Cerita ini untuk fatcat dengan happy ending
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon qinaiza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 5
Di pagi yang cerah penghuni kampus yang sedang berada di halaman depan dikejutkan dengan kedatangan mobil mewah Bugatti La Voiture Noire warna hitam. Mereka sontak bertanya-tanya siapa gerangan yang memilikinya. Setau mereka juga belum ada mahasiswa ataupun mahasiswi yang membawa mobil merk tersebut ke Princeton. Apa mahasiswa / mahasiswi baru ya, pikir mereka menerka-nerka.
Tak berselang lama mobil berhenti dan pintu mobil pun dibuka. Kejadian tersebut terlihat dengan slow motion. Dua orang gadis keluar dari mobil tersebut. Seorang gadis dengan kulit putih bersih dan rambut hitam lurus sepunggung. Mukanya yang begitu manis dan imut bersamaan. Sedangkan satunya lagi gadis dengan kulit kuning langsat dan rambut coklat panjang bergelombang. Tingginya yang semampai, dan proporsi tubuh yang pas sangat cocok bila gadis tersebut menjadi seorang model.
"Gila, Princeton kedatangan dua bidadari."
"Satunya manis, imut, dan satunya lagi cantik."
"Wah... Bakal ngalahin Fiona nih sebagai primadona kampus."
"Spill skincare nya dong"
"Cantikan juga gue" ucap salah seorang mahasiswi dengan percaya dirinya.
"Iya kalo diliat dari sedotan" sahutnya membalas mahasiswi yang kepedean tadi.
"Hahaha" mahasiswi tadi mendengus kesal karena dirinya jadi bahan tertawaan.
Meyra dan Serana yang mendengar pujian-pujian yang dilontarkan pada mereka berdua hanya bersikap biasa saja. Ya karena kedua sahabat itu juga sudah biasa dengan situasi seperti tadi. Sudah ratusan kali sepertinya orang-orang memujinya, karena terpesona akan visualnya.
Sedangkan ditempat yang agak jauh, ada empat orang yang melihat hal tersebut.
"Kayaknya dua gadis tadi mahasiswi baru gak si ?" tanya seorang cowok dengan rambut blondenya dan suaranya yang begitu deep diantara para sahabatnya. Dia biasa dipanggil dengan nama Felix.
"Sepertinya si begitu" sahut sahabat Felix yang berambut merah, namanya Vardhan.
"Cantik-cantik banget. Apalagi yang mukanya manis plus imut tadi ngegemesin parah." sahabatnya yang lain kini mengangguk menyetujui ucapan Felix. Rambutnya yang agak keriting dan kecoklatan, biasa dipanggil dengan Caden.
"Iya njir vibesnya kek loli-loli gitu." Felix menatap sinis Caden yang berkata seperti itu barusan.
"Dasar lo, kek pedofil aja." Vardhan menimpali sedangkan Caden hanya menyengir.
Satu orang lagi hanya terdiam mendengarkan percakapan ketiga sahabatnya perihal dua gadis tadi yang sempat membuat kehebohan di halaman kampus.
Cowok itu berambut blonde dengan tan skin dan proporsi tubuh yang sangat macho, Gale namanya. Gale memang yang tidak banyak bicara diantara ketiga sahabatnya. Dia juga yang paling banyak fans nya. Ke empat sahabat itu memanglah most wanted kampus. Dengan urutan pertama Gale, kedua Vardhan, ketiga Felix, dan keempat Caden. Caden menjadi yang terakhir karena cowok itu playboy. Walau begitu masih banyak juga yang menyukainya.
*
Saat ini Meyra sudah keluar kelas dan tujuannya adalah menghampiri Nathan di fakultasnya. Dia dan Nathan memang berbeda fakultas begitu juga dengan Serana. Ngomong-ngomong dengan Serana, bukannya Meyra menghampiri sahabat karibnya malah dia menghampiri Nathan. Ya begitulah kalo sudah bucin teman-teman, sahabatnya jadi terlupakan.
Meyra celingak-celinguk mencari Nathan, disaat mahasiswa dan mahasiswi yang ada dalam kelas tersebut berhamburan keluar. Tiba-tiba saja ada tiga cowok yang menghalangi pandangannya untuk mencari Nathan.
"Um, permisi. Kalian tau Nathan Anders Harrison nggak ? Dia keluar atau belum ya ?" Meyra akhirnya memutuskan untuk bertanya saja.
"Ada apa manis, kenapa nyariin si culun itu ?" Caden balik bertanya. Ya, yang dihadapannya kini adalah Caden dan dua sahabatnya, Felix juga Gale. Sedangkan Vardhan sendiri berbeda fakultas dengan ketiga sahabatnya.
"Kalo gak tau ya udah deh gak papa, biar aku cari sendiri aja." Meyra jelas kesal mendengar perkataan dari cowok barusan. Tampan sih, tapi dari mukanya terlihat playboy, dan Meyra sangat anti dengan yang namanya playboy.
Tiba-tiba saja Caden menggenggam pergelangan tangan Meyra.
"Lepasin" seru Meyra dan Gale bersamaan membuat Caden juga Felix menatap keduanya terkejut. Setelah itu Caden melepaskan genggaman tangannya pada Meyra.
"Sorry, orang yang lo cari masih ada di dalam kok belum keluar." Caden berusaha meminta maaf atas tindakan spontannya barusan yang membuat gadis itu merasa tidak nyaman.
"Makasih" balas Meyra agak ketus. Biarlah, ia merasa kesal dengan sikap cowok tadi. Sudah menghina Nathannya, lalu seenaknya memegang tangannya.
"Ih... Nathan aja belum pernah pegang tangan aku." Meyra melakukan gerakan seolah membersihkan tangannya yang tadi telah tergenggam oleh cowok asing.
Gale hanya menatap kepergian gadis tersebut dengan tatapan intens.
...🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀...
"Parah sih lo tadi bikin si imut kesel." Felix membuka percakapan dengan para sahabatnya yang kini sedang berkumpul di rooftop.
"Gue tadi gak sengaja tau" jujur Caden
"Si imut siapa ?" tanya Vardhan penasaran dengan yang dibicarakan Felix juga Caden.
"Mahasiswi baru itu loh" Felix memberitahu Vardhan yang dibalasnya dengan ber 'oh' ria.
"Tapi lo tau gak ?" tanya Caden yang dibalas gelengan Vardhan.
"Apa ?" Vardhan balik bertanya.
"Si imut nyamperin ke fakultas kita tadi" jelas Felix
"Nyamperin kalian bertiga ?" Vardhan bertanya lagi.
"Ya bukan sih, dia nyamperin si culun." jawab Caden dengan raut muka agak kesal seolah tidak terima.
"Hah, beneran ?" Vardhan agak terkejut mendengarnya.
"Iya beneran" jawab Felix dengan penuh keyakinan.
"Kalo gak percaya tanya Gale" Vardhan melihat ke arah Gale setelah mendengar perkataan Caden barusan. Dan benar saja, Gale mengangguk membenarkan ucapan Caden.
"Kira-kira ada hubungan apa ya mereka berdua ?" Felix dibuat penasaran.
"Tapi masa si imut suka sama si culun si, kan gak cocok banget. Mending juga gue kemana-mana." Caden berkata dengan penuh percaya diri membuat Felix dan Vardhan mendengus seolah tidak menyetujui ucapan Caden barusan.
"Mana mau dia sama playboy kayak lo" jujur Felix membuat Caden menatapnya kesal.
"Banyak kok yang mau sama gue" balas Caden
"Ya tapi bukan dia" Felix lagi-lagi menampar Caden dengan kata-katanya.
"By the way, tangannya halus banget tau. Udah mah manis, imut, gemesin, suaranya lembut, wangi lagi. Duh... Idaman banget gak si." ujar Caden sembari membayangkan gadis manis nan imut itu.
"Iya tapi yang jelas lo bukan idaman dia"
"Apa sih Felix"
"Nyadarin lo dari kenyataan, biar gak halu."
Sedangkan Vardhan dibuat tertawa dengan pertengkaran keduanya. Gale sendiri hanya tersenyum mendengar perdebatan sahabatnya barusan yang sudah seperti Tom and Jerry.
*
Dilain tempat, ada seorang gadis yang tengah menggerutu kesal karena sahabatnya itu malah meninggalkannya sendiri. Bukannya mencari dirinya saat keluar kelas, malah menghampiri cowok incarannya. Dasar tak berperikesahabatan.