Kaiya Agata_ Sosok gadis pendiam dan misterius
Rahasia yang ia simpan dalam-dalam dan menghilangnya selama tiga tahun ini membuat persahabatannya renggang.
Belum lagi ia harus menghadapi Ginran, pria yang dulu mencintainya namun sekarang berubah dingin karena salah paham. Ginran selalu menuntut penjelasan yang tidak bisa dikatakan oleh Kaiya.
Apa sebenarnya alasan dibalik menghilangnya Kaiya selama tiga tahun ini dan akankah kesalapahaman di antara mereka berakhir?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mae_jer, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 26
"Oh, Jadi lo masih berhubungan sama si brengsek ini? Itu alasannya lo ngejauhin kita terus? Terutama Ginran?" Jiro bicara dengan nada suara sinis.
Kebetulan sekali. Kebetulan yang sangat tidak menyenangkan. Kaiya kaget, sama dengan ke-empat orang yang berdiri di dekat mereka sekarang. Jason membalikkan badannya dan langsung mengenali wajah-wajah itu.
Mereka adalah sahabat-sahabat Kaiya di masa putih abu-abunya. Sekelompok orang populer dari dulu sampai sekarang. Hanya saja mereka dan Jason tidak saling menyukai.
Tanpa pikir panjang Ginran mendekati Kaiya dan menarik gadis itu berdiri. Dia cemburu, marah, dan sangat tidak suka Kaiya dekat-dekat dengan si brengsek itu.
"Lepasin dia," gumam Jason pelan tapi penuh penekanan. Ia tidak senang melihat Darrel yang tiba-tiba menarik Kaiya seenaknya. Menurutnya itu kasar.
Ginran memicingkan matanya tidak suka. Terutama Jiro. Bagi Jiro, laki-laki itu adalah sumber masalah di hidup mereka. Ia dan Jason bermusuhan dari dulu. Dan dia makin dendam lagi ketika mengetahui apa yang Jason lakukan pada Kaiya. Meski dia marah juga sama Kaiya, tapi Jason jauh lebih membuatnya marah dan benci. Karena dulu, Jason pernah mencampakkan kembarannya sampai sang adik hampir bunuh diri. Waktu itu adiknya mengaku Jason yang menghamilinya dan tidak mau bertanggung jawab. Teman-temannya tidak tahu, tapi dia tahu dengan jelas, kembarannya sendiri yang bilang.
Keadaan semakin tegang ketika Jason berdiri hendak menarik Kaiya dari genggaman Ginran. Tentu Ginran tidak membiarkan hal itu terjadi. Kaiya pun mencoba melepaskan diri dari lelaki yang sedang menahannya namun Ginran menahannya terlalu kuat, ia tidak bisa melepaskan diri. Lalu terjadi adu mulut di antara Jiro dan Jason. Jiro terus mencaci maki Jason dengan kata-kata kasar.
"Lo cowok brengsek. Kemana aja lo selama ini? Lo udah hamilin adek gue. Adek gue hampir mati bunuh diri gara-gara lo, sialan!" tukas Jiro sarkas, laki-laki itu menarik kerah baju Jason.
Kaiya dan yang lain terkejut mendengar tuduhan Jiro, terutama Jason. Dia menghamili perempuan? Tidur dengan perempuan saja dia belum pernah, bagaimana bisa menghamili mereka.
Orang-orang dalam restoran tersebut hanya sibuk menonton mereka. Suasana makin kacau pada waktu Jiro tak dapat menahan emosinya lagi dan melayangkan pukulannya ke wajah Jason.
"Jason!" Pekik Kaiya kaget.
Jelas dia khawatir. Darrel berusaha melerai mereka namun Jiro sudah seperti kesetanan, terus memukuli Jason. Jason pun tidak mau kalah, laki-laki itu melawan. Tapi pada akhirnya dia kalah. Jiro terlalu kuat, bak seorang atlit tinju. Jason kewalahan, Darrel pun kewalahan menarik Jiro. Ia menatap ke Ginran agar laki-laki itu membantu, sementara para pelayan takut mendekat. Karena kebanyakan dari mereka adalah perempuan, orang lain hanya asyik menonton. Salah satu pelayan berinisiatif menelpon pihak keamanan.
Ketika genggaman Ginran terlepas dari Kaiya, Kaiya menggunakan kesempatan tersebut berlari ke Jason yang terus dipukuli oleh Jiro.
"Jiro stop! Pleasee!" teriaknya sambil menangis. Kalau Ginran tidak cepat-cepat berlari menahan Jiro, pasti pukulan cowok itu sudah melayang ke wajah Kaiya yang ingin melindungi Jason.
Gadis itu menghambur memeluk Jason yang sudah terlentang di lantai, wajahnya luka-luka dan berdarah. Kaiya menangis merasa sedih, namun Jason menangkup wajahnya dan tersenyum.
"Sstt, jangan nangis. Aku nggak apa-apa." gumam Jason pelan. Kedekatan mereka berdua disaksikan oleh Ginran dan yang lain. Kaiya membalikkan wajahnya menatap Jiro.
"Jiro, tolong maafin Jason ya. Dia nggak salah, aku yakin kamu salah paham sama dia. Jason sangat baik, nggak mungkin hamilin adik kamu. Please jangan pukul dia lagi, mm?" pintanya. Jiro mendengus keras.
Sementara Ginran tercenung. Kaiya membela laki-laki itu, gadis itu menangis demi laki-laki itu. Mereka masih berhubungan. Hati Ginran serasa hancur. Dan tanpa sepatah katapun ia berbalik meninggalkan tempat itu.
"Ginran!" Darrel mengikutinya. Tersisa Naomi dan Jiro di dalam sana, keduanya menatap Kaiya dan Jason dengan cara yang berbeda. Naomi kecewa, berbeda dengan Jiro yang matanya berkilat-kilat penuh emosi.
"Lo, gue nyesel pernah punya sahabat egois kayak lo." setelah berkata begitu, Jiro berbalik pergi. Naomi mengikutinya.
Kaiya ingin mengejar Ginran, namun ia tahu ia tidak bisa dengan kondisi Jason yang seperti ini. Cafe macam apa ini, katanya bagus, tapi semua orang hanya diam melihat, tak ada yang berniat membantu. Untung setelah itu ada dua orang petugas keamanan datang. Meski mereka datang terlambat, yang penting mereka bisa membantunya membawa Jason ke rumah sakit.
________________
Luka-luka Jason cukup berat. Tapi untungnya cuma luka luar. Lelaki itu tidak apa-apa. Hanya perlu perawatan beberapa hari saja.
"Maafin Jiro ya, dia sebenarnya baik. Jiro pasti salah paham sama kamu." Jason tersenyum. Kalau itu sudah pasti.
"Aku tahu. Sekarang aku ingat kembarannya, namanya Bunga. Jason salah paham padaku. Bunga pernah ngejar aku dulu tapi aku tolak dia. Aku akan cari tahu kenapa wanita itu bilang hamil denganku." ucap Jason. Sikapnya yang sekarang sudah jauh lebih dewasa dibandingkan dengan dirinya masih duduk dibangku sekolah dulu.
"Sebaliknya kamu," Jason menatap Kaiya. Ia tahu gadis itu tidak baik-baik saja. Pikirannya ada di tempat lain sekarang.
"Pergilah." katanya kemudian.
Kaiya mengernyitkan dahi bingung.
"Kemana?"
"Kaiya, aku tahu kamu sangat menyukai Ginran. Aku nggak sengaja lihat kamu menyimpan fotonya dikamar kamu. Pasti masih kamu simpan sampai sekarang bukan?" Kaiya cukup terkejut dengan perkataan Jason. Lelaki itu benar.
"Aku juga tahu, sangat berat bagi kamu untuk bangkit lagi bertahun-tahun ini. Kamu nggak pengen nyusahin orang-orang terdekat kamu, nggak pengen mereka terlibat sama semua masalah kamu. Juga nggak ingin membicarakan masa lalu lagi karena menurut kamu itu hanya akan membangkitkan luka lama. Tapi kamu harus tahu, itu hal yang salah Kaiya. Kamu tidak bisa terus-terusan melarikan diri, biarkan mereka tahu. Jangan buat mereka salah paham terus. Tentang kita berdua dan tentang kamu. Kalau kamu terus melarikan diri seperti ini, itu namanya egois Kaiya. Kamu akan menyesalinya kelak. Ginran juga bisa capek. Mungkin dia masih cinta kamu sampai sekarang, tapi dia juga bisa lupain kamu saat dia benar-benar merasa lelah menunggu."
Jason berbicara panjang lebar. Perkataan tersebut seolah mampu membuat Kaiya sadar. Ginran bakal lupain dirinya? Tidak, dia tidak mau.
"Kalau kamu nggak mau dia lupain kamu, pergilah. Jelasin semuanya. Aku yakin dia bisa ngerti keadaan kamu. Bukankah mereka memang sedang nunggu penjelasan kamu?"
Kaiya berpikir keras, kemudian gadis itu berlari keluar. Betul kata Jason, dia harus menjelaskan semuanya, dia tidak mau kehilangan orang-orang berharga lagi.
kl kyk ginran naomi apalagi jiro, mereka kyk bukan teman, tp org lain yg hanya melihat "luar"nya saja
2. teman d LN