NovelToon NovelToon
I LOVE YOU, KANARA

I LOVE YOU, KANARA

Status: tamat
Genre:Kontras Takdir / Diam-Diam Cinta / Cinta Terlarang / Crazy Rich/Konglomerat / Cinta Murni / Menyembunyikan Identitas / Tamat
Popularitas:4.4M
Nilai: 4.9
Nama Author: Mae_jer

Kanara Rusadi, wanita beranak satu yang menikah dengan laki-laki keji karena dijual oleh ibu tirinya. Kanara kabur dari rumah akibat mendapatkan kekerasan dari suaminya. Ia bersama putranya harus hidup serba berkekurangan.

Demi sang putra dan berbekal ijasah SMA, Kanara bertekad masuk di sebuah perusahaan besar milik laki-laki yang pernah dia tabrak mobil super duper mahalnya.

Pertemuan awal mereka meninggalkan kekesalan Brandon. Namun seiring berjalannya waktu, Brandon mengetahui bahwa Kanara sedang bersembunyi dari suaminya dan saat ini berada di dalam bahaya yang mengancam nyawanya.

Brandon yang diam-diam mulai ada rasa pada Kanara, berusaha menyelamatkan wanita itu dari ancaman sang suami yang berkuasa di dunia gelap. Tanpa ia sadari Kanara adalah wanita yang pernah pernah terjerat dengannya sepuluh tahun lalu dan bocah bernama Bian itu adalah putra kandungnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mae_jer, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 14

Meeting telah selesai. Brandon lanjut dengan pekerjaan yang lain. Bertemu klien, memantau kinerja perusahaan dan masih banyak lagi. Sore hari menjelang malam ia kembali ke kantor. Pria itu beristirahat di ruangannya. Ia bersandar di dinding kursi kerjanya sambil memijat pangkal hidungnya.

Brandon mengeluarkan sesuatu dari saku celananya kemudian. Sebuah catatan kecil yang diberikan oleh Kanara tadi. Pria itu terus membacanya dan sesekali tersenyum. Entah kenapa Brandon merasa terhibur dengan tulisan itu.

"Kau berani sekali."

Gumam pria itu terus menatap ke catatan kecil Kanara. Setelah puas, ia kembali memasukkan catatan kecil itu ke saku celananya dan bersiap pulang. Ia sudah lelah seharian ini. Brandon ingin pulang dan bermain dengan Zane, keponakan kecilnya yang lucu.

Kantor sudah sepi. Biasanya jam segini masih ada yang lembur, namun hari ini tidak. Tak terlihat satu pun karyawan di lantai sepuluh ini yang tersisa. Saat hendak berjalan ke lantai dasar, Brandon mendengar ada bunyi-bunyi dari arah pantry. Pria itu penasaran dan berjalan menuju pantry.

Dari pintu masuk pantry ia melihat seseorang tengah sibuk di depan mesin kopi. Jelas Brandon langsung mengenali wanita itu meski dilihat dari belakang. Entah kenapa bentuk tubuh wanita itu dia ingat sekali.

Nara Gracia. Nama wanita itu. Nara memiliki body yang sangat bagus untuk ukuran ibu satu anak. Brandon terus menatapi wanita sambil berdiri di dinding pintu. Kalau orang-orang yang tidak tahu wanita itu sudah punya anak, mereka pasti akan mengira dia masih gadis. Wajahnya pun tidak tampak seperti ibu-ibu beranak satu. Masih tampak muda.

Kira-kira wanita itu masih bersama suaminya atau tidak? Atau mereka sudah pisah? Cerai, bahkan mati? Brandon merasa dia sudah gila karena terlalu penasaran dengan kehidupan rumah tangga wanita itu.

Sementara itu Kanara terlonjak kaget, dia hampir melompat saat ia membalikkan tubuh dan tiba-tiba melihat ada sosok yang berdiri dengan tangan terlipat di depan dada sambil bersandar di dinding pintu.

Rasa kaget Kanara tampak jelas di pandangan Brandon. Sudut bibir Brandon terangkat.

"Kenapa belum pulang?" Brandon bertanya lalu melangkah masuk ke pantry, mendekat ke Kanara yang sejak tadi terus berkutat dengan mesin kopi.

Kanara tidak langsung menjawab, tapi tentu Brandon bisa menebak  apa yang sedang dilakukan wanita itu sekarang.

"Kau sedang belajar menggunakan mesin kopi?" Brandon setengah menyindir. Ia semakin dekat, bahkan telah berdiri tepat di belakang Kanara.

Jujur saja, baru kali ini ia berdiri sedekat itu saat bicara dengan seorang wanita, selain adiknya. Biasanya pria itu selalu menjaga jarak. Tapi terhadap Kanara, dia juga bingung kenapa.

Kanara merinding karena lelaki itu berdiri terlalu dekat. Dalam pikirannya saat ini ada dua, Brandon akan memarahinya soal kopi yang dia ganti dengan air panas, dan dirinya yang akan di pecat karena tidak becus di hari pertamanya bekerja.

Kanara menoleh ke belakang dan lagi-lagi dia harus dibuat mendongak ke atas karena perbedaan tinggi mereka.

"Pa - pak Brandon," Kanara berusaha tersenyum meski senyumannya begitu kaku dan disertai dengan rasa gugup.

Apalagi pria itu terus menatapnya. Tatapan yang mengintimidasi itu membuat lututnya lemas.

"Catatanmu ini," Brandon mengeluarkan catatan kecil yang dia tulis untuk pria itu. Lutut Kanara makin lemas dibuatnya.

"Kau ingin aku membayangkan air hangat menjadi kopi? Huh! Kau adalah wanita pertama berani bilang begitu padaku," Kanara menggigit bibirnya lirih. Semua ekspresi wanita itu tak luput dari pandangan Brandon.

Pria itu tanpa sadar menikmati melihat Kanara yang gugup dan takut-takut padanya.

"Catatan kecilmu ini membuatku ..."

Pria itu menggantung ucapannya. Kanara menundukkan kepala, siap dengan segala konsekuensi yang akan dia terima nanti. Di pecat memang sayang sekali. Tapi mau bagaimana lagi, menggunakan mesin kopi saja dia tidak tahu, mungkin dia akan di perintahkan menggunakan mesin lain juga seperti mesin fotokopi yang belum dia ketahui sama sekali. Bekerja dikantor memang butuh keahlian, kalau dia tidak ahli, atasan memang pantas memecatnya.

"Membuatku ingin mengajarimu cara menggunakan mesin kopi."

Heh?

Mata Kanara berkedip-kedip.

Ia tidak di pecat? Wajahnya mendongak lagi ke Brandon. Apakah perkataan pria ini hanyalah sebuah kalimat yang disengaja untuk menyindir sebelum memecatnya? Mana ada bos, apalagi yang memiliki posisi utama di kantor ini turun tangan sendiri mengajarinya. Tidak mungkin bukan. Sesaat kemudian Kanara membungkuk meminta maaf.

"Maaf, saya sudah lancang sama bapak pagi tadi."

"Jangan panggil aku bapak, terlalu ketuaan. Aku bahkan belum menikah dan punya anak."

"Bo-bos," Kanara secepat mungkin mengganti panggilannya menjadi bos dan Brandon tidak berkomentar apa-apa lagi. Padahal banyak orang yang memanggil pak dan dia cuek saja karena dia tahu itu adalah panggilan hormat untuknya. Tapi untuk wanita ini, rasanya aneh saja dia mendengar kata bapak keluar dari mulutnya. Dia tidak suka. Dipanggil bos pun masih rada-rada aneh tapi lebih baik daripada dipanggil pak.

"Lihat baik-baik." Brandon maju ke depan Kanara lalu mulai berkutat di depan mesin kopi. Kanara dibuat bingung lagi.

Lelaki ini sungguh-sungguh ingin mengajarinya?

"Kau ingin belajar atau tidak?" kepalanya diketuk pelan.

"Eh? I-iya!"

"Ingin belajar tapi bengong. Mendekat ke sini."

Kanara mendekat, namun saking heran dan kebingungannya dia, kepalanya malah menubruk tubuh Brandon. Wanita itu refleks menjauh. Ya ampun, ceroboh sekali.

"Ma-maaf," ucapnya malu.

"Kau itu ibu beranak satu, kenapa masih seperti gadis perawan yang suka ceroboh?"

Wajah Kanara memerah. Dia dibilang seperti gadis perawan? Hah, yang benar saja. Pertama kali dia sudah dimasuki oleh pria asing yang memperkosanya sepuluh tahun lalu. Dalam ingatannya laki-laki itu berwajah tampan, lihat saja wajah Bian. Tapi Kanara lupa seperti apa wajahnya. Mungkin karena malam itu dirinya terlalu syok sehingga ia langsung kabur begitu saja.

Kemudian, dirinya dinikahi oleh Damian yang kejam. Tak terhitung sudah berapa kali Damian mengobok-obok dirinya. Yang pasti dirinya memang bukan perawan lagi.

"Mau belajar atau tidak?"

Tubuh Kanara bergeming lalu ia kembali mendekat ke Brandon.

"Seperti ini caranya." nada pria itu masih datar tapi sudah tidak mengintimidasi seperti tadi.

Ia mengajari Kanara dengan bahasa yang mudah di mengerti. Padahal hampir sejam wanita itu berkutat di mesin tersebut dan belum benar-benar paham cara penggunaannya. Pantas saja laki-laki ini sudah jadi pemimpin perusahaan di usia yang terbilang cukup muda.

"Sudah paham sekarang?" begitu Brandon menolehkan kepala ke arahnya, Kanara cepat-cepat menatap ke arah lain. Ia hanya terbawa suasana karena pria itu pintar mengajar, bukan karena ingin melihat wajah super tampannya dari dekat.

Kanara malu. Pasti laki-laki itu sedang berpikir dia adalah sosok perempuan yang gampang terpesona dengan wajah-wajah tampan.

"Sudah paham belum" ulang Brandon.

Kanara mengangguk pelan.

"Kalah begitu cobalah."

"Sekarang?"

Brandon tertawa setengah mendengus.

"Kau ingin menunggu sampai besok?" ia menatap Kanara lurus-lurus.

Kanara pun langsung melakukan apa yang pria itu bilang.

1
Nono Davidson
Sangat Menarik
Umi Syafaah
Luar biasa
Trie Handayani
ape ni ,sedihnya
𝓛𝖊𝖊𝖈𝖍𝖞𝖗𝖆
😍😍
𝐚𝐫𝐢𝐞𝐬 𝐠𝐢𝐫𝐥
𝐬𝐞𝐣𝐚𝐤 𝐣𝐦𝐧 𝐧𝐚𝐛𝐢 𝐤𝐞𝐫𝐚𝐣𝐚𝐚𝐧 𝐦𝐚𝐟𝐢𝐚 𝐭𝐫𝐢𝐚𝐝 𝐝𝐚𝐧 𝐚𝐩𝐚𝐩𝐮𝐧 𝐢𝐭𝐮 𝐩𝐬𝐭𝐢 𝐭𝐮𝐣𝐮𝐚𝐧 𝐧𝐲𝐚 𝟏 𝐫𝐞𝐛𝐮𝐭𝐚𝐧 𝐰𝐚𝐧𝐢𝐭𝐚 🤣🤣🤣
𝐚𝐫𝐢𝐞𝐬 𝐠𝐢𝐫𝐥
𝐁𝐞𝐝𝐚 𝐤𝐥𝐨 𝐚𝐮𝐭𝐡𝐨𝐫 𝐮𝐝𝐡 𝐩𝐞𝐧𝐠𝐚𝐥𝐚𝐦𝐚𝐧 𝐭𝐮𝐡 𝐭𝐮𝐥𝐢𝐬𝐚𝐧 𝐧𝐲𝐚 𝐚𝐥𝐮𝐫𝐧𝐲𝐚 𝐭𝐞𝐫𝐭𝐚𝐭𝐚 𝐛𝐧𝐠𝐭, 𝐣𝐝 𝐥𝐞𝐛𝐢𝐡 𝐤𝐞 𝐦𝐚𝐬𝐮𝐤 𝐚𝐤𝐚𝐥, 𝐚𝐝𝐚 𝐥𝐨𝐡 𝐧𝐨𝐯𝐞𝐥 𝐲𝐠 𝐠𝐤 𝐦𝐬𝐮𝐤 𝐚𝐤𝐚𝐥𝐧𝐲𝐚 𝐤𝐞𝐛𝐚𝐧𝐠𝐞𝐭𝐚𝐧, 𝐤𝐫𝐧 𝐠𝐤 𝐬𝐢𝐧𝐤𝐫𝐨𝐧 𝐚𝐧𝐭𝐚𝐫𝐚 𝐣𝐮𝐝𝐮𝐥 𝐬𝐚𝐦𝐚 𝐚𝐥𝐮𝐫, 𝐚𝐭𝐚𝐮 𝐧𝐚𝐦𝐚𝟐 𝐝𝐠𝐧 𝐯𝐢𝐬𝐮𝐚𝐥 𝐚𝐭𝐚𝐮 𝐩𝐨𝐤𝐨𝐤𝐧𝐲𝐚 𝐛𝐧𝐲𝐤 𝐝𝐞𝐡... 𝐲𝐚 𝐚𝐪 𝐭𝐚𝐮 𝐬𝐢𝐡 𝐧𝐨𝐯𝐞𝐥 𝐢𝐭𝐮 𝐟𝐢𝐤𝐬𝐢 𝐭𝐩 𝐚𝐝𝐚 𝐣𝐠 𝐧𝐨𝐯𝐞𝐥 𝐲𝐠 𝐝𝐢𝐚𝐦𝐛𝐢𝐥 𝐝𝐫 𝐩𝐞𝐧𝐠𝐚𝐥𝐚𝐦𝐚𝐧 𝐩𝐞𝐧𝐮𝐥𝐢𝐬 𝐚𝐭𝐚𝐮 𝐭𝐞𝐦𝐚𝐧 𝐩𝐞𝐧𝐮𝐥𝐢𝐬 𝐚𝐭𝐚𝐮 𝐚𝐩𝐚𝐩𝐮𝐧 𝐲𝐠 𝐚𝐝𝐚 𝐬𝐮𝐦𝐛𝐞𝐫 𝐝𝐚𝐧 𝐤𝐢𝐬𝐚𝐡 𝐧𝐲𝐚𝐭𝐚 😊😊😊
𝐚𝐫𝐢𝐞𝐬 𝐠𝐢𝐫𝐥
𝐨𝐡 𝐢𝐧𝐢 𝐥𝐧𝐣𝐭𝐧 𝐜𝐞𝐫𝐢𝐭𝐚 𝐲𝐚𝐫𝐚 𝐲𝐚 𝐭𝐡𝐨𝐫? 𝐛𝐫𝐮 𝐧𝐠𝐞𝐡 𝐚𝐪 😊😊😊
Siti Sopiah
bangang betul si kanara ni
Siti Sopiah
kau akan mati di tangan Damian limey .bagus Brandon tak payah susah2 menghancurkan limey.dia dah mencari jln kematian nya sendiri
Siti Sopiah
jangan heran Damian dunia ciptaan Tuhan ini indah.hanya kau sj yg tak tau .asyik terperangkap dlm dunia mu yg hitam.buka mata dan midamu niscaya kau akan menemukan kebahagiaan mu
Siti Sopiah
bagus Damian lebih cepat kau bergerak gegabah.lebih cepat' kau mampus
Alona Luna
kak Mae.
wahyu widayati
keren
Anonymous
/Good//Good//Good//Good/
🌟 Dauzz🇲🇨
aku malah dukung kanars sama Damian
🌟 Dauzz🇲🇨
ini tokoh utama pria nya Damian apa Brandon
Siti Sopiah
semoga selamat nggak ketemu lagi sama manusia iblis
🌟 Dauzz🇲🇨
suka ceritanya
😘
di awal cukup puas
reiar sekar
emosional banget baca kisah Brandon, sampe ga rela kalo tamat plis 😔
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!