Berkisah tentang perjalanan panjang seorang pendekar tingkat tinggi dari dunia persilatan. Dia mengalami pertempuran antara hidup dan mati melawan para pendekar dari dunia persilatan.
Kisah ini berawal dari beberapa tahun silam ketika dia menemukan sebuah kitab suci legenda dan pedang pusaka. Kitab suci itu dipercayai mampu mengubah takdir dan hidup seseorang.
Dan akhirnya para pendekar dari berbagai kalangan mulai dari aliran putih, netral dan hitam bekerja sama membuat jebakan untuk mengkapnya.
Mari kita ikuti petualang Feng Xuan atau Lan Xuan Yu dalam perjalanan hidup barunya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tasya anam, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
7. Latihan tanding
"Apa kalian sudah mendengar kalau hari ini akan di adakan latih tanding untuk semua murid sekte."
"Benarkah! Kamu dapat kabar ini dari mana?"
"Benar apa yang di katakan oleh senior Li. Tadi saat aku berada di taman mendengar sendiri. Tetua Mo memberikan kabar itu."
"Apakah itu artinya sekte kita akan mengikuti turnamen pendekar muda yang akan di adakan 3 bulan lagi."
"Berarti sekte kita akan membuka diri kembali dengan dunia luar. Aku senang mendengar kabar ini."
Masih banyak lagi perbincangan terjadi di antara murid sekte Gunung Awan di pagi itu. Murid murid sekte semua terlihat antusias dengan kabar latih tanding.
Jika jika mereka dapat memenangkan pertandingan itu, maka mereka pasti ditunjuk menjadi wakil dari turnamen bergengsi tersebut.
Siapapun pasti menginginkan posisi tersebut. Sebab ini akan menjadi langkah awal yang paling cemerlang menjadi seorang pendekar di dunia persilatan.
Pagi pagi sekali patriak Lan Meng Tao memanggil semua tetua sekte membahas acara latih tanding untuk murid sekte. Dan memilihnya untuk menjadi duta dari ajang turnamen pendekar muda yang tinggal 3 bulan lagi.
"Patriak apakah anda yakin dengan keputusan ini?"
"Kenapa memangnya tetua Mo? Apakah ada masalah dengan ini?"
"Maksud saya. Jika anda mengumumkan berita ini. Itu artinya sekte kita harus membuka diri dengan dunia luar lagi."
"Benar yang di katakan oleh tetua Mo, patriak. Saya takut kita akan mengalami tekanan tekanan seperti dulu lagi."
"Saya mengerti dengan kecemasan kalian. Tetapi saat ini sekte kita sudah mulai stabil kembali berkat kerja sama kita semua."
"Tapi...."
"Saya tau. Mungkin inilah kesempatan terbaik bagi kita untuk membuka diri kembali dengan dunia persilatan. Sudah cukup lama kita menutup diri, kini saatnya kita menampakkan diri lagi. Membuktikan kalau kita masih baik baik saja."
Patriak Lan Meng Tao memberikan penjelasan dengan tenang. Semua tetua yang awalnya ragu kini mulai setuju dengan keputusan patriak Lan Meng Tao. Dan akhirnya keputusan pun di ambil, sekte Gunung Awan akan mengikuti turnamen pendekar muda.
Itu sebabnya para tetua sekte Gunung Awan pagi itu memberikan kabar kepada seluruh murid dan anggota sekte.
#####
Kini lapangan sekte Gunung Awan di penuhi oleh murid murid yang ingin mendaftarkan diri di acara latih tanding. Mereka semua datang dengan membawa satu harapan yaitu menjadi pemenang.
Murid sekte Gunung Awan awalnya memiliki murid sebanyak 2000 orang. Namun setelah sekte Gunung Awan mengalami penurunan dan menutup diri. Jumlah muridnya pun ikut menurun. Kini murid sekte Gunung Awan tinggal 1200 orang saja.
Semua orang terlihat sangat antusias tidak perduli mau di tingkat apa sekarang. Semua murid entah itu laki-laki atau perempuan terlihat sangat bersemangat.
Usia mereka rata-rata berkisar antara 10 - 18 Tahun. Murid yang mendaftarkan diri hanya sekitar 600 orang saja. karena selebihnya batas usia yang dilarang untuk ikut. Jika kurang dari usia itu maka harus mendapat rekomendasi dari tetua sekte yang ada.
Lan Xuan Yu pun ikut tergabung dengan para murid sekte Gunung Awan yang ada di tengah lapangan. Dia menolak usulan ayah dan tetua sekte dibedakan dengan murid sekte lainnya karena statusnya.
Awalnya tidak ada yang memperhatikan keberadaannya, karena Lan Xuan Yu mengenakan seragam sekte. Dia sekilas terlihat tidak ada yang mencolok. Karena tinggi dan besarnya pun juga hampir setara dengan murid yang lain.
"Tuan muda Xuan!" Salah satu dari murid sekte mengenali dan memanggil Lan Xuan Yu. Hampir bersamaan mereka semua menoleh kearah sumber suara. Serentak mereka langsung memberi hormat pada Lan Xuan Yu.
"Tuan muda Xuan." Ucap mereka serempak.
"Jangan seperti ini. Panggil saja aku Xuan'er. Kita saat ini berada di posisi yang sama. Sama sama murid sekte Gunung Awan." Ucapnya tegas.
"Tapi tuan muda..."
"Tidak ada tapi tapian..." Ucapnya tegas.
"Baiklah. Junior Xuan." Jawab salah satu dari mereka langsung berinisiatif memanggil junior.
Mereka jelas tidak mungkin memanggil tuan mudanya dengan Xuan'er. Jadi lebih baik memanggilnya dengan sebutan 'junior Xuan' agar lebih sopan. Lan Xuan Yu pun tidak mempermasalahkan panggilan itu untuknya.
Semua murid sekte Gunung Awan mengambil nomor undian yang sudah di siapkan oleh tetua sekte. Karena banyaknya peserta yang mengikuti latih tanding kali ini. Maka
para tetua sekte memutuskan untuk membagi menjadi 3 kelompok. Masing-masing kelompok berisi 200 orang.
Aturan permainan cukup sederhana, setiap orang harus bertarung. Bagi yang menang akan terus maju menuju babak selanjutnya sampai menyisakan 10 orang setiap kelompoknya untuk bisa masuk babak semifinal.
Babak penyisihan pun segera di mulai. Semua peserta telah mendapatkan nomor dan kelompok mana 1, 2 atau 3. Semua peserta maju satu persatu setelah nama dan nomor undian mereka di panggil. Dua jam Lan Xuan Yu menunggu gilirannya dipanggil saat ini dia berada di kelompok 3.
"Nomor 345 Lan Xuan Yu. Melawan nomor 169 Liang San."
Ketika namanya di panggil Lan Xuan Yu dan Liang San maju kedepan. Keduanya langsung memberikan hormat pada wasit. Setelah saling memberi hormat, keduanya langsung memasang kuda-kuda untuk mulai permainan.
Saat ini Lan Xuan Yu sudah mencapai tingkat bergelar, sementara lawannya berada di tingkat ahli Liang San sebenarnya murid jenius ini bisa di nilai dari usianya yang masih 17 tahun.
Lan Xuan Yu mengeluarkan pedang yang ada di pinggangnya karena lawannya menggunakan pedang.
"Pertandingan di mulai!!" Wasit pun segera meniupkan peluit.
Trang...
Trang...
Trang...
Suara benturan pedang terus beradu menggema dari atas arena. Gerakan Liang San sangat lincah. Dia ingin menekan Lan Xuan Yu dengan jurus pedang terbaiknya.
Tapi Lan Xuan Yu yang mendapatkan serangan tajam Liang San tidak panik sedikit pun. Dengan segera Lan Xuan Yu menyambut serangan Liang San yang tertuju padanya.
Ketika dia melihat ada celah dan menemukan titik lemah Liang San, dengan segera dia melancarkan serangan balik. Lan Xuan Yu terus menerus memberikan serangan balik pada Liang San sampai pemuda itu terus mundur.
Ilmu pedang yang dimiliki oleh Liang San sebenarnya sudah sangat hebat. Namun sayang lawannya adalah Lan Xuan Yu.
Pendekar tingkat tinggi di kehidupan sebelumnya. Dia memiliki banyak sekali pengalaman pertarungan ilmu pedang. Meskipun kemampuannya belum mencapai dengan kehidupan sebelumnya. Namun dia memiliki banyak sekali trik.
Nafas Liang San sudah mulai tidak stabil tenaga dalamnya juga sudah hampir habis. Tapi Lan Xuan Yu tidak memberinya kesempatan untuk istirahat.
Semakin lama serangan Lan Xuan Yu justru semakin kuat dan gerakannya pun sulit untuk di tebak membuat Liang San cepat tersudut.
Trang... Trang...
Klontang...
Pada akhirnya pedang yang ada di dalam genggaman tangan Liang San terlepas. Karena sudah tidak mampu lagi menahan tekanan pedang dari Lan Xuan Yu yang semakin lama semakin berat.
Melihat kondisi Liang San dan pedangnya sudah jatuh ke lantai, wasit pun mengumumkan siapa pemenangnya.
"Nomor 345 Lan Xuan Yu menang."
Pertandingan pun terus berlanjut sampai pada nomor undian terakhir. Semua peserta yang menjadi pemenang hari ini akan bertanding lagi besok. Karena hari sudah sore dan permainan sudah habis maka pertandingan pun di bubarkan.
"Untuk pertandingan hari ini. Cukup sampai di sini dulu. Besok akan kita lanjutkan kembali bagi peserta yang menang." Suara tetua Mo ketika mengakhiri sesi latih tanding.
Pada saat meninggalkan arena latihan banyak sekali wajah wajah bahagia karena memenangkan pertandingan. Tapi bagi mereka yang mengalami kekalahan wajah mereka nampak murung dan suram.
Dalam pertarungan latih tanding hari ini tidak ada yang mengalami luka serius, kebanyakan dari mereka hanya kelelahan dan luka memar saja.
Saya hanya berharap semoga pembaca bisa menerima karya saya tanpa harus menghakimi.