NovelToon NovelToon
Jebakan Cinta Pawang Sapi

Jebakan Cinta Pawang Sapi

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Teen School/College / Cinta Seiring Waktu / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Romansa / Slice of Life
Popularitas:7.7k
Nilai: 5
Nama Author: Realrf

Fakultas peternakan x Fakultas Hukum

Nyambung nggak jelas ngak Nyambung bangetkan, bau sapi sama tumpukan undang-undang, jelas tidak memiliki kesamaan sama sekali. Tapi bagaimana jika terjalin asmara di dalam perbedaan besar itu, seperti Calista Almaira dan Evan Galenio.

Si pawang sapi dan Arjuna hukum yang menjalin hubungan dengan dasar rasa tanggung jawab karena Evan adalah pelaku tabrak lari kucing kesayangan Calista.
Kamu sudah melakukan tindak kejahatan dan masih bertanya kenapa?" Calista sedikit memiringkan kepala menatap Evan dengan tidak percaya, laki-laki yang memakai kaos putih itu pun semakin bingung.

"Nggak usah ngomong macen-macem cuma buat narik perhatian gue, basi tau nggak!" Hardik Evan emosi.

"Buat apa narik perhatian pembunuhan kayak kamu!"

Beneran kamu bakal ngelakuin apapun?" Tanya Calista yang gamang dan ragu dengan ucapan Evan.

Evan mengangguk pasti.

"Hidupin joni lagi bisa?"

"Jangan gila Lu, gue bukan Tuhan!" sarkas Evan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Realrf, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Curiga

Dapur warung nasi Padang bibinya penuh dengan suara denting piring, hiruk-pikuk pelanggan di luar, dan aroma makanan yang sedap. Calista sibuk memotong bawang di sudut dapur, mencoba menyelesaikan tugasnya secepat mungkin sebelum harus berangkat ke kampus. Hari ini Palupi izin datang siang, dia harus hadir dirapat sekolah anaknya. Warni sibuk melayani pembeli di depan, maka dari itu Calista dan Bibinya merampungkan pekerjaan di dapur.

"Calista! Mana pisau itu? Cepat antar ke sini!" teriak bibinya dari dekat kompor.

Calista segera mengambil pisau yang bersandar di atas talenan dan berjalan mendekat. Namun, sebelum dia sempat menyerahkan pisau itu, bibinya yang sudah emosi merenggutnya dengan kasar.

"Lambat banget, kayak siput! Apa kamu nggak bisa kerja lebih cepat?" katanya dengan mata menyala.

Pisau yang dipegang bibinya tiba-tiba dilempar ke arah Calista dengan kasar, tidak terlalu jauh tetapi cukup membuat ujungnya menyentuh tangan Calista yang masih memegang bawang. Sebuah sayatan kecil muncul, dan darah mulai keluar perlahan.

"Maaf, Bi..." gumam Calista sambil menahan nyeri.

"Maaf, maaf! Itu aja yang bisa kamu bilang! Kamu pikir maaf bisa bikin pekerjaan ini selesai?" balas bibinya, lalu berbalik kembali ke kompor.

"Tuh gulainya udah mendidih, pindahin ke tempat sayur lalu cepat bawa ke depan!' perintah Halimah dengan ketus.

"Iya Bi," sahut Calista cepat.

Nita yang duduk di dekat pintu dapur mengamati kejadian itu sambil tersenyum kecil, dengan ide jahil di kepalanya. Nita dengan sengaja berjalan mendekati Calista yang membawa panci kecil berisi kuah gulai yang masih sangat panas, baru saja diangkat dari kompor. Calista akan menuangkan kuah Gulai itu ke wadah stainless berbentuk kotak, yang basa digunakan untuk di depan.

"Geser dong. Aku mau ambil itu," katanya dengan nada sinis.

Calista yang yang sedang menuangkan kuah gulai bergeser karena Nita terus memepetnya dengan gerakan sengaja, ya gadis itu pura-pura mengambil sesuatu dari lemari gantung yang ada di atas meja tempat. Dan di saat yang tepat, Nita menyenggol lengan sepupunya itu membuat kuah panas itu tumpah ke tangan Calista.

"Aduh!" Calista meringis kesakitan, tangannya seketika memerah karena terkena kuah gulai panas.

Nita pura-pura terkejut. "Astaga, Calista. Kamu kenapa tumpahin gulainya. Tapi nggak heran sih, kamu kan memang selalu ceroboh? Kasian Ibu harus kerja dua kali karena kamu," katanya dengan suara penuh sindiran.

Bibinya langsung menoleh, menatap Calista dengan wajah marah. Dia berjalan cepat menghampiri Calista.

"Kenapa lagi, hah? Kamu bikin aku rugi? Kalau nggak bisa kerja, keluar aja dari sini!" teriaknya.

Calista menunduk, menahan air mata. Dia tahu, tidak ada gunanya membela diri. Sambil menahan sakit di tangannya, dia segera membersihkan sisa kuah yang tumpah dan melanjutkan pekerjaannya. Nita menahan diri agar tidak tertawa, dalam hatinya ia merasa puas melihat wajah Calista yang menahan tangis.

Calista mencoba menyelsaikan pekerjaanya secepat mungkin, meski kelasnya dimulai agak siang tapi Calista masih harus menyelesaikan tugasnya yang belum selesai. Setelah semua beres Calista, Meski luka di tangan masih terasa nyeri, Calista tetap pergi ke kampus seperti biasa. Ia bergegas berangkat menggunakan jasa ojek, Evan tidak bisa menjemputnya karena masih ada kelas saat ini.

Calista berjalan ke kantin Fakultas Ekonomi untuk menemui Evan setalah selesai kelas, gedung fakultas ekonomi berada di tengah-tengah antara hukum dan peternakan, dia berjalan santai sambil membawa tumpukan buku yang rencananya akan ia kembalikan ke perpustakaan. Saat memasuki area kantin Calista menghentikan langkahnya, mengedarkan pandangan mencari si pacar. calista tersenyum sambil mengangguk kecil kala seorang laki-laki melambaikan tangan padanya, bukan Evan tapi Rian yang melambai.

Gadis dengan jepitan panda kecil dirambutnya itu pun berjalan ke meja dimana Evan dan Rian duduk, dengan senyum merekah dia duduk di samping Evan dan meletakkan buku-buku yang ia bawa di meja.

"Tangan Lu kenapa?" tanya Evan dengan dahi berkerut, meski Calista mengenakan blouse lengan panjang Evan masih bisa melihat ujung perban yang dililit dengan asal.

Calista mendongak, lalu buru-buru menyembunyikan menarik ujung lengan bajunya.

"Hah? Nggak apa-apa kok. Ini cuma luka kecil segini," jawab Calista sembari mengerakan ujung telunjuk dan ujung jempolnya seolah mencubit angin.

"Kenapa bisa luka?" tanya Evan yang tidak puas dengan jawaban Calista.

"Kena pisau tadi pas masak." Calista mencomot pisang keju milik Rian dengan santai saat si empunya tidak sadar karena terlalu fokus dama ponselnya.

Evan mengernyit. "Kena pisau? Sampai merah gitu? Terus kenapa sampai diperban?"

Calista tertawa kecil sambil mengibaskan tangannya yang sehat.

"Epan ngaco deh, mana ada di perban. Kan cuma luka kecil, aku cuma pake plaster. Nggak sengaja kena pisau tadi pas iris bawang, biasalah kan aku perempuan wife-able, jadi kayak gini tuh udah bisa," cerocos Calista dengan wajah riang, berharap Evan percaya kebohongan kecilnya. Tapi nggak sepenuhnya bohong, kan dia memang kena pisau walau pun bukan karena bawang, tapi karena dilempar.

Mata Evan menatap tajam, mencari kejujuran di wajah Calista. Tapi Calista justru menutupi rasa sakitnya dengan kebawelannya.

"Ceroboh," tukas Evan,

Calista nyengir lebar. "Hehehe! Jangan khawatir, tenang aja, aku nggak akan mati cuma gara-gara bawang sama kuah gulai!"

Evan mendesah pelan, tapi tidak bisa menahan senyuman kecil yang muncul di bibirnya. Meskipun dia tahu Calista menyembunyikan sesuatu, dia memilih tidak memaksa. "Ya udah, kalau ada apa-apa, kasih tahu gue, ya. Jangan sok kuat sendirian."

"Siap, Pak Ketua Serius!" jawab Calista dengan gaya salut sambil tertawa kecil.

Di balik tawa itu, Calista merasa lega karena setidaknya ada seseorang seperti Evan yang memperhatikan dirinya, meskipun dia tidak pernah mau membebaninya dengan masalah pribadinya. Mereka pun memesan makan siang, yang sudah sangat telat ini. Biasa sih untuk mereka makan di jam yang tidak seharusnya, karena banyak tugas yang harus mereka kerjakan sebagai mahasiswa semester menjelang tua.

Evan bisa melihat bagaimana Calista kesusahan untuk mengerakkan tangannya yang terluka, tapi kenapa gadis itu menyembunyikan semuanya dari Evan. Oh, iya mereka hanya pacar sementara, ada batas-batas dan hal lain yang tidak perlu dibagi kan. Tapi tetap saja Evan merasa tidak tega dan khawatir pada gadis bawelnya ini.

Setelah selesai makan Evan mengantarkan Calista pulang dan seperti biasa Calista minta diturunkan ditempat yang sama. Di tepi jalan di tempat pengisian bahan bakar.

"Gue anter sampai kos!"

"Nggak usah Epan, nanti Bu kosnya marah liat aku diantar cowok," tolak Calista dengan kekha.

Evan mendesah pasrah lalu menepikan motornya. Pasti ada yang calista sembunyikan tentang kosnya itu, setahu Evan pemilik kos tidak akan sampai ikut campur sejauh itu pada anak kosnya. Meski kos khusus putri sekalipun.

Asal Evan hanya mengantar Calista sampai depan pagar kos, tidak menyalahi aturan atau pun bertamu di jam malam Evan rasa itu akan aman. Tapi ini berbeda, ia bahkan bisa melihat rasa takut yang Calista sembunyikan saat ia memaksa mengantarkan Calista. Gadis berkaos putih itu pun turun dari motor dan melepaskan jaket milik Evan.

"Kenapa dilepas? pake lagi!" perintah Evan saat satu lengan jaket Calista loloskan dar lengan kecilnya.

"Kan Epan masih mau jalan, dingin. Jaketnya buat Epan aja, lagi pula jaket kamu udah ada tiga di aku, nanti jaket kamu habis."

"Pake, atau gue tetep di sini sampei Lu pulang kekosan."

Calista segera memakai jaket jeans itu lagi tanpa membantah, Calista setakut itu.

"Udahkan? Epan cepat pulang gih, udah malem."

"Gue balik, besok gue jemput," pamit Evan sambil menarik gas motornya.

"Iya, hati-hati Epan."

Evan mengangguk kecil, Pria berkemeja hitam itu pun perlahan menjauh. Setelah Evan menghilang dari jarak jangkauan Calista, barulah gadis itu melangkah pulang.

1
Anita♥️♥️
ehhh sek tadi Evan bilang apa?Caca hanya miliknya???wowwww
Risty Hamzah
Aduuuuhhh malu gk tuhhh si Gaby udh bikin rusuh dan sok iyehhh ehhh taunya Evan datang dan bela calista, nangis bombay dah lu
Torabika Torabika
malu gk tuh di gituin sm Evan? hrsnya lu malu sih gab klo lu pny muka, pasti tiba2 pengen ngilang klo di gituin sm cowok yg di incar
Torabika Torabika
oh ngedate sm kucing' bkn sm Evan lho, trm nasib aja Van kalah sm kucing 😁
Zahra Nisa
Caca akhirnya tumbang dia kelelahan dan kurang istirahat cepat sembuh ca
Zahra Nisa
Caca mencari kebahagiaan ny sendiri sebelum pulang dan kena omel bibi ny
kpn Evan tahu tentang Calista
Torabika Torabika
malah di kira mau maling burung, si bapak suka ngasal amat...lha Evan jg bawa2 burung kan dia pny jg burung, ngapain mau maling burung 🙄
Torabika Torabika
kamvret emang pny bibi sm sepupu pengen di tonjok sm bersuara HEG!! kali ya.
ini yg di umpetin Caca ttng keluarganya yg buruk rupa buruk hati buruk kelakuan jg.
Torabika Torabika
wuih keren Caca ini, kuliah sambil cari uang jg jd chef apa ca.. kerem pokoknya mah klo ada anak muda kyk Caca gini gk gengsian.
Lilis Ika Supriatna
Dasar anak manja,,,, terlalu di ratukan sama org tuanya makanya km gk bisa apa² tp cukup puas sih akhirnya km bisa ngerasain apa yg anak fapet kerjakan setiap harinya
Torabika Torabika
Krn Caca pny alasan Van mknya gk mau di anterin
Lilis Ika Supriatna
Oalah pantas saja si Gaby sikapnya arogan bgt,,,, ternyata dia itu anak salah satu dosen di universitas nolite toh,,,, tp sukurin kau Gaby dpt hukuman buat bersihin kandang sapi di fakultas fapet Selma satu bulan... semoga saja km bisa menjalankan hukuman ini dgn baik ya
Lilis Ika Supriatna
Saran buat anak fapet,,,, mnding klian sklian aja bawa kotoran sapi trus lempar ke mukanya si Gabby biar mulut sama mukanya bau kotoran sapi,,, mkin lama pertikaian antara fakultas fapet dn hukum mkin memanas aja ini mah
Lilis Ika Supriatna
Seding bgt kasian Calista 🥺 knpa dia punya bibi sejahat itu sih 😕
lalu paman nya Calista mna knpa gk ada yg belain Calista
kasian km cal Malang sekali nasib km udah mah kurang tidur blum LG harus kuliah semoga km sehat selalu ya cal
Lilis Ika Supriatna: Ralat sedih mlh typo 🙈😩
total 1 replies
Lilis Ika Supriatna
Perlahan tapi pasti rasa itu lama kelamaan pasti ada dn mungkin saja saat ini rasa itu sudah ada cuma Evan msh menampik rasa itu dgn dalih tanggung jawab yg lama² akan berubh jadi cinta ☺️
D'kurnia Sharma
iya juga ya siapa tuh cewek yg udah bikin sial harinya Evan dan ngaku sebagai pacarnya juga
💝💝pemuja Rahasia💖💖
secar g langsung sadar g sadar kaian udhbsaling sayang. idh puya rasa buat ngelidungi pasangan masing2
Jihan Khanaya
cewek mah di ajak ke mini market pasti beli nya kebutuhan dia eh Calista nya malah beli pakan kucing.
Jihan Khanaya
di jamin nanti setelah habis perjanjian Evan GK akan mau putus. Caca tuh cewe idaman ya Van sederhana, mandiri, ceria walaupun aslinya gk dan yang paling penting sangat peduli sama hewan
kieky
wkwkwk, puas banget liat si gab" bersihin kandang sapi, lagian y gab, sapi punya o**k koq, yg g punya pikiran, mknya mau makan rumput🤣🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!