Semenjak kandungan Andini menginjak usia tiga bulan, dia sering muntah darah dan kata dokter itu karena dia sama sekali tidak ada makan nasi sehingga asam lambung jadi naik.
bau mulut nya juga membuat Hendra sangat bingung, tubuh Andini juga kurus kering seperti tengkorak. hingga Hendra pun memutuskan untuk pulang kedesa nya saja.
Bagai mana kisah mereka?
Mampu kah Hendra membawa istri nya pulang?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon novita jungkook, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 18. Kencing di celana
Ayu berbaring di kasur sambil merasakan sakit dan juga perih dari bagian perut hungga apem, sial nya juga darah masih merembes keluar seperti orang yang sedang dapat tamu setiap bulan. jadi dia mengira itu hanya halangan saja, tapi dia masih penasaran dengan sesuatu yang menusuk masuk kedalam rahim nya sehingga mengakibatkan pendarahan yang sangat hebat.
Maka nya Bu Nah mengira bahwa dia sedang keguguran, sebab wanita keguguran lah yang mengalami pendarahan hebat seperti itu. mana ada cuma orang halangan biasa saja sampai separah itu darah yang keluar, paling deras hanya menebus pembalut dan keluar dari celana dan tidak sebanyak ini juga.
"Sialan! Asep jadi menghantui ku begini, kenapa sih harus dia yang minum." Ayu kesal sekali di buat nya.
Padahal tinggal sedikit lagi Hendra akan meminum kopi buatan dia, andai kan saat itu Ayu sabar menunggu sampai Hendra minta sendiri kopi untuk nya. maka sudah pasti pelet akan tiba di dalam tubuh pria beristri tersebut, tapi memang allah masih melindungi Hendra.
Supaya dia tetap setia bersama sang istri yang dari awal sudah bersama sama, jadi lah Asep yang harus kena tumbal di dalam misi yang Ayu jalan kan untuk menggaet suami orang. hanya karena Hendra kaya dan tampan, membuat Ayu sangat gelap mata dan bertekad untuk memiliki nya.
"Sssshhh, sakit sekali perut ku!" keluh Ayu meringis ngilu.
"Sakiiiitttt, huhuuuuuu....hatiku sakit sekali kau tolak cinta ini." suara Asep yang menangis kembali terdengar.
"Hah?!" reflek Ayu bangun dan melihat keadaan sekitar kamar.
"Kau tega padaku....huhuhuuuu...."
"Aaaahhhhkk!"
Ayu kembali menjerit karena di dekat jendela sana Asep sudah berdiri menatap nya dengan wajah yang pucat pasi, mata nya putih semua seputih kapas. tak lama Asep membenturkan kepala nya berulang kali pada dinding kamar nya Ayu, membuat gadis ini histeris akibat darah Asep muncrat kemana mana membasahi kasur dan juga tubuh nya Ayu.
"Aku tidak mau mati sendiriaaannn....ikut lah dengan ku, kau yang membuat ku beginihhh." suara Asep serak dan sengau.
"Tidaaaaak!" Ayu berteriak keras setelah seluruh tubuh basah oleh darah.
"Matiiiiihhh..."
"Ibuuu tolong aku, aaaahkkk!" Ayu ketakutan dan berusaha keluar, namun pintu terkunci rapat.
"Kemari lah, Ayuuuu...aku tidak ingin sendirian di dalam kubur." Asep melayang dengan kepala hancur di benturkan tembok.
"Jangan sentuh akuuuuu! tidaaaak, lepas kan aku." pekik Ayu meronta ronta ketakutan.
Namun Asep tetap berdiri di belakang nya dan tangan dingin mulai meraba bagian leher Ayu, tangan yang semula renggang itu kemudian kencang mencekik leher hingga Ayu susah sekali mau bernafas akibat tangan Asep begitu kuat melilit leher.
"A-akuhhh..jangan!" Ayu mencengkeram tangan Asep kuat.
"Matilah, matilah bersama ku!" teriak Asep sangat kuat dan melengking.
"Aaaaahkkkk!"
Blaaap.
Lampu menyala dan pintu kamar Ayu juga terbuka lebar sehingga nampak lah Bu Nah yang datang dengan tergopoh gopoh karena dia kaget mendengar anak nya terus berteriak dari dalam kamar nya, entah apa yang sedang dia lakukan sehingga terus berteriak tidak ada habis nya sejak tadi.
"Aaaahhh!" Ayu melorot kelantai karena lemas.
"Sebenarnya kamu kenapa, dari tadi terus berteriak!" Bu Nah mendekati Ayu.
"Dia, dia datang menghantui aku!" Ayu berkata lemas.
"Apa yang sudah kamu lakukan pada nya? sehungga Asep terus menghantui mu!" sentak Bu Nah.
Ayu cuma diam saja karena dia tidak mungkin jujur bila sudah membuat pelet mematikan itu, apa lagi Asep mati memang karena pelet dia yang seharus nya di berikan pada Hendra. satu hal yang pasti, Ayu sama sekali tidak merasa bersalah pada Asep, karena dia merasa itu salah Asep sendiri.
Kalau Asep tidak rakus meminum kopi orang lain, maka dia tak akan mengalami nasib buruk begini. oleh sebab itu lah Ayu sama sekali tidak ada rasa bersalah pada Asep, memang pada dasar nya Ayu adalah manusia egois sehingga tidak punya rasa sesal pada orang lain.
...****************...
Wati maju mundur untuk keluar dari kamar tamu karena malam begini malah kebelet pipis, keadaan rumah sudah hening sehingga kesan seram sangat lah terasa sekali. sudah di tahan sejak tadi, tapi sekarang sudah sampai pada puncak nya sehingga harus di keluarkan.
"Aduuuh jam tiga malam, kata nya ini jam setan keluar." batin Wati sangat ngeri.
Rasa nya kalau tidak takut kena marah oleh majikan nya, ingin sekali Wati pipis saja di dalam gelas yang dia bawa saat mau tidur lagi. tapi Andini pasti akan marah karena itu adalah hal jorok sehingga tidak pantas, mau tak mau ini harus keluar.
"Mau apa pembantu nya Andini itu?" Maharani yang sedang duduk di sofa menatap Wati.
Nilam tidak menyahut karena pikiran dia sudah gundah, akibat pengalaman pahit yang ia alami. membuat dia begitu ketakutan sekali, apa lagi dia juga melihat bagai mana keadaan Andini yang menurut nya sangat parah.
"Nilam!"
"Ah!" Nilam kaget karena di tepuk pundak nya.
"Kau kenapa?" Maharani menatap besty nya yang termenung.
"Aku takut sekali sekarang, Ran!" Nilam begitu cemas.
"Purnama sudah bilang kok pada mereka agar besok pulang kampung, dia akan pulang besok juga bersama Zidan dan Arya." jawab Maharani pelan.
"Astaga kenapa tidak ketahuan dari kemarin?!" Nilam sampai gemetar.
"Tenang lah, kata Purnama dia masih punya waktu! kau jangan terlalu panik, nanti Andini juga tambah ketakutan." ucap Maharani berusaha menenangkan Nilam.
Nilam mencoba untuk tenang karena dia memang sangat panik sekarang, benar juga kata Maharani tadi. bila dia panik begitu, maka Andini juga akan sangat panik di buat nya karena yang melindungi saja panik apa lagi yang di lindungi.
"Aduuuh pipis ku udah di ujung!" keluh Wati berhenti dekat sofa.
"Ni bocah kok ribut sekali sih, masalah pipis doang dari tadi." kesal Maharani sudah tidak sabar lagi.
"Kau takuti saja biar pipis nya keluar, dari tadi ribut tidak sudah sudah!" Nilam kesal juga karena pikiran dia runyam.
"Ihihiiiiiiii....."
Seeerrrrrr.
"Aaaahhhkkk!"
Wati yang ketakutan karena suara tawa Maharani yang sangat melengking membuat Wati terkencing seketika di celana, sampai jatuh di lantai sehingga tidak bisa lagi mau bangun untuk lari.
"Tolong jangan ganggu aku, huhuhuuuu aku tidak ada niat jahat!" Wati menangis sambil merangkak masuk kedalam kamar.
"Iuuuuh dia jadi kencing di sini, jorok sekali." Nilam jijik dan menjauh.
Nilam dan Maharani menjauh dari sofa karena jijik dengan kencing nya Wati, lagi pula salah sendiri karena menakuti orang yang mau berangkat pipis.
Terima kasih up nya untuk hari ini. Semangat terus ka 💪
Sehat selalu 😄
kesal kali kalau part kau ni muncul ,pengen bungkam mulut kau dengan sambal setan .
Heh! dengar cinta bisa hilang asal gak kau pelihara,asal kau niat melupa, waktu akan menenggelamkan rasamu asal kau mau dan tidak bersua dengan Hendra 😡 .
dasar ndableg,belegug, ah serah manehna. Laila semoga othor gak ngabulin doamu ...