NovelToon NovelToon
Bertahan Sakit Berpisah Sulit

Bertahan Sakit Berpisah Sulit

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Diam-Diam Cinta / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu / Cinta Murni / Teman lama bertemu kembali
Popularitas:9.7k
Nilai: 5
Nama Author: Lily Dekranasda

Sinopsis:

Melia Aluna Anderson, seorang manajer desain yang tangguh dan mandiri, kecewa berat ketika pacarnya, Arvin Avano, mulai mengabaikannya demi sekretaris barunya, Keyla.

Hubungan yang telah dibina selama lima tahun hancur di ulang tahun Melia, saat Arvin justru merayakan ulang tahun Keyla dan memberinya hadiah yang pernah Melia impikan.

Sakit hati, Melia memutuskan untuk mengakhiri segalanya dan menerima perjodohan dengan Gabriel Azkana Smith, CEO sukses sekaligus teman masa kecilnya yang mencintainya sejak dulu.

Tanpa pamit, Melia pergi ke kota kelahirannya dan menikahi Gabriel, yang berjanji membahagiakannya.

Sementara itu, Arvin baru menyadari kesalahannya ketika semuanya telah terlambat.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lily Dekranasda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Sakit Yang Semakin Mengoyak

Pagi itu, cahaya matahari menyelinap masuk melalui celah tirai kamar apartemen yang ditempati Melia dan Arvin. Namun bagi Melia, sinar terang itu tidak mampu mengusir gelap di hatinya. Semalam ia hampir tidak tidur sama sekali, pikirannya kacau dan tubuhnya masih lemah setelah demam. Suara air dari kamar mandi menyadarkannya. Arvin sedang bersiap-siap untuk berangkat ke kantor.

Dengan berat hati, Melia bangkit dari ranjang. Badannya masih terasa sedikit panas, tetapi ia memaksakan diri untuk berdiri. Hari ini ia harus bekerja, tidak peduli bagaimana keadaannya. Ia menarik napas panjang dan berjalan keluar kamar, menuju dapur untuk membuat teh hangat.

Tak lama kemudian, Arvin keluar dari kamar mandi dengan rambut basah, mengenakan kemeja biru yang terlihat rapi. Ia tampak tergesa-gesa, sambil memeriksa ponselnya dengan ekspresi serius.

“Arv, kamu buru-buru banget? Sarapan dulu,” ujar Melia sambil menyiapkan dua cangkir teh di meja makan.

“Nggak sempat, Mel. Aku udah janji mau jemput Keyla. Dia belum punya kendaraan, jadi aku sekalian anter ke kantor,” jawab Arvin tanpa menoleh sedikit pun ke arah Melia.

Tangan Melia yang sedang menuang teh seketika terhenti. “Kamu bilang apa?” tanyanya pelan, berusaha memastikan ia tidak salah dengar.

“Aku mau jemput Keyla,” ulang Arvin santai. “Kebetulan rumahnya searah sama kantor. Lagi pula, dia belum kenal kota ini. Kasihan kalau harus naik ojek atau taksi terus.”

Melia menatap Arvin dengan mata yang mulai memerah. “Arv, kamu sadar nggak sih kamu ngomong apa? Kamu bahkan nggak pernah mau antar-jemput aku selama kita tinggal bareng. Alasannya, aku mandiri, punya mobil sendiri. Tapi sekarang, kamu tiba-tiba rajin jemput sekretaris baru kamu?”

Arvin menghela napas, jelas terlihat kesal. “Mel, kamu mulai lagi. Ini cuma antar-jemput biasa. Dia itu staf di kantor, nggak ada yang aneh.”

“Biasa? Kamu yakin? Kamu tau nggak, semenjak Keyla ada, kita jadi sering bertengkar. Kamu jadi beda!” suara Melia meninggi.

“Mel, jangan lebay! Kamu terlalu curiga,” balas Arvin sambil meraih tas kerjanya. “Aku cuma bantu Keyla. Lagian ini searah, kok. Kamu kebanyakan mikir!”

“Kebanyakan mikir? Arvin, kamu sadar nggak, aku ini pacar kamu!” suara Melia bergetar, emosinya memuncak. “Lima tahun kita bareng. Aku yang selalu ada buat kamu. Tapi sekarang, kamu malah lebih peduli sama orang lain?”

Arvin menatap Melia dengan wajah dingin. “Kamu harus ngerti, Mel. Keyla baru di sini. Dia nggak punya siapa-siapa.”

“Tapi kamu punya aku, Arvin. Apa aku bukan siapa-siapa buat kamu?” pertanyaan Melia menusuk udara.

Arvin hanya diam. Tanpa menjawab, ia berjalan keluar apartemen dan menutup pintu dengan keras. Melia berdiri mematung di dapur, hatinya seperti dicabik-cabik. Tetesan air mata perlahan mengalir di pipinya.

---

Di luar apartemen, Keyla sudah menunggu Arvin di depan kompleks. Mengenakan baju kerja rapi dan senyum ceria, ia melambai ketika melihat mobil Arvin mendekat.

“Pagi, Pak Arvin!” sapa Keyla riang sambil masuk ke mobil.

“Pagi. Kamu udah sarapan?” tanya Arvin sambil memasukkan gigi mobil.

“Udah, Pak. Makasih ya udah repot jemput saya,” jawab Keyla manis, sambil melirik ke arah Arvin dengan tatapan lembut yang penuh makna.

Arvin hanya tersenyum kecil. “Nggak apa-apa, ini cuma kebetulan searah.”

Di dalam mobil, Keyla terus berceloteh ringan, membuat suasana menjadi lebih santai. Namun, di balik senyum manisnya, ia sadar betul apa yang ia lakukan. Keyla tahu bagaimana caranya mengambil celah di antara Arvin dan Melia, dan ia menikmatinya.

---

Di kantor, Melia berusaha mengalihkan pikirannya dengan pekerjaan. Laura, sahabat sekaligus asistennya, memperhatikan raut wajah Melia yang terlihat lesu dan tidak fokus.

“Mel, lo nggak apa-apa?” tanya Laura sambil duduk di hadapan Melia.

Melia mengusap wajahnya, mencoba tersenyum. “Aku baik-baik aja, Ra.”

“Jangan bohong. Dari tadi lo kayak orang linglung. Ini gara-gara Arvin lagi?” tebak Laura tajam.

Melia tidak langsung menjawab. Ia hanya mengangguk pelan. “Arvin sekarang lebih sering bareng sama Keyla. Pagi ini, dia bahkan jemput Keyla buat ke kantor. Alasannya cuma karena searah.”

Laura mendengus kesal. “Gue beneran nggak ngerti sama Arvin. Kenapa sih dia jadi kayak gitu? Lo harus ngomong serius sama dia, Mel. Lo nggak bisa terus-terusan nahan sakit hati gini.”

“Aku udah coba, Ra. Tapi Arvin selalu menganggap aku berlebihan. Dia bilang aku terlalu curiga dan lebay.”

Laura menggenggam tangan Melia, mencoba memberikan kekuatan. “Mel, lo berhak bahagia. Jangan sampai lo ngerasa rendah cuma karena lo sayang sama dia.”

Ucapan Laura membuat Melia termenung. Apakah ia sudah terlalu lama bertahan hanya karena perasaan cinta?

---

Sore harinya, Melia memutuskan pulang lebih awal. Saat ia tiba di parkiran apartemen, ia melihat pemandangan yang membuat dadanya seolah diremas.

Arvin baru saja turun dari mobil bersama Keyla. Mereka terlihat tertawa bersama, sementara Keyla menggenggam tas kerjanya dengan santai. Arvin bahkan membukakan pintu mobil untuk Keyla, sesuatu yang tidak pernah ia lakukan untuk Melia selama lima tahun terakhir.

Melia mematung di tempatnya, tangan gemetar melihat kedekatan mereka. Keyla menyadari kehadiran Melia dan dengan sengaja menggandeng lengan Arvin seolah meminta bantuan untuk berjalan.

“Pak Arvin, makasih ya udah nganter saya,” ucap Keyla manja.

Melia tidak bisa menahan dirinya lagi. Ia berjalan mendekat, wajahnya menyiratkan kemarahan yang ia tahan seharian. “Arvin!” panggilnya lantang.

Arvin menoleh, terlihat kaget melihat Melia berdiri di sana. “Mel? Kamu udah pulang?”

Melia menatap Keyla dengan tajam. “Kamu nggak punya kendaraan, kan? Saya kasih saran, di kota ini ada ojek online, taksi, dan transportasi lain yang bisa kamu gunakan. Kamu nggak perlu merepotkan pacar saya setiap hari!”

Keyla pura-pura terkejut. “Maaf, Kak Melia. Saya nggak bermaksud merepotkan. Pak Arvin yang menawarkan untuk mengantar saya.”

Melia menoleh tajam ke Arvin. “Jadi kamu yang menawarkan?”

Arvin mulai kesal. “Mel, nggak usah drama. Ini cuma antar-jemput biasa. Kamu beneran kebanyakan mikir!”

“Drama?” suara Melia bergetar menahan emosi. “Arvin, kamu sadar nggak kamu udah bikin aku sakit hati? Kamu lebih peduli sama dia daripada aku!”

Arvin mendengus. “Mel, Keyla itu cuma teman kantor. Jangan terlalu baper!”

“Baper?!” Melia hampir berteriak. “Arvin, lima tahun kita bareng. Aku pikir kamu bakal ngerti perasaanku. Tapi ternyata aku salah. Kamu lebih mementingkan perempuan lain daripada aku yang selalu ada buat kamu.”

Air mata Melia mulai mengalir. Keyla hanya tersenyum tipis sambil berpura-pura merasa bersalah.

“Udahlah, Mel. Aku capek,” ujar Arvin dingin sambil berjalan melewati Melia dan masuk ke dalam apartemen.

Melia berdiri di tempatnya, terpaku. Hatinya terasa hancur berkeping-keping. Keyla hanya tersenyum kecil sebelum berlalu, meninggalkan Melia dengan luka yang semakin dalam.

---

Malam itu, Melia duduk sendirian di balkon apartemen mereka. Angin malam berhembus kencang, membawa kesedihan yang tak kunjung reda. Matanya menatap kosong ke arah kota, sementara hatinya dipenuhi pertanyaan: Apakah Arvin benar-benar mencintaiku? Apakah lima tahun ini hanya sia-sia?

Di kamarnya, Arvin tertidur nyenyak seolah tidak ada yang terjadi. Sementara Melia memeluk dirinya sendiri, mencoba menahan sakit yang semakin mengoyak jiwanya.

Melia yang mulai mempertanyakan apakah cinta ini layak untuk diperjuangkan, sementara Arvin terus buta akan kesalahannya. Di sisi lain, Keyla semakin percaya diri bahwa ia berhasil merebut perhatian Arvin sedikit demi sedikit.

1
Anto D Cotto
lanjut thor
Anto D Cotto
menarik
Yuni Ngsih
waduuuh Thor ko dipotong ...👍👍👍💪💪💪
Yuni Ngsih
rasakan marvin itu adalah karma bagimu ...huh
Yuni Ngsih
maju terus melia didlm kehidupan itu sdh di beri pasangan masing "sdh ada hujan pasti ada pelangi ....ok
Yuni Ngsih
melia lepaskan laki" seperti si Arvin ....dunia tdk selebar daun kelor .....pasti kamu mampu ....💪💪💪
Yuni Ngsih
klw aku jd Melia selidiki dah tau karakter seperti itu tinggalka azah ,jadi wanita hrs kuat yg berumah tangga azah bisa pisah apalagi pacaran .....laki" apa yg cepet terpengaruh oleh perempuan lain ....😡😡😡
nadira ST
sukurin lo maemunah, berharap dapatin arvin eh ternyata zonk,keyla kamu tu seperti virus perlu dsikat wc umum
Kang cilok: Mampir yuk kak ke KAU DAN AKU BERSAMA 😄
total 1 replies
nadira ST
waktu kamu mengabaikan melia, membuat semua orang terluka termasuk pemirsa, kini kamu merasakan jadi melia betapa terlukanya hati, padahal beban hidupku lebih berat daripada terluka karna cinta
Wahyuningsih
ma2m tuh pnysln nyakho emng enk kcian deh lu mngknya jgn mngabaikn prsaan orng yg tlus sma kta bru mrskn kn stlh orngnya udh prgi mnjauh. d tnggu upnya kmbli thor jgn lpa yg buanyk n hrs tiap hri sellu jga keshtn istrht yg ckp mkan tept wktu sellu 💪💪💪💪💪💪😃😃😃
Kang cilok: Mampir yuk kak ke KAU DAN AKU BERSAMA 😄
total 1 replies
Wahyuningsih
cinta bleh tpi jgn bdh krktrnya kk mnyblkn bngt sih thor bkin emosi sja udh d skti msih aj ngrpin goblk emng
Uti Enzo
Luar biasa
Uti Enzo
pling malas ada wanita bodoh
Uti Enzo
wanita bodoh
Myra Myra
tak sbr ape akan jadi
Titik Martiyah
instink seorang wanita biasanya tak dpt diabaikan...arvin yg mulai cuek dan lebih nyaman dg keyla...
Ayu Ayu
akhirnya sadar klu hidup gk cuma mkn cinta biar di rasain TU laki" gk Tau diri sama si pelakor halus
nadira ST
makan tu penyesalan arvin sampai diare
ratu
akhirnya keluar... jadi wanita jangan bodoh menatapi laki seperti itu
Lily of The Valley: sabar kak.. sesuai judul ,😭😭
total 1 replies
Ika Kirana
kee terlalu bertele2 gk sih?
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!