NovelToon NovelToon
Cinta Di Musim Semi

Cinta Di Musim Semi

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Balas Dendam / Cinta Seiring Waktu / Angst
Popularitas:4.5k
Nilai: 5
Nama Author: seoyoon

Berawal dari kematian tragis sang kekasih.
Kehidupan seorang gadis berparas cantik bernama Annalese kembali diselimuti kegelapan dan penyesalan yang teramat sangat.
Jika saja Anna bisa menurunkan ego dan berfikir jernih pada insiden di malam itu, akankah semuanya tetap baik-baik saja?

Yuk simak selengkapnya di novel "Cinta di Musim Semi".
_Cover by Pinterest_

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon seoyoon, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 34

Suasana lift yang membawa Anna, Bastian dan Matthias terasa sunyi sepi sampai membuat tengkuk Anna merinding.

“Halo nona Anna, sepertinya kita belum berkenalan, (ujar Matthias yang berhasil mengusir kecanggungan yang menyelimuti lift, Matthias mengulurkan tangannya bersamaan dengan seulas senyum manis yang selalu bisa menciptakan bunga-bunga bermekaran di hati para gadis yang di rayunya) Matthias Adhitama,” tambah nya.

Meski merasa kurang nyaman karena ia harus mengulurkan tangannya di depan Bastian, namun pada akhirnya ia menerima uluran tangan Matthias dengan senyum setengah hati nya.

“Annalese Seravina,” giliran Anna yang memperkenalkan dirinya.

Mungkin sekilas Bastian tampak tak perduli dengan skinship yang terjadi tepat di depan hidungnya, namun kenyataanya sedari tadi bola matanya terus menatap tajam ke arah tangan keduanya yang saling menempel dan menebar senyum merekah.

Beruntung kegiatan berjabat tangan itu hanya berlangsung singkat selama beberapa detik, jika tidak mungkin Bastian akan mematahkan tangan keduanya dengan sinar laser yang semakin kuat, yang membuat Anna buru-buru menarik tangannya sementara Matthias masih ingin menggenggam erat tangan mungil nan halus nya.

“Kau mungkin tak mengenal diriku, karena kau berada di penjara nona Anna, (ujar Matthias lagi yang membuat Anna menoleh padanya karena perkataan sarkas nya) tapi asal kau tahu, aku cukup terkenal di kalangan para gadis, hahaha,” sombong nya diiringi tawa renyah yang terdengar cukup menyebalkan di telinga Anna.

Entah bagaimana pria itu mengetahui status nya sebagai mantan narapidana, namun yang jelas harga dirinya benar-benar terluka saat ini. Ia melirik tajam ke arah Matthias yang masih tampak cengengesan, ingin rasanya ia meninju dan juga menendang wajah nya yang sok kecakepan itu, akan tetapi yang dikatakannya memang benar adanya.

Alhasil ia hanya bisa menghela nafas pasrah seraya menahan emosional nya.

“Kenapa? Apa kau marah karena aku mengingatkanmu kembali pada tempat kau berasal nona Anna,” cibir Matthias yang tak hentinya menyudutkan mental Anna.

Sementara Bastian hanya terdiam sembari menyimak perseteruan yang terjadi antara calon istri dan karib nya.

Sampai akhirnya lift pun berhenti dan terbuka lebar, menandakan berakhirnya perjalanan Bastian dan Anna.

Bastian berjalan keluar lebih dulu dengan sikap acuh nya, sama sekali tak berniat membela ataupun menegur karibnya yang telah berkata kasar pada Anna.

‘Ciihh! Lagipula apa yang kuharapkan dari pria sepertinya,’ dengus Anna dalam hati ketika Bastian melengos pergi begitu saja meninggalkannya.

“Kau tak akan keluar nona Anna?” ujar Matthias masih dengan nada yang sama menyebalkannya.

Dengan perasaan dongkol yang hampir mencapai ubun-ubun, Anna pun melenggang pergi meninggalkan Matthias yang masih berada di lift sembari melambaikan tangan dan memasang senyum penuh ejekan ketika Anna menoleh sejenak ke belakang.

“Augh sial! Gue kira dia normal!” celetuk Anna yang lalu kembali melanjutkan perjalanannya menyusul langkah Bastian yang sudah jauh meninggalkannya.

“Ternyata sama aja gilanya dengan pria itu!” gerutu Anna lagi. “Augh! Augh! Sepertinya hidup gue bakal bergenre horror dan thriller,” Anna tak berhenti mengoceh selama perjalanannya menuju ruangan Bastian.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Setibanya Anna di meja yang sebelumnya di tempati oleh Rega, dahinya berkerut mendapati mejanya kosong, tanpa komputer ataupun peralatan kerja lainnya.

“Ammm, tadi pagi beberapa staf keamanan memindahkan semua peralatan kerja pak Rega ke ruangan pak Bastian, bu, beserta komputer juga printer, semua di pindahkan ke ruangan pak Bastian,” papar gadis yang tampak lebih muda darinya yang sebelumnya duduk di sebelah Rega sebagai asisten nya.

Melihat Anna yang terlihat kebingungan dengan rentetan pertanyaan yang tak bisa ia lontarkan, ia pun berinisiatif untuk memberitahukan kronologi yang sebenarnya terjadi.

“Maksudnya, sa … saya, harus bekerja di ruangan itu? sahut Anna seraya melirik ke arah pintu masuk ruangan pimpinan dengan raut wajah kecut nya.

“Iya bu, pak Zein kepala staf keamanan juga berpesan, ibu tidak perlu menghadap ke bagian HRD, karena pak Bastian lah atasan ibu langsung,” jelas nya lagi yang membuat mood Anna seketika terjatuh ke bagian dasar.

“Huuuft! (Anna menghela nafas kasar) tapi tetap saja aku harus menemui bagian personalia, aku harus meminta kartu id karyawan kan,” timpal Anna.

“Ahh itu, saya sudah menyiapkannya bu, silahkan,” ujar nya seraya menyodorkan id card yang sudah di siapkan sebelumnya atas perintah Bastian.

Anna mengangkat satu alis nya ia benar-benar tak percaya dengan situasinya saat ini, terasa canggung dan tentunya membuat dirinya tak nyaman. Karena perlakuan yang berbeda bisa menimbulkan kecemburuan sosial, dan alhasil dirinya sendirilah yang akan mendapat dampak buruk dari para karyawan yang memang sudah tak menyukai nya sejak awal.

“Oke, terimakasih … (Anna menghentikan sesaat kalimatnya seraya memindai nama yang tertera di id card mantan asisten Rega itu) nona Yuri,” sambung Anna yang lalu menerima id card miliknya bersamaan dengan senyuman yang merekah menghiasi wajah cantiknya.

Ia pun lantas pergi meninggalkan meja Yura yang nantinya akan menjadi asisten juga membantunya dalam mengemban tugas yang diberikan Bastian, kemudian melenggang masuk ke dalam ruangan sang presdir yang sekaligus calon suaminya dengan helaan nafas berat serta perubahan raut wajah semanis mungkin untuk menarik hatinya dan berhenti memberikan tekanan mental terhadap nya.

Took! Took! Anna mengetuk pintu terlebih dahulu untuk menunjukan attitude nya, kemudian mengalungkan id card nya selagi menunggu respon dari sang presdir dari balik pintu.

“Masuk!” perintahnya nyaring yang lantas membuat Anna bergegas masuk dengan tetap mempertahankan seulas senyum yang meninggalkan jejak dimple di salah satu pipinya.

“Jadi, apa yang harus saya kerjakan pak?” todong Anna yang langsung ke intinya, usai berada tepat di depan meja kerja Bastian seraya melipat dan menempelkan kedua tangannya di bawah perut untuk memberikan kesan terbaiknya.

Namun alih-alih merespon sikap sopan Anna dengan baik, Bastian malah memasang ekspresi menyebalkan dengan kekeuhan tawa kecil yang membuat Anna cukup tersinggung.

“Jadi, kau sudah memutuskan untuk menjadi karyawan yang baik dan patuh padaku, nona Anna,” ujar Bastian yang lantas bangkit dari kursi kebesarannya kemudian melangkah tegas mengitari meja dan berhenti di hadapan Anna dengan hanya menyisakan jarak 1 langkah.

Bastian menyandarkan bokongnya di tepi meja seraya melipat kedua tangan di atas dadanya, selagi pandangannya masih menatap dalam ke arah manik Anna.

‘Aish! Brengsek! Apalagi sih yang dia inginkan! Bajingan tengik!’ umpat Anna dalam hati, dibalik senyum merekahnya.

“Ckckckck! Seharusnya kau melihat wajahmu saat ini Anna, (ujar Bastian yang mulai memainkan tangannya, ia menyentuh dimple Anna dengan punggung tangannya, kemudian perlahan turun ke area leher jenjangnya, dan berakhir menggenggam erat tali id card yang di pakai Anna)

Sungguh menggelikan, kau mengutukku dalam senyuman licik itu!” pekik Bastian yang lalu menarik tali id card milik Anna sampai tubuhnya tertarik dan berakhir dalam pelukan Bastian.

“Aish! Sial!” umpat Anna ketika wajah keduanya hampir saja bertubrukan karena kencangnya tarikan Bastian.

Bastian memasang seringai licik nya ketika berhasil menjatuhkan topeng manis Anna.

“Ya, benar, seperti inilah dirimu yang sebenarnya, jadi berhenti tersenyum seperti orang bodoh, itu menggelikan!” cibir Bastian dalam senyum menjengkelkannya.

Bersambung***

1
Alfatihah
haduhh kurang ...up lagi kak
Yeonso: Hahaha, 😂 di tunggu ya kak Alfatih, tengah malem di UP, makasih udh setia ngikutin Cinta di Musim Semi 🫶💕
total 1 replies
Alfatihah
kurang 7 episod say semangat ...aq selalu menunggumu 🥰🥰
Alfatihah
semangat thor
Yeonso: Makasih kak Alfa 🫰
total 1 replies
Yeonso
Lagi dalam proses kak 😸
Alfatihah
season 2 nya gak lanjut thor
Yeonso
Terimakasih untuk dukungannya /Wilt//Wilt//Wilt/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!