Rere Anita, sungguh tidak menyangka kalau sang suami yang selama ini mengaku lemah syahwat ternyata memiliki selingkuhan dan anak yang sudah besar.
Mendapati fakta itu membuat Rere sakit hati karna uangnya telah banyak habis untuk menyembuhkan Sang suami yang mengaku lemah syahwat itu.
Hingga Rere mencari sosok pria bayaran yang harus bisa membantu dirinya balas dendam, dengan kekayaan Rere sebagai pancingan.
"Aku hanya membutuhkan pria m0k0nd0 saja, karna hanya untuk memuaskan aku dalam hal ranjang dan haus dahaga akan pengkhianatan suamiku." ucap Rere dengan sangat angkuh.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Madumanis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 21
~Pov Galih
Tidak tahu mengapa semakin lama aku semakin tertarik dengan sosok Rere Anita. Astaga, aku sudah mulai tidak bisa mengendalikan diri sekarang. Rere sangat pandai memainkan pesona dirinya, aku tidak akan melepaskan dirinya malam ini.
Tanganku menarik tangan Rere hingga tubuhnya sangat dekat denganku. Bukannya takut malah Rere menatapku sinis begitu, seolah senang melihatku terpancing dengan hal yang ia rencanakan. Salah satu tangan Rere memegang area pipiku lalu turun menuju bibir. Membelai sedikit sambil menikmati setiap inci ketampanan yang aku miliki, oh aku sungguh tergila-gila dengan wanita itu.
“Tuhan menciptakan dirimu sempurna seperti ini, Galih. Aku iri dengan itu,” Katanya, ia menatapku kesal.
“Iri? Kenapa?” Tanyaku memastikan karena aku kurang mengerti.
Tangan Rere berkeliling di area dada bidangku, berputar-putar di area sana sampai membuat kupu-kupu berterbangan didalam perutku. Dia terus melakukan itu sambil terus menatapku, ayolah Rere sungguh mempesona seperti ini mengapa Saka tidak menghargai wanita sebaik dia?
“Aku iri karena tidak menemukan dirimu lebih awal, seharusnya aku menikahimu saja dari pada aku harus menikah dengan Saka yang tidak berguna itu.” Jelasnya padaku.
Timbul senyuman tipis di wajahku, ntah mengapa kata-kata itu sangat dalam di hatiku. “Ceraikan saja suamimu itu..” Tanganku melingkar di pinggang ramping miliknya, sedikit mendorong hingga sangat dekat denganku. “Untuk apa mempertahankan suami tidak berguna seperti itu? Iyakan?”
Rere langsung berbalik badan hingga membelakangi aku, tidak tahu mengapa hanya saja aku tidak suka dengan posisi ini. Karena aku tidak bisa menikmati kecantikan yang ia miliki, tapi sepertinya akan wanita yang berlagak sok kuat itu malu padaku.
“Kau sangat mencintai suamimu ya, hingga tidak mau menceraikan_”
“Bukan seperti itu, Galih. Menceraikan Saka tidak semudah seperti apa yang kau bayangkan, aku perlu menyakinkan Nenek jika Saka sebenarnya adalah pria brengsek.” Jelasnya padaku, ia seperti tidak mau aku kecewa karena salah paham.
“Masalahnya..” Rere melepaskan pelukan tanganku, ia berjalan perlahan hingga menuju pinggir ranjang. Duduk dengan posisi kaki menjuntai dilantai menatapku sangat dalam, baru ini aku sadari jika wanita itu memiliki sisi kerapuhan yang sangat besar.
“Masalahnya adalah Nenek tidak akan mudah percaya padaku, dia sangat mempercayai Saka.” Sambungnya.
“Tidak ada yang mudah untukku, Galih..”
Galih sadar akan itu, bagaimanapun aku adalah orang yang paling mengenal Saka dulu. Sifat Saka masih sama seperti dulu, hanya saja aku tidak menyangka kalau Saka akan memanfaatkan pernikahan untuk mendapatkan uang.
“Kau tenang saja, lakukan saja apa yang ingin kau lakukan. Aku selalu ada di belakangmu untuk melindungi dirimu..” Kataku dengan penuh keyakinan.
“Aku serius dengan apa yang aku katakan,” Aku menyakinkan karena ekspresi Rere seperti tidak percaya, wanita itu membuka pakaian bagian atasnya.
“Mari lakukan adegan yang lebih mudah dulu, Galih..” Ajaknya, aku menggelengkan kepala sebagai jawaban. Agar tidak kecewa dan terjadi salah paham, aku duduk disamping Rere yang menatapku bingung.
“Setelah kau pulih kita akan melakukannya lagi, sekarang kau harus istirahat.” Kataku, aku menuntun tubuh Rere untuk berbaring diatas tempat tidurku.
Rere tersenyum manis padaku, ia masih memegang tanganku yang terdapat bekas gigitannya tadi. “Kau sangat mengerti dengan perasaan wanita, Galih. Apakah kau pernah menjadi pria bayaran seperti ini sebelumnya?” Tanya Rere padaku, tapi tatapan wanita itu seolah sangat penasaran.
“Pernah, setidaknya kau bukan wanita pertama kali..” Jawabku asal, hingga senyuman diwajah Rere langsung memudar. Rere mengangguk ntah apa maksudnya, ia langsung berbalik badan membelakangi aku.
“Kau baik-baik saja?” Tanyaku yang sebenarnya aku ingin tertawa, karena ternyata wanita itu sangat percaya dengan jawaban bohongku. Malah Rere menutupi tubuhnya dengan selimut, seluruhnya sepertinya dia tidak mau mendengar suaraku.
Aku gemas tentunya, kutarik selimut yang menutupi wajah cantiknya itu. Sungguh aku terkejut karena menemukan tatapan mata yang sangat tajam dari Rere untukku.
“Setidaknya kau bisa berbohong untuk menyenangkan hatiku saja, Galih!” Omelnya padaku.
“Hahahaha!” Tawaku pecah juga akhirnya, karena ekspresi Rere sungguh lucu sekali selain itu juga aku heran mengapa Rere bisa semudah itu untuk dibohongi.
“Kenapa tertawa, ha?” Tanyanya, aku langsung memeluk kembali Rere hingga kami saling tertidur bersama. “Lepaskan! Semua pria didunia ini sama aja_ emmm!”
Karena terus mengomel hal hal tidak jelas maka langsung aku melumat habis bibir manis miliknya. Mengubah posisi hingga Rere berada dibawahku, sialnya mungkin karena kesal hingga Rere tidak membalas setiap pergerakan bibirku.
“Astaga.. Aku lupa,” Ucapku didalam hati, wanita cantik dibawahku ini masih salah paham.
“Tidak, Rere. Aku tidak pernah menjalankan misi seperti ini seumur hidupku, aku jujur akan itu.” Jelasku dengan sangat tegas hjngga Rere sendiri terdiam mendengar apa yang aku katakan. “Lain kali aku akan menceritakan padamu tentang seperti apa kehidupan asmaraku. Malam ini sebaiknya selesaikan yang ini dulu.”
“Ini apa?” Mata Rere langsung membola sempurna karena melihat adikku yang menegang. Mungkin hal yang membuat Rere terkejut adalah sejak kapan aku membuka celanaku, haha dia tidak menyadari itu sepertinya.
“Dia rindu sangkarnya sepertinya, bagaimana?”
“Alah tadi sok nolak, sekarang pengen sendiri kan?” Rere kesal, tapi ia malah memegang adikku dibawah sana. “Ayo lakukan, aku juga merindukan sentuhanmu malam ini..”
~Pov Galih End
Hubungan percintaan panas terjadi selama berjam-jam dengan sangat panas sampai Rere lemas tidak berdaya dibuat oleh Galih. Wanita itu sudah tertidur pulas mungkin kelelahan akibat ulah Galih. Sementara Galih perlahan bangkit melepaskan diri dari pelukan maut Rere.
“Emm..” Rere menggeliat mencari pelukan sepertinya, cepat-cepat Galih mengganti guling sebagai ganti tubuhnya.
Setelah merasa Rere sudah aman maka Galih langsung menuju balkon kamar dengan memakai celana pendek. Ia harus menghubungi seseorang yang sangat penting, untuk menanyakan hal yang sangat ingin ia lakukan bersama Rere nanti.
“Bos, aku menunggu kabarmu sedari tadi..” Ucap Rey disebrang telepon.
Galih melirik kearah pintu balkon, dari kejauhan ia masih melihat Rere yang tertidur pulas. “Aku ingin meminta pendapatmu tentang hal yang akan aku lakukan..”
“Apa, Bos?”
“Aku ingin menjadi supir pribadi keluarga Anita, mengantar Rere kemanapun dia pergi hingga kami saling berdekatan. Jadi, sepertinya aku akan tetap melakukan pekerjaanku tapi tidak akan sesering seperti biasanya.”
Lama menunggu respon dari Rey, mungkin saja pria itu sedang memikirkan segala resiko akan tindakan yang diambil Galih ini.
“Aku rasa tidak akan mudah, Bos. Tapi, lakukan saja.. Aku akan terus membantumu.”
“Galih..”
Suara itu mengejutkan Galih tentunya, ia langsung mematikan panggilan tersebut dengan perasaan kacau dan takut. Pandang mata Galih tertuju pada Rere yang memakai pakai air tidur, ia menatap Galih penuh curiga.
“Apa dia mendengar apa yang aku katakan di telepon tadi, gawat!” Galih takut kalau sempat Rere mengetahui yang sebenarnya pasti segala perjanjian akan dibatalkan.
baruu nii suka 👍😁😁