NovelToon NovelToon
Istri Kesayangan Tuan Dev

Istri Kesayangan Tuan Dev

Status: tamat
Genre:Tamat / Aliansi Pernikahan / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Crazy Rich/Konglomerat / Cinta Seiring Waktu / Keluarga / Romansa
Popularitas:7.8M
Nilai: 4.7
Nama Author: Eli

Aleena Salmaira Prasetyo adalah anak sulung dari keluarga Prasetyo. Dia harus selalu mengalah pada adiknya yang bernama Diana Alaika Prasetyo. Semua yang dimiliki Aleena harus dia relakan untuk sang adik, bahkan kekasih yang hendak menikah dengannya pun harus dia relakan untuk sang adik. "Aleena, bukankah kamu menyayangi Mama? Jika memang kamu sayang pada Mama dan adikmu, maka biarkan Diana menikah dengan Angga". "Biarkan saja mereka menikah. Sebagai gantinya, aku akan menikahimu"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eli, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Rencana Menikah

Kantor Aleen sedang disibukkan dengan rencana kedatangan direktur baru pindahan dari cabang luar negeri hari ini. Semua orang terlihat sibuk dengan tugas mereka masing-masing.

"Selamat pagi bu Aleen"

"Selamat pagi"

"Selamat pagi Bu Aleen"

"Selamat pagi"

Aleen menanggapi sapaan karyawan lain sambil tersenyum tipis. Dia adalah seorang manajer perencanaan, jadi karyawan lain menyapanya dengan sopan.

"Selamat pagi Bu Aleen"

"Selamat pagi Pak Ray. Apakah anda sedang menunggu direktur baru kita?"

Aleen bertanya pada Ray setelah mereka saling menyapa satu sama lain.

"Benar. Nanti kita akan menyambut beliau disini. Mungkin sebentar lagi beliau tiba disini", ujar Ray menjelaskan pada Aleen.

"Oh, baiklah".

Aleen pun ikut bergabung dengan Ray dan juga para petinggi lain diperusahaan untuk menyambut kedatangan direktur baru mereka.

Tak berselang lama terlihat seorang pria tampan berjalan melewati pintu masuk kantor. Dia terlihat gagah dan penuh wibawa saat berjalan.

Aleen memicingkan mata melihat sosok pria yang berjalan masuk ke kantornya itu. Dahinya berkerut hingga kedua alisnya hampir menyatu karena tak percaya dengan apa yang sedang dia lihat.

"Dev, kenapa dia malah kesini? Apa ada barangku yang ketinggalan di mobil?", pikir Aleen melihat Dev didepannya.

Saat Aleen sibuk dengan pikirannya sendiri, Ray berjalan menghampiri Dev.

"Selamat datang, Pak. Semua sudah menunggu anda disini. Silahkan ke sebelah sini"

Ray menyapa Dev dengan sopan lalu menunjuk pada beberapa petinggi perusahaan yang ada bersamanya. Mulai dari kepala bagian hingga manajer diperusahaan. Setelah itu dia membimbing Dev menuju ruang meeting untuk melakukan perkenalan dengan mereka secara pribadi sekaligus sedikit menjelaskan tentang kondisi perusahaan.

Semua berjalan dibelakang Dev termasuk Aleena yang saat ini masih terkejut dan tak percaya dengan jabatan calon suaminya itu. Dia terus menatap Dev yang berjalan didepannya.

"Kenapa dia tidak mengatakan apapun padaku? Harusnya kan dia bilang kalau dia adalah direktur baru diperusahaan tempatku bekerja. Apa salahnya mengatakan semuanya dari awal? Apa jangan-jangan dia sengaja mendekatiku dari awal?"

Saat pikiran Aleen dipenuhi dengan berbagai pertanyaan tentang Dev, terdengar beberapa karyawan lain sedang membicarakan tentangnya.

"Apakah itu direktur baru kita? Ternyata dia masih muda dan tampan"

"Benar. Kudengar dia masuk daftar pengusaha muda berbakat diluar negeri. Dia juga beberapa kali menjadi topik pembicaraan dalam majalah ekonomi disana"

Aleen semakin terkejut mendengar sedikit profil tentang Dev yang justru dia sendiri tidak tahu.

"Haah... Ternyata dia bukan pria biasa. Pantas saja dia bisa membelikanku banyak barang mewah. Sekarang aku merasa rendah diri jika harus bersanding dengan pria luar biasa seperti dia. Apa aku pantas untuknya?"

Saat batin Aleen masih bergelut melawan pikirannya sendiri. Tak terasa semua tiba diruang konferensi, dimana ruangannya lebih besar dengan kapasitas peserta juga lebih banyak dibanding ruang rapat yang lain.

Karena Aleen juga memiliki jabatan diperusahaan ini, maka tempat duduknya tidak terlalu jauh dari Dev, jadi Dev masih sempat mencuri pandang saat mendengarkan karyawan lain memperkenalkan diri mereka.

Tiba saatnya sekarang giliran Aleen yang memperkenalkan diri. Dia terlihat menarik napas panjang sebelum mulai memperkenalkan diri.

"Heuuup... haah … Selamat pagi semuanya. Perkenalkan nama saya Aleena Salmaira. Saya sudah bekerja diperusahaan ini selama hampir 7 tahun. Sekarang ini saya menjabat sebagai manajer perencanaan. Terima kasih".

Seperti halnya orang lain, Aleena menjelaskan sedikit tentang dirinya saat memperkenalkan diri kepada Dev.

Rapat pun selesai setelah semua memperkenalkan diri masing-masing kepada Dev. Semua mulai meninggalkan ruangan dan kembali ke tempat kerja mereka masing-masing.

"Bu Aleena, Pak Dev meminta anda pergi keruangannya sekarang".

Ray meminta Aleena keruangan Dev dengan sopan saat semua orang telah kembali ke ruangan mereka masing-masing.

"Ya, terima kasih".

Aleena pun menuruti permintaan Dev dan langsung pergi ke ruangannya.

Tok tok tok

"Masuk!"

Aleena langsung masuk setelah mendapatkan izin. Begitu dia membuka pintu terlihat Dev yang sedang duduk di kursi kerjanya dengan jas yang dilepas dan hanya mengenakan setelah kemejanya saja.

"Kenapa kamu tidak mengatakannya lebih awal kalau kamu adalah direktur bari disini".

Aleena langsung bicara begitu dia berjalan mendekati Dev.

"Maaf, aku sama sekali tidak bermaksud menipumu. Kamu tidak bertanya apa-apa tentangku, jadi aku tidak bisa mengatakannya sendiri padamu".

Dev menanggapi dengan senyum lembut lalu beranjak dari kursinya dan berjalan mendekati Aleena.

"Apa calon istriku kecewa padaku?", sambung Dev dengan nada menggoda.

"Bukan kecewa. Hanya saja aku sedikit berkecil hati, apa aku pantas bersanding dengan pak direktur?".

Aleena menarik dasi Dev hingga wajah mereka saling berdekatan.

"Kenapa tidak pantas? Kurasa … manajer dan direktur tidak terlalu buruk".

Dev pun kembali menanggapi dengan lembut.

"Benarkah? Apa kamu yakin tidak masalah?".

Aleena kembali bicara untuk memastikan jawaban Dev.

"Sama sekali tidak masalah. Yang aku nikahi itu kamu, bukan pekerjaanmu. Bagaimana kalau kita percepat saja rencana pernikahan kita? Mungkin … minggu depan?"

Dev menanggapi pertanyaan Aleen dengan sikap yang tenang dan penuh wibawa.

"Apa? Minggu depan? Tapi aku belum bertemu dengan keluargamu. Bagaimana jika mereka tidak setuju?"

Aleen terkejut hingga kedua matanya membelalak tajam dan nada bicaranya sedikit meninggi.

"Tidak perlu hiraukan keluargaku. Mereka tidak mungkin akan menentang hubungan kita. Jadi kita percepat saja pernikahannya. Apa kamu akan meminta persetujuan keluargamu terlebih dahulu?"

Dev bicara dengan sikapnya yang tenang. Dia juga meminta pendapat Aleen terlebih dahulu.

"Keluargaku yang mana? Kamu tahu sendiri kalau aku tidak punya keluarga. Aku hanya punya bibi saja".

Seketika wajah Aleena berubah sedih saat Dev menanyakan perihal keluarganya.

"Maafkan aku. Aku tidak bermaksud membuatmu bersedih. Sebentar lagi keluargaku akan jadi keluargamu".

Dev memegang lembut pipi Aleena saat dia menenangkannya. Aleena tersenyum lembut dengan anggukan kepala perlahan menanggapi ucapan Dev.

"Kalau begitu aku pergi dulu. Aku akan menunggumu diparkiran saat pulang kerja nanti".

"Baiklah. Sampai nanti".

Aleena beranjak pergi dari ruangan Dev setelah mereka selesai bicara.

Teeet

Dev menekan salah satu tombol telepon untuk memanggil Ray.

Tok tok tok

"Anda memanggil saya?".

Ray langsung masuk setelah mengetuk pintu tanpa menunggu tanggapan dari Dev.

"Ya, tolong daftarkan pernikahanku dikantor catata sipil hari ini juga", pinta Dev pada Ray

"Apa? Hari ini juga?".

Ray nampak sangat terkejut mendengar permintaan Dev.

"Ya hari ini juga. Mungkin aku bisa kesana setelah pulang kerja. Jadi daftarkan lebih dulu dari sekarang".

Dev tetap bersikeras untuk segera mendapatkan buku nikahnya dengan Aleena sekarang juga.

"Haah... baiklah. Aku akan hubungi kantor catatan sipil dan mendaftarkan pernikahan kalian untuk sore ini juga".

Ray tidak bisa lagi berkata apa-apa dan menuruti kemauan Dev.

"Terima kasih".

Dev tersenyum puas mendapatkan apa yang dia inginkan.

Sore harinya, Dev sudah menunggu Aleena lebih dulu diparkiran.

"Maaf aku terlambat. Ada dokumen yang perlu aku periksa lebih dulu. Apa kamu sudah lama menunggu?"

Aleena langsung bertanya pada Dev begitu dia masuk ke dalam mobil.

"Tidak. Aku juga belum lama turun. Kita berangkat sekarang?"

"Euh".

"Pasang sabuk pengamanmu".

Dev mulai melajukan mobilnya perlahan. Dia langsung mengemudi menuju kantor catatan sipil tanpa mengatakan apapun terlebih dahulu pada Aleena.

"Dev, kenapa kita malah kesini?".

Aleena terlihat heran saat Dev membawanya ke kantor catatan sipil.

"Karena kita akan menikah".

"Apa?!"

1
Grace Koharu
acuh tak acuh always ada di setiap Bab ya..
Rendra 0710
Luar biasa
Aysana Shanim
Biasanya kalo di perkantoran nggak ada bel istirahat kak. Jadi jam 12 udah otomatis pada keluar. Kalau di pabrik memang ada.
Dang Antie
Luar biasa
Soetiarsih Moestofa
Biasa
Soetiarsih Moestofa
Kecewa
Aysana Shanim
Apa aleena itu bukan anak kandungnya? Kok pilih kasih gitu ya
Neng geulis
Luar biasa
Heni Nurhaeni
THOORRR KENAPA SIH KO Suka x DENGAN kata acuh ta acuh apa memeng harus slalu ada kata acuh tak acuh itu??
Heni Nurhaeni
tu kan aku bilang juga apa s om rey pacaran sama s nina
Heni Nurhaeni
nina bisa jadi pacarnya OM REY
Heni Nurhaeni
ADA ULAT DI KANTORMU DEV
Heni Nurhaeni
THOOOORRR BISA GA BUANG BAHASA ACUH TAK ACUH????
Heni Nurhaeni
hahaaa ni s citra jadi ulat pisang
mas Ian
Luar biasa
gian 305
horang kaya kok pake taksi kan bnyk mobil n ada supir/Facepalm/
Capricorn 🦄
keren
Ruth Khoiriyah
katanya aleen kerja bawa mkbil kok keluar nunggu taxi gimana ceritanya thor wah gak jelas
Ruth Khoiriyah
masak sampe kecolongan gak masuk akal pengawalnya mana thor
Erna Suryani
Luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!