Masa depan bisa berubah, itulah yang di alami seorang pemuda yang masih duduk di kelas 12 sma, karena menolong seorang siswi dari sekolah lain yang dia lihat di dalam mimpinya tertabrak mobil di persimpangan, dia harus di keluarkan dari sekolah dan di paksa menikahi siswi itu karena terlibat skandal.
Tapi ketika dia hidup bersama istrinya dan berada di dalam bahaya, dia mengetahui kalau kemampuan melihat masa depannya adalah sebuah sistem yang sudah menyertai dirinya sejak dia lahir. Berkat sistem itu, dia berhasil membawa istrinya melarikan diri ke ibukota.
Di sanalah dia baru mengerti asal usul dirinya juga istrinya. Dengan di bantu sistem, dia memulai hidupnya di ibukota, dia juga berniat menuntut balas kepada orang yang membuat dirinya sendirian tanpa keluarga dan yang mencelakai orang orang terdekat nya termasuk istri nya. Ikuti terus kisahnya.
Genre : fiksi, fantasi, drama, sistem, komedi, tragedy.
Mohon like dan komen ya. khusus dewasa.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mobs Jinsei, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 2
Pulang sekolah, Adam langsung bergegas menuju ke perpustakaan untuk memastikan apa yang terjadi di mimpinya ketika di kelas tadi pagi. “Sreeg,” dia menggeser pintunya, kemudian masuk ke dalam. Tidak ada siapa siapa selain ibu penjaga perpustakaan yang langsung menatap dirinya ketika dia masuk, meja meja kosong dan rak rak buku yang berderet, Adam masuk memeriksa gang antara rak rak buku dan membuka ruang penyimpanan di belakang perpustakaan, dia tidak melihat siapapun di dalam.
“Hmm berarti bukan hari ini kan, duh apa sih mimpi tadi itu,” ujar Adam dalam hati.
Adam melangkah kembali keluar dan berjalan menelusuri koridor menuju ke pintu keluar gedung sekolah. Dia mengingat ingat lagi mimpinya, karena jika dia tidak menulisnya, dia hanya bisa mengingat samar samar dan mimpi itu tidak mungkin terulang sampai dua kali. Selagi melangkah, tiba tiba “tap,” pundaknya di tepuk seseorang, dia menoleh melihat Dina dan Farrel di belakangnya,
“Lo mau kemana ? kita berdua mau makan dulu, lo mau ikut ga ?” tanya Dina.
“Ikut lah bro, hari ini lo aneh, gue bingung liat lo,” jawab Farrel.
“Enggak dulu deh, gue mau balik aja,”
Tiba tiba Adam mengingat kata kata Dina dan Farrel ketika menuduh dirinya di dalam mimpi, akhirnya dia berhenti berjalan dan berbalik sampai membuat Farrel dan Dina berhenti karena kaget.
“Ok, lo pada mau makan di mana ?” tanya Adam langsung.
“Nah gitu dong, sesekali ikut kita napa,” jawab Dina.
“Nyok deh, kita ke ruko ruko di seberang, makan di restoran ayam goreng cepat saji aja,” ajak Farrel.
“Sip, yuk deh,” balas Adam.
Ketiganya berjalan bersama sama menuju ke pintu keluar sekolah. Setelah sampai dan selesai memesan makanan, ketiganya duduk di meja, Dina duduk di sebelah Farrel dan terlihat mesra sekali sampai membuat Adam menjadi sedikit risih,
“Nah ini makanya gue males ikut ama lo berdua, gue jadi nyamuk,” ujar Adam.
“Oh sori bro haha, kaga lah, gue ama Dina kaga nganggep lo nyamuk,” ujar Farrel.
“Hehe iya, kan kita yang ngajak lo, gimana sih lo ah,” tambah Dina.
“Ya gimana ya, ga enak aja ganggu,” balas Adam.
“Hmm lo ngiri ya bro, makanya cari cewe bro, gunting tuh rambut, muka lo ganteng kok sebenernya, ngapain lo umpetin gitu,” ujar Farrel yang wajahnya tampan.
“Enak aja lo ngomong, kaga ngiri gue, males lah, gue ga pede kalo gunting rambut,” balas Adam.
“Mau gue jodohin ama temen gue ? dia juga lagi cari cowo tuh,” ujar Dina.
“Ga usahlah, gue seneng sendirian,” balas Adam.
“Lo emang aneh bro, dah lah makan aja, ntar kalo lo butuh nasehat, ngomong aja ama gue,” ujar Farrel.
“Sip, nanti aja ya, kalau gue udah nemu yang cocok haha,” balas Adam.
“Jangan kebanyakan milih Dam, ntar malah lo keburu tua, repot,” balas Dina.
“Iye gue tahu,” balas Adam.
Adam sedikit merasa lega, karena dia sekarang ikut bersama Farrel dan Dina yang berarti kejadian di mimpinya pasti akan berubah. Selesai makan, Adam pamit kepada Farrel dan Dina, dia berjalan kembali menuju ke kos kosan nya dan kembali menyebrangi perempatan tempat dia menolong gadis berseragam sekolah berbeda tadi pagi dan yang juga muncul di mimpi setelah nya ketika dia di dalam kelas.
Setelah sampai ke kos dan sewaktu dia mau masuk ke dalam kamarnya, tiba tiba pundaknya kembali di pegang seseorang, dia berbalik melihat seorang ibu berdiri di belakangnya, wajah Adam berubah menjadi sedikit kecut melihat sang ibu.
“Dam, kapan kamu mau bayar kos ?” tanya sang ibu.
“Um...minggu depan ya bu, pasti saya bayar,” jawab Adam.
“Kamu dari tiga bulan lalu bilang minggu depan terus, mana Dam, kamu masih kerja ga ?” tanya sang ibu.
Adam tertunduk, belakangan ini dia tidak bekerja lagi karena tidak sengaja memecahkan piring untuk kesekian kalinya ketika bekerja di restoran dan uang yang ada padanya sudah di bayarkan untuk biaya spp nya.
“Ma..masih bu, tapi sekarang lagi libur bentar karena mau ujian,” balas Adam.
“Ya udahlah, minggu depan nya, beneran loh, kalau ga mau ga mau saya terpaksa mengusir kamu,” balas sang ibu.
“I..iya bu, makasih ya bu,” ujar Adam.
Sang ibu pergi, Adam menarik nafas lega, kemudian dia berbalik masuk ke dalam kamarnya dan melemparkan tasnya ke lantai, dia melompat ke ranjang dan berbalik berbaring terlentang, matanya menatap langit langit di kamar kos nya.
“Haaah...aku harus cari kerja lagi ya, dimana ya ?” tanyanya dalam hati.
Tangannya meraih smartphone nya di saku, dia mulai membuka buka situs lowongan untuk mencari kerja paruh waktu yang bisa mencukupi kebutuhan nya. “Brugh,” terdengar suara benda jatuh di kamar sebelah, kemudian terdengar suara seorang gadis berbicara dengan seorang ibu, terdengar juga suara seorang pria yang menyanyakan tempat menaruh barang nya.
“Sepertinya ada yang baru masuk ya ke sebelah,” ujar Adam dalam hati.
Adam mengacuhkan nya dan terus mencari pekerjaan paruh waktu di situs pencari pekerjaan online, dia memasukkan lamaran ke beberapa lowongan mulai dari restoran, mini market sampai toko buku dengan syarat usia yang seusia dengan dirinya. “Dling,” tiba tiba sebuah pesan masuk, ternyata pesan itu berasal dari Farrel dan dia langsung membuka nya. Adam sedikit kaget membaca pesan dari Farrel,
“Bro, lo ga langsung pulang ?” tanya nya.
Adam langsung duduk di ranjangnya, kemudian dia menjawab pesan Farrel kalau dia langsung pulang setelah mereka makan barusan, “cklik,” Adam memfoto dirinya sendiri dan mengirimkan nya pada Farrel. “Dling,” Farrel kembali mengirim pesan balasan dan pertanyaannya membuat Adam bertambah bingung, Farrel mengirim sebuah video dan pesan yang bertanya,
“Berarti yang di video ini bukan lo ya ?” tanya Farrel.
Adam menekan video nya dan “klotak,” dia menjatuhkan smartphonenya, video yang di kirimkan Farrel sama persis dengan video yang dia lihat di dalam mimpinya. “Jeduuk,” “brak,” terdengar suara orang berlari keluar di kamar sebelahnya dan menutup kencang pintu nya, dia kembali mengambil smartphone nya yang terjatuh dan mematikan video nya, kemudian dia membalas pesan Farrel,
“I..ini bukan gue,” ujar Adam membalas pesan Farrel.
“Dring,” Farrel langsung menelpon Adam, tanpa menunda lagi Adam mengangkat smartphone nya dan menempelkannya di telinga.
“Bro,” sapa Farrel.
“Iya Rel, sumpah bukan gue itu,” ujar Adam.
“Iye gue tau, lo kan bareng kita tadi, tapi ada yang ngedit pake muka lo nih,” ujar Farrel.
“Editan ?” tanya Adam.
“Ya iyalah, keliatan jelas kale (mengobrol dengan Dina sebentar) kata Dina sih ga ketara editan ya, tapi gue yakin lah ini editan, secara lo ama gue dan Dina tadi kan,” ujar Farrel.
“Iya bener Rel, mana mungkin gue ada di perpus,” ujar Adam.
“Kayaknya ada yang begituan di perpus diem diem trus ada yang rekam, tapi apa maksudnya pake muka lo ya, trus cewenya siapa lagi, gue kok ga kenal ? seragam nya kayaknya anak sekolah orang kaya di sebelah deh,” tanya Farrel.
“Iya bener, mana mungkin gue kenal ama anak di sebelah, lagian kan cewe semua di sono,” ujar Adam.
“Haha lo bener bro, ya udah, lo ga usah pusingin hoaks kayak ginian, ga bakal ada apa apa, gue lagi kontrakannya Dina nih, lagi bantuin beresin barang nyokapnya karena abis ini gue ama Dina mau kerumah sakit, udah dulu ya,” ujar Farrel.
“Sip, makasih ya Rell,” balas Adam.
Adam menaruh smartphone nya, walau Farrel mengatakan video itu hanyalah hoaks, namun masih ada kelanjutannya di mimpinya.
“Semoga Farrel bener dan mimpi gue salah,” ujar Adam dalam hati.