Tring
" Melalui pesan ini aku talak kamu. Mulai hari ini kita bukan lagi suami istri."
Dunia wanita 35 tahun itu seakan runtuh. Dia baru saja selesai melakukan operasi sulit pagi ini. Dan pesan yang berisi talak dari suaminya membuat wanita itu terhuyung.
" Kenapa, kenapa kamu ngelakuin ini ke aku."
Dia tentu bingung, selama 3 tahun menjalin pernikahan mereka terlihat baik-baik saja. Tidak pernah sekalipun berseteru.
Jadi, apa penyebab pesan talak itu sampai terjadi?
Apakah pernikahan wanita itu akan benar-benar hancur? Atau dia akan berusaha untuk mempertahankannya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon IAS, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 26
" Woi, dah lama lo nunggunya Bro?"
" Nggak, gue baru aja dateng. Tuh dah gue pesenin kopi kesukaan lo?"
Nayaka mengerutkan alisnya sambil mengangkat gelas kopi yang ada di depannya. Kopi itu masih panas, jadi benar-benar baru dipesan.
" Lo nggak kayak kasus yang viral itu kan. Yang tiba-tiba mesenin kopi buat teman lo," ucap Nayaka curiga. Tentu saja itu sekedar bercandaan dari Nayaka kepada Neel.
" Serah lah Ka lo mau ngomong apa."
Nayaka terkekeh geli melihat ekspresi kesal dari Neel. Dia memang senang sekali bisa meledek temannya itu.
Tapi Nayaka kini terdiam bahkan ia tidak mampu berkata apapun saat mendengar ucapan Neel.
Ya Neel mengatakan akan pergi ke Inggris minggu depan. Dan itu sudah sangat pasti. Nayaka tentu tidak menyangka bahwa Neel benar-benar memutuskan untuk pergi.
" Gue flight jam 10."
Degh!
Dada Nayaka berdegup kencang. Minggu depan dan hari yang dimaksud Neel adalah hari dimana sidang perceraian Neha. Bagaimana bisa harinya bisa sama dan waktunya pun hampir sama begitu?
" Lo serius mau pergi Neel?" Akhirnya bibir Nayaka terbuka juga. Dan pertanyaan itu yang hanya keluar. Isi kepala dan bibirnya sama sekali tidak sinkron. Apa yang ia ucapkan tidak sesuai dengan apa yang dia pikirkan.
" Iya gue serius. 3 atau 4 tahun gue akan pergi, tapi gue lagi mikir. Seandainya di sana gue bisa kerja, gue mungkin bakalan stay di sana."
" Apa?"
Sebenarnya itu juga bukan rencana Neel. Tapi entah mengapa tiba-tiba dia berucap demikian. Dan setelah dirasakan, tidak buruk juga untuk tinggal di sana. Suasana baru dan juga orang-orang yang baru. Pasti akan menyenangkan bukan?
Seperti itu lah yang ada di kepala Neel. Tapi tentu saja tidak dengan yang dipikirkan Nayaka. Nayaka berpikir bahwa Neel benar-benar ingin menghindari Neha.
" Lo udah nggak ada rasa sama Mbak Neha?"
" Masih, sampai detik ini gue masih suka dan cinta sama Neha. Tapi Ka, gue butuh buat lebih tahu isi hati gue. Seenggaknya gue tenang karena sekarang Neha udah balik ke keluarga. Dan pria brengsek itu udah nggak ada di sisi Neha. Gue yakin setelah ini Neha akan lebih tenang."
" Tapi Neel."
Nayaka urung mengatakan kalimat selanjutnya. Dia berpikir bahwa di tidak punya hak untuk melarang Neel pergi.
Selama ini temannya itu sudah terkurung dalam belenggu perasaanya. Dan membiarkan Neel pergi mungkin akan menjadi salah satu cara membebaskan belenggu pria itu.
" Haaah, oke gue dukung lo. Semoga lo happy di sana ya. Tapi gue harap sih lo balik setelah selesai dengan hati dan juga pendidikan lo."
" Thans Ka. Dan gue mau nitip ini. Tolong kasihkan ini ke Neha pas gue udah pergi. Inget ya, kasih ke Neha pas aku udah pergi."
" Iya iya, cerewet bener sih lo ya."
Nayaka penasaran apa isi paper bag itu. Ingin sekali dia melihatnya tapi tentu ia tidak akan melakukan itu. Bagaimanapun itu adalah amanat, sebuah pesan yang harus dia lakukan nanti.
Mereka melanjutkan obrolan hingga di rasa cukup masing-maisng dari mereka pun pulang.
Waktu bergulir dengan cepat. Neel juga sudah memberikan semua tugasnya kepada dokter residen yang selama ini jadi asistennya. Ia juga menyampaikan maaf dan terimakasih kepada Dokter Sai sebagai seniornya. Semuanya benar-benar berjalan sesuai dengan rencananya.
Neha pun juga sudah tahu keputusan Neel. Dia mendukung sepenuhnya keputusan itu dan tidak akan menghalangi keinginan Neel dalam melanjutkan studinya. Upgrade ilmu adalah hal yang bagus untuk dilakukan.
Neha pun semakin siap untuk persidangan. Ran sudah mengusahakan untuk melewatkan sidang mediasi sehingga mereka hanya akan melakukan sidang putusan cerai.
Tentu saja semua itu bukan pihak Neha yang mengusulkan. Semua harus dari Dimitri. Tapi atas desakan keluarga Neha terutama sang ayah. Pokoknya dalam perceraian kali ini Dimitri menjadi peran utama, dia yang selingkuh dia yang mengajukan cerai dan terlihat ingin segera mengakhiri pernikahan.
Memang seperti itulah yang diinginkan Nataya. Itu termasuk balasan yang lumayan menyakitkan bagi Dimitri yang masih menaruh cinta pada Neha.
Satu-satunya yang rencananya tidak berjalan adalah Nilam. Wanita itu sekarang sangat gelisah dan kebingungan.
Dimitri tidak pernah datang kalau diminta. Bahkan kalau Nilam berkata ingin sesuatu karena mengidam, Dimitri hanya mengirimkan melalui pesan antar atau delivery order.
Ia tidak bisa menggunakan alasan morning sickness karena dia sama sekali tidak mengalaminya. Padahal masa-masa ini Nilam berharap Dimitri selalu ada di sisinya dan memanjakannya.
" Kenapa sih, kenapa dia nggak pernah datang. Kenapa dia nyuekin aku. Aku kan lagi hamil, aku hamil anak dia tapi dia sama sekali nggak perhatian sama sekali."
Nilam marah-marah, dia mengomel sendirian dan Sukiya hanya mendengarkan. Namun Sukiya juga tak acuh. Dia malah terkesan muak.
" Hamil hasil selingkuh kok bangga," ucap Sukiya lirih. Dia sungguh sangat benci dengan Nilam. Ia ingin sekali pergi tapi lagi-lagi dia tidak bisa. Apalagi dia baru saja mengirim uang untuk keluarganya di rumah.
" Suki, aku mau rujak. Tolong buatin!"
" Ya Mbak."
Nilam mengambil ponselnya, ia lalu mencari nomor milik DImitri dan menghubungi pria itu. Pria yang sangat ia yakini akan jadi pria dalam hidupnya.
" Maassss, aku kangen eh dedek bayi kangen nih pengen ditengokin papanya. Mas kok nggak pernah dateng sih, aku kan pengen lihat kamu."
" Ya nanti aku dateng ke rumah."
" Beneran, oke deh. Aku tunggu ya Mas."
Nilam bersorak, jawaban yang diberikan Dimitri sesuai dengan keinginannya. Sedari tadi mood yang jelek itu sekarang berubah menjadi riang.
Ia bahkan bersenandung sambil membuka almari pakaian. Koleksi lingerie yang ia punya, Nilam lihat satu per satu. Ia sedang berpikir kira-kira ia akan mengenakan yang mana untuk menyambut Dimitri malam nanti.
" Ehmmm, ini aja, pasti Mas DImitri suka.
Nilam mengeluarkan lingerie berwarna nude. Ia yakin itu akan terlihat cantik terlebih saat ini tubuhnya juga sedikit lebih berisi.
Akibat hormon kehamilan, Nilam mengalami kenaikan nafsuu makan. Jadi dia bisa merasakan bahwa berat badannya pun ikut bertambah juga.
" Mbak, ada tamu."
" Aaah udah datang ya. Tapi aku belum mandi dan ganti baju juga."
" Ta-tapi Mbak tamunya."
Nilam tidak mendengarkan ucapan Sukiya. Dia terburu-buru untuk segera keluar menyambut Dimitri.
" Maas ... ."
" Hai, maaf kecewa ya."
Degh!
Senyuman yang tadi amat sangat lebar, ekspresi wajah yang begitu riang, dan hati yang gembira, semua itu lenyap saat melihat siapa orang yang berada di ruang tamunya itu.
TBC