NovelToon NovelToon
Lembayung Dibalik Kabut.

Lembayung Dibalik Kabut.

Status: sedang berlangsung
Genre:Duda / Dikelilingi wanita cantik / Ibu Pengganti / Pengganti / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Wanita Karir
Popularitas:4.5k
Nilai: 5
Nama Author: Alvinoor

Novel ini lanjutan dari Antara Takdir dan Harga Diri. Bagi pembaca baru, silahkan mulai dari judul diatas agar tau runtun cerita nya.

kehilangan orang yang paling berharga di dalam hidup nya, membuat Dunia Ridho seakan runtuh seketika. Kesedihan yang mendalam, membuat nya nyaris depresi berat hingga memporak porandakan semua nya.

Dalam kesedihan nya, keluarga besar Nur Alam sedang bertikai memperebutkan harta warisan, sepeninggal Atu Nur Alam wafat.

Mampu kah Ridho bangkit dari keterpurukan nya?.
silahkan simak.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alvinoor, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Musibah Datang.

*persiapkan tisu, ada bawang nya*

Hari hari berjalan seperti biasa kembali, setelah uncle Zanu pulang, tidak ada satu kabar pun dari keluarga Alam di Brunandi.

Datuk Tan Sri Khairil Alam seperti sengaja tidak berkabar apapun pada Ridho , hal itu bertujuan agar tidak ada satu pun keluarga besar Alam yang tahu tentang keberadaan Ridho putra dari Firmansyah Alam ini.

Hari kemis, seperti biasa Ridho mengontrol perkebunan buah buahan milik nya, dengan di temani putra nya Firdaus yang kini sudah berusia tiga belas tahun dan Syafiq si bontot yang kini berusia dua belas tahun.

Ridho mengajari kedua putra nya itu tentang tanaman buah buahan yang dia kelola saat itu.

Mereka istirahat sebentar saat jujur, untuk mandi, sholat juhur berjamaah lalu makan siang. Setelah itu Ridho meneruskan kegiatan nya di perkebunan yang terletak di belakang rumah mereka itu.

Hingga sore menjelang, barulah mereka pulang untuk mandi, sholat magrib berjamaah, lalu seperti kebiasaan setiap malam Jum'at, mereka membaca Al-Qur'an surah ya sin, tahlil dan doa, dilanjutkan dengan sholat isya berjamaah kembali.

Namun baru saja mereka menyelesaikan shalat isya berjamaah, tiba tiba Ridho, terkejut mendengar suara pekikan dari Hafizah.

"Mah!… mamah!, mamah!… paah!, mamah pah!" jerit Hafizah sambil menangis.

"Noon!, noon Tasya!, tuan! non Tasya tuan!" Bi Anah juga ikut menjerit melihat tubuh Anastasya tersungkur di sajadah nya, dengan darah segar muncrat dari mulut wanita cantik itu.

Spontan Ridho , Firdaus dan Syafiq memutar tubuh mereka kebelakang, melihat apa yang telah terjadi.

Terlihat Hafizah sedang memeluk tubuh sang mama yang tersungkur diatas sajadah, dengan darah segar menyembur dari mulut nya.

"Sayaaaang apa yang terjadi?" jerit Ridho sambil memeluk tubuh sang istri.

Tidak ada jawaban yang keluar dari mulut wanita cantik jelita itu.

"Ok!… ok!… Oeek!" darah segar kembali menyembur dari mulut Anastasya.

"Daus!, siapkan mobil sayang, kita bawa mamah ke rumah sakit!" ucap Ridho pada Firdaus sang putra sulung nya itu.

Dengan sigap nya, remaja tanggung itu melompat keluar ruangan musholla, menyambar kunci mobil lalu berlari keluar.

"Bi!, bersihkan tempat ini, dan jaga rumah ya bi!" ucap Ridho seraya membopong tubuh Anastasya keluar dari rumah mereka.

Syafiq membuka kan pintu mobil untuk nya, lalu Ridho membawa masuk tubuh Anastasya kedalam mobil bersama Syafiq.

Hafizah masuk kedalam mobil di samping sang abang yang segera menjalankan mobil itu ke rumah sakit kecamatan.

Tangis Hafizah dan Syafiq terdengar beradu saat melihat tubuh sang mamah lunglai pingsan di pelukan sang papah.

*Maaf, author harus menguatkan hati, menulis cerita ini, tetapi memang ini alur nya*

"Mah!, mamah!, bangun mah!, bangun, ini papah!" ucap Ridho memeluk tubuh Anastasya seraya terus menciumi kedua pipi istri nya itu.

Saat ini, hati Ridho benar benar hancur lebur, saat melihat kekasih hati nya terkulai tak sadarkan diri di pelukan nya.

Di coba nya untuk bertahan sekuat daya nya, agar putra putri nya tidak panik.

Untung putra putri nya itu, meskipun masih kecil, tetapi sudah bisa menyetir mobil.

"Ya Allah, selamat kan istri hamba ya Allah, engkau lah obat penyembuh segala macam penyakit, tidak ada yang mustahil di tangan mu, dengarkan jeritan hati hamba ini ya Allah!" ratap hati Ridho memohon pertolongan sang maha kuasa.

Sesampai nya di rumah sakit kecamatan, Anastasya segera di letakan diatas brankar, lalu di bawa masuk keruang UGD.

Untung, meskipun cuma rumah sakit kecamatan, letak rumah dinas dokter nya tidak jauh dari rumah sakit itu, hanya berseberangan saja.

Di rumah sakit itu, Hafizah berinisiatif menelpon kakek nya Bastian di ibu kota.

"Halo, ini siapa ya?" tanya sang kakek yang kebetulan belum tahu jika cucu nya ini punya handphone sendiri.

"Assalamualaikum kek, ini Fizah kek, ini nomor Fizah sendiri, mamah masuk rumah sakit kek" ucap Hafizah seraya di iringi dengan tangisan nya.

"Haah?, mamah kenapa sayang?" tanya pak Bastian

Hafizah kemudian menceritakan kejadian tadi sembari menangis sesegukan.

"Iya!, iya!, sayang, kamu yang sabar ya sayang, kakek akan segera kesana, jaga mamah baik baik ya sayang, jangan panik" ucap pak Bastian menutup telponnya. Kemudian menelpon ayah nya kakek Syarkawi dan putra nya Arianto.

Selagi Hafizah menelpon sang kakek nya, Firdaus pun menelpon Tante Rita juga.

"Halo Daus, ada apa nak?" tanya Rita lembut.

Firdaus pun segera menceritakan kejadian yang barusan mereka alami tadi kepada sang tante.

"Haaah?, mamah mu sakit?, ya Allah ya Robby, cobaan apa lagi ini, mana papah mu sayang?" tanya Tante Rita.

Firdaus segera menyerahkan handphone nya pada papah nya.

"Halo kakak!, apa yang terjadi dengan kak Tasya?" tangis Rita sambil berbicara di telepon.

Dengan terbata bata menahan rasa sesak di dada nya, Ridho menceritakan kejadian barusan.

"Ya Allah kakak!, yang sabar ya kak!, malam ini juga Rita ke sana kak mudah mudahan kak Tasya selamat!" ucap Rita menutup telponnya, dan berlari keluar kamar, menemui Guntur yang sedang bicara dengan kepala bengkel dua sekawan milik nya dan Ridho.

"Pah!, malam ini juga kita ke desa Paku, kak Tasya masuk rumah sakit, seperti nya parah tadi waktu dibawa ke rumah sakit, dia sudah tidak sadarkan diri!" ucap Rita disela tangis nya.

Guntur tersentak kaget, "haah? Tasya masuk rumah sakit?, sakit apa?" tanya nya heran, karena baru beberapa hari yang lalu mereka saling bicara di telpon bersama Ridho juga.

Rita menceritakan kejadian barusan setelah shalat isya tadi.

Wajah Guntur tiba tiba berubah kelam, kedua rahang nya bergerak gerak menahan amarah nya, "biadab!, sungguh sungguh biadab!, jahanam biadab!" umpatan sumpah serapah keluar dari mulut Guntur. Sebagai orang yang tinggal dan di besarkan di desa Paku, dia sangat tahu dengan desa itu.

"A… ada apa pah?" tanya Rita bingung melihat perubahan sikap suami nya itu.

"Ada yang tidak menyukai Tasya, ini karena perbuatan biadab seseorang, siapa manusia berhati iblis yang mencelakai orang sebaik Anastasya itu?, kasihan Ridho, kasihan anak anak masih butuh kasih sayang mamah nya!" ungkap Guntur murka, firasat nya merasa keadaan akan memburuk.

"Ya Allah ya Robby!, belum cukup kah cobaan yang dialami kakak ku, masih harus kau uji lagi kah dia ya Allah, hamba mohon, kuatkan hati kakak ku ya Allah, hanya dia yang ku punya kini!" ucap Rita tenggelam dalam tangis nya.

"Aku akan menghubungi kak Arianto, mungkin dia belum tahu kabar ini!" ucap guntur segera menghubungi nomor Arianto kakak nya Anastasya.

"Halo Tur, assalamualaikum!" ucap Arianto dengan suara bergetar.

"Mas sudah mendapat kabar dari desa paku?" tanya Guntur.

"Iya Tur!, aku sudah mendengar tadi papah mendapat telpon dari Hafizah, malam ini juga aku dan neng umi Habibah beserta papah dan kakek akan kesana, kita bertemu di bandara saja ya, kakek sudah mencarter pesawat pribadi serta helikopter yang sudah standby di bandara tujuan, oke?" sapa Arianto buru buru menutup telponnya.

Rita ternyata sudah berkemas seadanya, Gerhana putra nya yang baru berusia sembilan tahun itu beserta Gaena yang baru berusia tiga tahun, di tinggal dengan pengasuh nya serta asisten rumah tangga mereka.

Di bandara, mereka bertemu dengan Arianto dan rombongan yang sudah standby di tempat itu.

Nampak wajah Arianto memerah menahan tangis dan kesedihan nya, dibandingkan dengan anastaria, dia lebih dekat dengan Anastasya.

Setelah segala urusan selesai, mereka segera berangkat menuju ibukota provinsi tempat Ridho dan Anastasya berada.

Setelah penerbangan beberapa waktu, mereka pun tiba di bandara ibukota provinsi. Disana mereka harus menunggu orang orang nya kakek Syarkawi mengutus sewa helikopter menuju ke Desa Paku.

Di rumah sakit, Ridho terdiam bersandar ke sandaran kursi, berjuta doa doa dia lepaskan naik ke langit, menghadap sang pemilik kehidupan, agar diberi kesembuhan pada istri nya.

Sudah beberapa kali dia sholat hajat, memohon kepada illahi agar sang istri diberikan kesembuhan nya.

"Paah! Papah!, mamah tidak apa apa kan pah?" tanya Hafizah disela sela tangis nya. Di benamkan nya wajah nya di pangkuan sang papah.

Ridho menarik nafas panjang, mencoba menekan rasa sedih dan pilu nya. Bagai manapun dia harus tampak kuat demi ketiga buah hati nya.

"Kita punya Allah, yang maha segala nya, mohon pada nya agar menyembuhkan mamah, tidak ada yang mustahil bagi nya, iya kan sayang?" sahut Ridho terbata bata.

"Syafiq ingin mamah sembuh, Syafiq tidak ingin mamah mati!" tangis Syafiq sang putra bontot nya ini menangis tersedu sedu di bahu kanan Ridho.

Sebenar nya saat itu, ingin sekali Ridho berteriak sekencang kencang nya, melepaskan semua kegalauan hatinya, biar seluruh mahluk langit mendengar kepiluan nya.

Tetapi dia harus tegar demi ketiga buah hati nya itu, seberat apapun, coba ditekan nya dalam dalam.

Sedangkan Firdaus putra sulung nya, sedang bersimpuh di dalam mushola rumah sakit itu, berusaha mengguncang aras dengan doa doa nya.

"Ya Allah yang maha tinggi, maha terpuji, engkau pemilik hidup dan mati kami, sembuhkan mamah ya Allah, jangan ambil dia, kami masih butuh kasih sayang mamah, kasihanilah kami anak anak mamah ya Allah, dengarkanlah doa doa kami, tangis kami ya Allah!" Firdaus melangitkan doa doa dalam sujud nya pada sang maha kuasa, beriring Isak tangis nya.

...****************...

1
A. H. Daniel
lanjut /Cry//Cry//Cry/
Apis
pasti ini ulah si daniar musuh dlm slimut
Herybae Hery
semangaat thoooor💪💪💪💪💪
Abiyyu Sultan
mantap
Herybae Hery
jgn kelamaan thor cepat buat tidho jatuh cinta,😃😃
Apis
yuanci juan gercep mepet ridho 😂😂😂
Apis
thor up nya jngn lama" ya 😄 pengin ya sich bacanya kalo udah tamat ceritnya tp setiap ada notifkasi buru" pengin lngsng di baca 😅😅
Wahyu Kasep: sebaiknya ' bacaan ialah bacaan Al Quran dan hadits 😊
Wahyu Kasep: hijrah 😁
total 2 replies
hairul amin
Luar biasa
Herybae Hery
gass thoor semangaaat💪💪💪💪💪
Herybae Hery
siiiip lanjuttt👍👍👍👍👍
Herybae Hery
jodohkan thooor biar bawang nya ilang
Herybae Hery
gass thooor jgn kebanyakan bawang nya
Apis
ikutan nyesek 😭😭😭😭😭
Apis
othor nich naroh bawang nya kebanyakan 😭😭😭😭😭 pasti si intan ondel" pasar tuch yg ngerjain tasya 😡😡😡
Dida Madu Pati
sangat menyebtuh hati
@ᴛᴇᴘᴀsᴀʟɪʀᴀ ✿◉●•◦
Makjlebz
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!