orang yang ia cintai.
Setelah kejadian itu, Alana hanya menjalani hidupnya sendiri dan mengurung diri, rumah adalah tempat ternyaman baginya.
Tapi sahabat nya selalu berusaha menarik nya keluar.
****
Seperti ia yang terjebak oleh rencana sang pacar, seorang pria juga ikut terjebak bersamanya.
***
"Alana menyukai seseorang"
ucapan sahabat Alana membuat seorang pria menjadi sangat marah.
***
"beraninya kamu menghindar"
Alana yang tidak puas menarik rambut pria itu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon siti tyna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
ada apa dengan Alana?
Alana turun dari mobil lalu masuk ke dalam club, ia hendak menghampiri meja bartender, tapi langkahnya terhenti saat seorang wanita dengan seragam pelayan club menyapanya.
"Nona Alana"
Tanya pelayan itu dengan sopan, Alana hanya mengangguk dan menunggu apa yang akan di katakan oleh pelayan itu.
"Nona Amanda menyuruh saya menjemput anda"
Ucap pelayan itu dengan senyum ramah.
"Di mana dia?" Tanya Alana.
"Mari saya antar"
Ajak pelayan itu lalu berjalan duluan, sesekali ia melihat ke belakang mamastikan kalau Alana mengikutinya, hingga sampailah mereka di depan sebuah ruangan.
"Nona Amanda ada di dalam"
Pelayan itu menunjuk pintu, tapi tidak membukanya.
"Saya permisi"
Setelah mendapat anggukan dari Alana pelayan itu berbalik pergi dengan senyuman sinis.
....
Sedangkan di depan club Reno yang baru saja sampai memarkir mobilnya, ia masuk ke dalam sambil melihat sekeliling, mencari keberadaan sepupunya, banyak mata para wanita memandangnya dengan tatapan lapar, Reno yang sudah terbiasa hanya cuek menghadapi godaan terang terangan dari mereka.
Saat mendekati mendekati meja bartender, Reno menggeleng melihat Amanda yang bertingkah, dan membuat seorang bartender yang memang ia sudah kenal kerepotan, karena Amanda ingin membuka bajunya di sana karena panas.
melihat Reno datang, bartender itu bernapas langsung bernapas lega.
walaupun sedikit bingung kenapa Reno yang lebih cepat datang, padahal ia menelpon wanita bernama Alana duluan atas permintaan Amanda.
tapi ia mencoba menyimpulkan kalau wanita itu tidak datang.
Reno mengambil tas sepupunya dan mulai memapah sepupunya agar berdiri.
Ia menoleh pada pria umur sekitar 20 an yang bernama Rian.
"Terima kasih ya Rian"
Ucap Reno, ia berterima kasih karena sudah menjaga sepupunya sebelum ia datang.
Rian itu mengangguk.
"sudah tugas saya tuan muda" jawabnya sopan.
Kemudian ia membuka mulutnya seperti ingin mengatakan sesuatu.
"Ada apa?"
Tanya Reno lagi, ia menahan tubuh Amanda yang tidak bisa berdiri dengan stabil.
Pria bernama Rian itu terlihat berpikir.
"Apakah anda mengenal wanita bernama Alana?"
akhirnya ia bertanya.
"Kenapa dengan dia?"
Tanya Reno, dengan wajah mulai tegang, entah kenapa perasaannya menjadi tidak enak mendengar nama wanita itu di situasi ini.
Ia jadi memikirkan hal hal negatif yang akan terjadi dengan wanita itu.
"Saya menelpon nona Alana lebih dulu karena nona Amanda selalu meracau namanya, tapi malah anda yang muncul lebih cepat"
Jelas Rian dengan hati hati, wajah tegang pria di depannya membuatnya juga ikut tegang.
Reno berpikir dengan wajah yang semakin tegang, membuat pria yang bernama Rian itu jadi serba salah.
Sedangkan di sebuah kamar
Sudah beberapa menit Alana berdiri di depan kamar, ia berpikir dengan keras.
Tok tok tok
Setelah mengetuk pintu Alana dengan cepat bersembunyi di balik tembok yang sekitar duameter jaraknya dari pintu.
"Siapa" suara berat seorang pria
Alana melihat mencoba melihat.
keluar seorang pria yang tidak di kenal dari kamar itu, kemudian muncul lagi seorang pria.
'Apa Amanda bersama mereka?'
Alana bertanya tanya.
Tapi ia tau sahabatnya tidak mungkin melakukan itu, walaupun sedang patah hati karena josh, ia tidak akan sembarangan berkumpul dan mabuk mabukan dengan orang asing, dan juga pasti keluarga pedro akan menjaganya.
Pikir Alana.
"Kenapa wanita itu belum datang"
brakk
Sebelum menutup pintu, Alana mendengar pertanyaan pria itu pada temannya.
Alana tidak ingin mengambil resiko, ia mulai berpikir kalau ini adalah jebakan untuknya tapi juga berpikir itu tidak mungkin, siapa yang mau mencelakainya, dia tidak memiliki musuh.
Alana mengeluarkan ponsel, ia mencoba menghubungi nomor Amanda, baru beberapa kali deringan, panggilan sudah di angkat.
"Halo, alana, kamu di mana?"
Suara seorang pria yang ia kenal, ia yakin itu suara Reno, berarti Amanda bersama Reno.
Alana bernapas lega.
"Aku di...mmmmppp mmmpphh mmmpph"
