Kemala Agnesia harus merelakan cita-cita dan masa muda nya karena sudah terlanjur mengandung benih dari seorang pebisnis keturunan Darwis yang bernama Davin Alvarendra Darwis.tak ada yang tak kenal dengan pemilik perusahaan raksasa itu.masa kelam orang tua nya kembali terjadi kepada putra sulung dari Alvarendra Darwis.akan kah hidup Mala sama beruntung nya dengan ibu sambung dari Davin.atau kah harus menyerah dengan sekelumit masalah yang terbentang luas di depan mata nya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon oland sariyy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Wanita Idaman Lain
Keesokan harinya, Mala sudah boleh pulang ke rumah.tapi kali ini tujuan nya adalah kediaman utama keluarga Darwis.
Walaupun belum ada cinta dan jarang mengobrol, tetapi Davin tetap standby di sana menemani Mala.sang Mama yang bernama Maisya akan mengamuk jika dia tidak ada di samping istri nya.malang sekali nasib pria ini, belum apa-apa tapi sudah di kucilkan oleh keluarga nya.
" Bun,kenapa Mala harus pulang ke rumah itu?" tanya Mala kepada Bunda Endah.
Bunda Entah menghentikan tangannya yang sedang sibuk merapikan baju serta barang lain milik Mala, wanita cantik ini tersenyum sambil mengelus pipi putri nya.
" Jangan takut Nak,di sana Kamu akan aman.Kamu sudah menjadi istri dari seorang pria,kemana pun suami mu pergi,maka Kamu harus ikut bersama nya .jadi lah istri yang baik dan patuhi semua ucapan suami mu,selagi itu benar dan jangan pernah membangkang kepada suami mu.ingat! Kamu harus menjadi lebih dewasa lagi,jangan biarkan calon anak kalian kehilangan keluarga yang utuh.apapun yang terjadi suatu hari nanti.sabar dan jika Kamu menemukan kebuntuan dalam menjalankan peran mu,berdoa lah kepada yang maha kuasa,Bunda pun siap membantu mu." Ibu dan anak ini saling berpelukan.
Maisya yang juga ikut menjemput menantu nya langsung terharu melihat momen berharga ini, sedangkan Davin tetap menampilkan wajah datar tanpa ekspresi dengan kedua tangan yang di simpan ke dalam saku celana.
" Sesekali Kamu boleh menginap di rumah kita,tapi harus minta izin dulu sama suami mu." sambung Bu Endah di balas anggukan kepala oleh putri nya.
" Mala nggak yakin bisa jauh-jauh dari Bunda sama Ayah,kenapa hidup Mala seperti ini Bun." sesal Mala tapi tak akan bisa mengubah semua nya.
Davin yang tidak suka melihat sikap cengeng dari Mala ,malah mencebikkan bibir nya.kalau saja bisa menawar pun,Davin juga tidak mau menikah secepat ini.tapi benih yang sudah tertanam di dalam rahim wanita muda ini membuat nya tak bisa mengelak dari tuntutan orang tua nya.Davin tidak tahu apa kah dia sanggup atau tidak menghadapi sikap dan perilaku Mala yang menurut nya masih sangat kekanak-kanakan.
" Sudah jangan nangis lagi! Nanti adek bayi nya juga ikut nangis di dalam sana. " ledek Bunda Endah berusaha mencairkan suasana.jika di balas ucapan Mala tadi,maka akan semakin panjang drama pagi ini.Bunda Endah merasa tidak enak kepada besan nya yang sudah menunggu untuk membawa Mala pulang.
Pak Ruli yang baru selesai menerima panggilan telepon, menerobos masuk lalu memeluk tubuh putri nya.
Walaupun Mala sudah lulus sekolah menengah atas,bagi Pak Ruli,putri nya tetap lah gadis kecil yang akan selalu menjadi kesayangan keluarga.
" Jaga diri Kamu baik-baik Ya, telpon Ayah kapan pun Kamu membutuhkan Ayah.jangan pernah tinggal kan sholat.jadi lah istri yang baik untuk suami mu dan hormati kedua mertua mu." Pak Ruli mengecup cukup lama kening Mala.
Isakan tangis Mala semakin menjadi-jadi.dia juga tidak sungkan merengek manja kepada Ayah nya,Mala tetap lah menjadi Mala yang dulu sebelum tragedi lepas segel itu terjadi.dia tidak merasa malu di perhatikan oleh pria yang sudah menjadi suami nya.
Mala duduk di kursi belakang bersebelahan dengan Maisya, detak jantung nya masih belum stabil.ketika hendak masuk ke dalam mobil,Mama mertua nya ini malah meminta Davin agar mengangkat tubuh nya ke kursi bagian belakang,Mala sudah menolak ide gila itu tetapi mertua nya tetap bersikukuh.Mala pasrah dan sampai sekarang belum berani menatap Davin lagi.
" Nanti kalau Kamu mau ke tempat Bunda mu,Mama akan menemani Kamu,jangan takut karena kami tidak akan memisahkan Kamu dari kedua orang tua mu." kata Maisya lembut berusaha mendekat kan diri kepada sang menantu.
" Terimakasih Tan..Eh Mama." balas Mala masih suka salah panggil.
Maisya paham betul bahwa dia lah yang harus merangkul Mala yang masih sangat muda.Maisya tidak ingin menantu nya merasa tertekan dengan pernikahan dini ini.
Anak yang berada di dalam kandungan Mala adalah cucu pertama nya, apapun yang Mala minta nanti nya, pasti akan di kabulkan oleh Maisya.ia juga sudah berjanji akan membantu Mala dalam menaklukkan hati putra nya yang beku dan kaku ini,sampai takluk dan bucin seperti suami nya .
" Seperti nya Aku ke makan omongan sendiri.nggak mau nikah muda eh malah terjadi dalam sekejap mata,dalam keadaan hamil pula!Masa muda ku mendadak suram banyak tanjakan." gumam Mala tanpa sadar mengelus perut nya dan itu terlihat oleh Davin dan juga Maisya.
Maisya lalu menggenggam tangan Mala, menantu nya tidak boleh banyak pikiran.sepanjang jalan menuju ke rumah Maisya sangat aktif mengajak menantu nya bercerita,entah mengenai keluarga nya sendiri atau keluarga dari Mala termasuk juga makanan kesukaan Mala.
Rumah dalam keadaan sepi,Al sudah ke kantor mengganti sementara tugas putra nya, sementara Sasa dan Ray sudah berangkat ke sekolah walaupun tadi sempat merengek minta izin libur dulu karena ingin menyambut kedatangan Kakak ipar nya.
Davin kembali menggendong Mala masuk ke dalam kamar nya,siapa lagi yang meminta kalau bukan Sang Mama .baru juga pintu tertutup rapat.Davin meletakkan tubuh Mala di atas tempat tidur lalu merapat kan tubuh mereka berdua.sehingga membuat Mala membelalak syok.Mala menahan nafas saat jarak wajah nya begitu dekat dengan suami nya.
" Jangan coba-coba menguji kesabaran Aku,kamu sudah dewasa berhenti menangis dan merengek-rengek seperti tadi lagi." Mala menggeleng cepat,sudah payah dia menelan ludah nya dan tidak percaya kalau Davin bisa berkata seperti itu kepada nya.
" Kenapa? Kamu menyesal menikah dengan Aku? Sama...Aku juga menyesal menikah dengan Kamu.tapi orang tua ku yang memaksa dan Aku tidak punya pilihan lain selain menikah,jadi ...Jangan pernah menangis di depan ku lagi karena di sini kita sama-sama korban nya." Mala semakin menegang kala melihat tatapan tajam dan penuh kebencian yang di perlihatkan oleh Davin kepada nya.
Pria yang menjadi suami nya ini sungguh tidak berperasaan,pria mana yang menjadi korban setelah menanam benih di ladang basah milik nya sampai benih itu berkembang biak.Mala mendorong kuat tubuh Davin karena tidak Sudi berdekatan dengan suami kasar dan dingin ini.
" Ini mahar pernikahan kita,Kamu simpan saja." kata Davin tanpa menatap wajah Mala.
Malas berdebat,Mala menerima satu set perhiasan yang harga nya hampir em- eman itu.padahal kemarin Mala hanya asal-asalan saja menyebut kan mahar yang dia inginkan, bodoh nya lagi dia lupa dan tidak tahu kalau suami nya ini berasal dari keluarga kaya raya.beli perhiasan harga selangit seperti membeli sayuran saja bagi mereka.
Davin lalu memberitahu Mala bahwa semua keperluan nya sudah tersimpan di dalam lemari.bukan Davin yang menyiapkan itu semua nya,siapa lagi kalau bukan sang Mama yang sangat heboh karena sudah memiliki menantu yang sedang hamil pula.
Davin yang sangat lelah dan mengantuk lalu duduk di sofa yang memang sudah ada di dalam kamar nya.
"Aku akan tidur di sofa untuk sementara waktu,jangan minta pisah kamar karena itu sama saja menggali kuburan untuk ku." ucap Davin tegas .mana mau dia lama-lama tidur di atas sofa yang menurut nya sangat tidak nyaman.dia hanya memberikan sedikit waktu untuk Mala beradaptasi dengan lingkungan.
" Eh...Aku aja,ini kan Kamar Kamu." sanggah Mala yang cukup tahu diri.
" CK...Jangan ngeyel jadi orang, nanti Kamu sakit lagi terus Aku yang akan jadi sarang kemarahan Mama.satu lagi!Kalau di depan Mama panggil Aku dengan sebutan yang sopan.jangan sampai Aku kembali di marahi karena kesalahan Kamu."suami istri ini mengawali kebersamaan mereka dengan berdebat.
" Ehmm." entah lah Mala tidak tahu lagi harus berkata apa.kalau memang tidak suka dengan nya,kenapa juga pria ini mau di paksa menikah.padahal tanpa suami pun Mala yakin bisa membesar kan anak nya seorang diri.
" Ini untuk Kamu!" tiba-tiba Davin berdiri lalu menyodorkan sebuah kartu berwarna hitam kepada Mala.
" Untuk apa?" Mala tahu kalau kartu ini sangat sakti sekali,tapi sungguh ini bukan lah impian nya dan dia sama sekali tidak menginginkan nya.
" Aku melakukan semua ini karena Mama dan anak ku,Kamu sudah menjadi tanggung jawab ku.terima kartu ini dan guna kan sesuka hati mu.pin nya tanggal lahir Kamu."lagi dan lagi Davin menjadi kan Mama dan anak nya sebagai alasan nya memperlakukan Mala dengan baik.
Mala tersenyum miris,apa dia hanya di jadikan mesin pencetak anak? Dengan mudah nya di tukar dengan kartu ini,Mala tetap menerima kartu itu.jika jenuh berada di rumah maka kartu ini akan dia manfaatkan semaksimal mungkin,dia akan membuat Davin semakin Marah lalu memulangkan nya ke rumah orang tua nya.ya Mala akan bermain licik, sedari awal dia tidak betah tinggal bersama Davin.
Karena sudah tidak ada lagi yang harus di bicarakan,Mala pamit untuk mengganti pakaian nya,mata nya mulai terasa berat setelah tadi meminum obat yang diresepkan oleh dokter kandungan nya.
" Arghhh....Aku benci dia." teriak Mala mengeram kesal dalam hati nya.Mala mengepalkan kuat kedua tangan nya di udara.
"Menyala masa muda ku.." kata nya lirih.ingin menangis tapi dia ingat kalau Davin benci dengan tangisan nya.
Lagian Mala aneh deh,kenapa juga harus memperdulikan Davin yang jelas-jelas tidak pernah memikirkan nya.setelah berganti pakaian.Mala memilih untuk segera tidur dari pada harus semakin pusing dan sakit hati karena ulah suami nya.
Di sisi lain,Davin sendiri masih kesulitan untuk memejamkan mata nya.
Astaga! Dia tidak percaya kalau sekarang sudah menjadi suami dari wanita muda ini.mengingat itu semua rasa nya Davin ingin protes kepada sang penulis takdir.
Davin menatap lekat sosok Mala yang seperti nya sudah tertidur pulas di atas tempat tidur.
" Ingat Dav, untuk sementara saja Kamu berbagi ranjang dengan nya." kata nya dalam hati.
Sumpah demi apapun,Davin tidak menyangka kalau hidup nya akan menjadi seperti ini,ia harus menyiapkan diri untuk menghadapi kejutan demi kejutan yang tak terduga.
" Demi apa? Aku bakal jadi ayah?"lirih nya dengan satu tangan yang sengaja di simpan dia tas kepala.
" Tapi kenapa harus dari wanita cengeng itu? Kenapa nggak sama dia aja?"keluh nya tanpa sadar mulai membanding-bandingkan Mala dengan wanita idaman nya.
Lelah bermonolog,tanpa sadar Davin akhirnya tertidur juga.pintu kamar sengaja di kunci takut nyonya besar menyelusup ke dalam lalu melakukan sidak kepada mereka berdua.Davin kembali memanggil nama wanita idaman nya di saat mata nya masih tertutup rapat.
" Desi..."
" Des, Maaf kan Aku! Nanti kita akan bersama." kata nya tapi mampu di dengar oleh Mala.
Degh...
" Apa itu pacar atau calon istri nya ya? Tapi malam itu dia juga manggil nama Desi..." Mala menghela nafas berat.
Ternyata suami nya punya wanita lain,sulit sekali bagi nya menerima kenyataan ini,tapi dia tidak bisa mundur seorang diri.Mala akan menjalani hidup nya seperti biasa.terserah Davin mau punya wanita idaman atau selingkuhan sekaligus.Mala tak perduli,jika sampai ketahuan oleh mata nya.maka Mala berniat menggugat cerai.alasan itu pasti akan membuat kedua orang tua nya mendukung keputusan yang sudah dia ambil.
" Emot Api.." kata nya kembali melanjutkan tidur nya lagi.
Bersambung..
Maaf ya,baru update...Semalam lagi sibuk nonton timnas kita main.siapa di sini yang juga ikut nonton timnas... tinggalkan jejak kalian di kolom komentar ya guys.
bagus mala harus berani melawan Davin jgn lemah d perlaku kan kasar oleh davin.lw perlu tinggal pergi pulang ke rumah org tua mu aja Davin, biar tau rasa tu davin.dan buat Davin menyesal telah menghina dan menyakiti mu setiap hari.
dan jgn lupa author buat Davin yg ngerasain mual muntah dan pusing kepala setiap hari,biar tau gimana susahnya mala mengandung anaknya,jgn tau marah2 aja dan ngatain Mala jorok dll....mau enaknya aja dia,sakitnya ngk mau .enak betul udh habis nanam benihnya lalu ngk mau repotnya jga.