NovelToon NovelToon
Gadis Polos Tawanan Mafia Dingin

Gadis Polos Tawanan Mafia Dingin

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Mafia / Diam-Diam Cinta
Popularitas:3.9k
Nilai: 5
Nama Author: bungabunga2929

Aurora Steffani Leandra, gadis polos berusia 18 tahun yang dalam sekejap nasibnya berubah.
Setelah kedua orang tuanya meninggal, tiba-tiba Aurora dikejutkan dengan sebuah kenyataan bahwa dirinya harus menikah dengan seorang pria yang tidak dia kenal.

Siapakah pria yang akan menikah dengan Aurora?.
Dan kenapa Aurora harus menikah dengan pria tersebut?.

Jangan lupa ikuti terus kelanjutan ceritanya ya🤗🤗🙏🙏

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon bungabunga2929, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 10

Sudah hampir 10 menit, tapi Aurora belum keluar juga dari kamarnya.

"Astaga, apa gadis kecil itu tidur. Kenapa dia lama sekali, hanya mengemas barang saja dia memerlukan waktu yang sangat lama" gerutu Edgar.

"Apa saya perlu mengeceknya tuan?" tanya Max.

"Tidak perlu, apa kau akan masuk kedalam kamar seorang gadis?" ucap Edgar.

"Tidak tuan" jawab Max.

"Yaudah, diamlah dan tunggu disini" ucap Edgar.

"Tuan Edgar aneh, tadi dia kesal karena harus menunggu lama. Aku tawarkan untuk melihat apa yang sedang gadis itu lakukan tuan malah marah".

"Seperti tuan tidak rela jika saya masuk kedalam kamar gadis itu".

"Jangan-jangan tuan jatuh cinta pada gadis itu" batin Max.

Tidak lama, Aurora keluar dari kamar dengan membawa dua koper besar di kedua tangannya.

"Akhirnya gadis kecil itu keluar juga. Baru kali ini aku harus menunggu orang lain. Biasanya orang lainlah yang akan menungguku" gumam Edgar.

Saat melihat apa yang gadis kecil itu bawa, membuat Edgar langsung menggelengkan kepalanya.

"Astaga, kau itu akan menjadi tawananku bukan mau pindahan. Kenapa membawa banyak barang seperti ini" ucap Edgar.

"Memangnya kenapa, ini semua barang-barang ku. Jadi, aku harus membawa semuanya, aku tidak bisa memilih mana yang harus aku bawa. Karena itu daripada bingung aku putuskan bawa semuanya saja" ucap Aurora.

"Yasudah terserah kau saja, aku pusing terus berdebat denganmu" ucap Edgar.

"Oh iya tuan, sejak tadi aku bicara kau belum memperkenalkan namamu. Siapa nama tuan?" tanya Aurora.

"Namaku Edgar, dan ini asistenku Max" ucapnya.

"Ohh, kalau namaku Aurora" ucapnya memperkenalkan diri.

"Yaudah kalau gitu, mulai sekarang aku akan memanggil kalian dengan tuan Edgar dan tuan Max".

"Bagaimana aku betul kan" ucap Aurora.

"Kau hanya perlu memanggil tuan padaku saja, sedangkan pada Max panggil nama saja karena dia itu asistenku. Jadi dia bukan bosmu" ucap Edgar.

"Tapi kalau aku hanya memanggil dia nama rasanya tidak sopan. Karena dia jauh lebih tua dariku".

"Baiklah begini saja, aku akan memanggil anda dengan tuan Edgar sedangkan untuk asisten anda kak Max. Bagaimana, tidak papa kan?" tanya Aurora sambil tersenyum.

Entah kenapa saat mendengar ucapan Aurora, Edgar merasa tidak suka. Apalagi saat Aurora akan memanggil Max dengan sebutan kakak.

"Ti......".

Belum sempat Edgar menjawab ucapan Aurora, Max sudah lebih dulu menjawab.

"Saya setuju nona, sebutan Kakak terdengar bagus juga" ucap Max sambil tersenyum.

"Apa apaan Max ini, kenapa dia main setuju aja. Apa maksudnya dia tersenyum seperti itu" batin Edgar.

"Baiklah, sudah diputuskan kalau mulai sekarang aku akan memanggil kalian seperti itu".

"Yaudah, ayo kita pergi" ucap Aurora.

"Tidak usah mengatur kapan kita pergi, aku bosnya disini" ketus Edgar.

"Kenapa tiba-tiba aku merasa tuan kesal padaku. Memangnya apa salahku?" tanya Aurora.

"Diamlah, mungkin itu cuma perasaanmu saja. Sekarang cepat masuk ke mobil, kita pergi dari sini" ucap Edgar.

"Iya kan aku tadi juga bilang seperti itu" ucap Aurora.

Edgar yang merasa kesal langsung pergi lebih dulu menuju mobil. Aurora yang melihat sikap Edgar merasa bingung.

"Aneh, kenapa aku merasa tuan sepertinya sedang marah. Memangnya apa salahku" ucap Aurora.

"Sudahlah, mungkin hanya perasaanmu saja, lebih baik sekarang kita pergi sebelum tuan Edgar bertambah marah karena lama menunggu kita".

"Oh iya, sini aku bantu bawakan kopernya nona" ucap Max.

"Terima kasih, ehh tapi kak Max tidak perlu memanggilku nona. Posisi kita kan sama, sama-sama sebagai pekerja tuan Edgar. Jadi kakak lebih baik panggil aku dengan nama saja" ucap Aurora.

"Oke baiklah, Aurora. Sini kakak bantu bawa barang-barang mu" ucap Max.

"Iya kak, terima kasih ya" ucap Aurora sambil tersenyum.

Dari dalam mobil, Edgar yang melihat Max dan Aurora masih berbincang kembali merasa kesal.

"Sebenarnya apa yang sedang mereka berdua bicarakan. Kenapa terlihat sangat akrab, pake segala tersenyum lagi" gerutu Edgar.

"Hey kalian berdua, kenapa masih ada disana. Cepat kemari, aku sangat tidak suka menunggu seperti ini".

"Disini aku bosnya, kenapa kalian lambat sekali" teriak Edgar.

"Ayo Aurora, tuan sudah marah-marah" ucap Edgar sambil tersenyum.

"Iya, kenapa si bos Kaka itu. Hobi banget marah-marah, udah tua nanti cepet tua gimana" ucap Aurora sambil tertawa.

"Shuttt jangan bilang seperti itu, bagaimana kalau tuan Edgar sampai dengar" ucap Max.

Entah kenapa, saat berbicara dengan Aurora, Max merasa nyaman. Padahal mereka berdua baru saja berkenalan. Tapi Max merasa dirinya seperti sedang berbicara pada adiknya sendiri.

Mungkin pembawaan Aurora yang menyenangkan sehingga membuat Max senang berbicara dengannya.

"Hehehe, aku cuma bercanda kak" ucap Aurora.

Sampai di mobil, Max langsung membantu Aurora memasukkan barang-barangnya kedalam mobil.

"Terima kasih ya kak" ucap Aurora.

"Sama-sama, kalau begitu ayo masuk" ucap Max.

Selain membantu memasukkan barang-barang, Max juga membukakan pintu mobil agar Aurora bisa masuk dengan mudah.

Aurora langsung tersenyum melihat perhatian yang Max berikan padanya.

"Tunggu, kau duduk dibelakang bersamaku" ucap Edgar saat Max membuka pintu mobil bagian depan.

"Iya iya, dasar tukang perintah. Selalu saja bersikap semaunya" gumam Aurora.

"Tidak usah menggerutu seperti itu, aku mendengarnya" ucap Edgar.

"Sudahlah Aurora, sebaiknya ayo naik. Sebelum tuan Edgar marah" ucap Max yang langsung membuka pintu bagian belakang.

Sedangkan Edgar yang melihat bagaimana Max memperlakukan Aurora merasa kesal.

"Dasar gadis manja, memangnya kamu tidak bisa membuka pintu mobil sendiri sampai harus dibukakan seperti itu" ucap Edgar.

"Kenapa tuan iri ya, orang kak Max yang mau kok. Kenapa tuan protes. Lagipula aku tidak memintanya" ucap Aurora.

"Buat apa saya iri, enggak sama sekali. Jadi gak usah kepedean deh" ucap Edgar.

"Astaga, mereka berdua mulai bertengkar lagi" batin Max.

Daripada mendengarkan perdebatan antara sang tuan dengan Aurora. Max lebih memilih langsung menjalankan mobilnya.

Dia membiarkan sang tuan terus berdebat dengan gadis kecil yang duduk di sebelahnya.

"Biarkan sajalah, aku tidak mau ikut campur. Yang ada nanti tuan akan marah padaku. Lagian jarang-jarang kan mendengar tuan banyak berbicara" batin Max.

Tidak terasa, kini mereka semua sudah sampai di mansion keluarga Robertson.

"Tuan, kita sudah sampai" ucap Max.

"Eh iya, gara-gara kau yang terus menjawab ucapanku. Aku sampai tidak sadar kalau sudah sampai".

"Kalau begitu cepatlah turun" ucap Edgar.

"Iya, iya sabar" ucap Aurora.

Aurora langsung keluar dari dalam mobil. Saat turun dari mobil, Aurora langsung merasa takjub melihat bangunan yang sangat megah didepannya.

"Astaga, ini rumah atau istana. Kenapa bisa besar sekali seperti ini" ucap Aurora.

1
Alvina Margaretha
ayo dong thor semangat up nya,, tanggung bgt
bungabunga2929: .siapp kak makasih udah mampir 🤗🙏
.ditunggu ya nanti author update lagi 🙏🙏
total 1 replies
Alvina Margaretha
bagus,, semangat up nya
bungabunga2929
.siap kak makasih ya udah mampir 🤗🙏🙏
Sri Mardiastuti
semangat thor
bungabunga2929: .siap kak makasih udah mampir 🤗🙏🙏
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!