NovelToon NovelToon
Kontrak Pernikahan 360 Hari

Kontrak Pernikahan 360 Hari

Status: sedang berlangsung
Genre:Lari Saat Hamil / Hamil di luar nikah / Nikah Kontrak / Mengubah Takdir / Wanita Karir / Keluarga
Popularitas:4k
Nilai: 5
Nama Author: Araya Noona

"Hanya satu tahun?" tanya Sean.
"Ya. Kurasa itu sudah cukup," jawab Nadia tersenyum tipis.
"Tapi, walaupun ini cuma pernikahan kontrak aku pengen kamu bersikap selayaknya istri buat aku dan aku akan bersikap selayaknya suami buat kamu," kata Sean memberikan kesepakatan membuat Nadia mengerutkan keningnya bingung.
"Maksud kamu?"
"Maksud aku, sebelum kontrak pernikahan ini berakhir kita harus menjalankan peran masing-masing dengan baik karena setidaknya setelah bercerai kita jadi tau gimana rasanya punya istri atau suami sesungguhnya. Mengerti, sayang!"
Loh, kok jadi kayak gini?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Araya Noona, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Meeting

"Tante Nadia gak boleh nangis," ujar Yuna hampir menangis juga di sana. Anak itu memang punya hati yang begitu lembut. Dia paling tidak bisa melihat orang lain menangis karena dia juga akan ikut menangis.

Nadia segera menggeleng kuat. "Enggak kok, Sayang. Tante gak nangis," kata Nadia tersenyum lebih lebar. Aduh! Dia jadi tidak tega melihat wajah Yuna yang terlihat sangat sedih.

"Beneran?" Yuna masih belum percaya. Bibirnya sudah mengerucut hampir menangis.

"Iya, Sayang. Tante gak nangis kok," ujar Nadia meyakinkan anak manis tersebut dengan tak memudarkan senyumannya.

"Iya, Yuna. Tante Nadia gak nangis kok. Tadi matanya kelilipan makanya keluar air mata," kata Gina ikut meyakinkan Yuna.

"Oh gitu ya," Akhirnya Yuna percaya. Tangan kecil itu pun bergerak menyetuh tangan Nadia. "Tante minta obat sama Tante Gina ya. Tante Gina itu dokter loh. Nanti kalo Yuna gede juga pengen jadi dokter kayak Tante Gina. Jadi kalo Tante sakit datang aja ke Yuna aja ya."

Mendengar ocehan Yuna membuat mereka yang mendengarnya hanya bisa tertawa. Gemas sekali dengan tingkah dan cara bicaranya. Padahal tadi gadis kecil itu sudah hampir menangis namun sekarang dia sudah bisa tersenyum lagi.

"Tante Nadia ini juga dokter loh," ujar Gina.

"Oh ya?" Mata Yuna berbinar terang menatap Gina dan Nadia bergantian.

"Iya. Jadi nanti Tante Gina dan Tante Nadia bakalan sering datang ke sini buat periksa Yuna dan temen-teman," jawab Gina.

"Wah! Asyik! Nanti Yuna belajar sama dua tante cantik. Biar bisa jadi dokter yang keren," ujar Yuna sambil melompat-lompat riang.

"Iya, Sayang. Yuna pasti bisa jadi dokter yang keren," kata Nadia mengusap lembut kepala Yuna sembari menatapnya begitu bangga.

Syukurlah anaknya tumbuh dengan sangat baik di sana.

***

Sean dan Dominic terlihat begitu serius saat melihat foto-foto yang ditampilkan layar laptop itu. Mereka kembali memperhatikan lagi setiap detail tempat yang akan menjadi latar belakang film mereka nanti.

Film yang akan digarap Sean dan tim kali ini bertema jaman dulu membuatnya dan Dominic harus menjelajah beberapa tempat di kota itu. Bahkan sampai keluar kota.Hingga ada seseorang yang memberitahu mereka jika dia punya rekomendasi tempat yang sangat cocok dengan kriteria yang Sean inginkan.

Dan akhirnya Sean pun menemukan desa K yang terletak sangat jauh dari perkotaan tersebut. Di luar kota.

"Tempatnya emang bagus banget," kata Sean tak hentinya dibuat kagum oleh tempat yang dikunjungi beberapa bulan lalu. Rasanya Sean masih ingin tetap di sana. Menikmati asrinya pemandangan serta sejuknya udara yang menyapa paru-parunya setiap pagi. Terasa begitu bersih. Hal yang tentunya sulit ditemukan di perkotaan tempatnya tinggal.

"Sangat sesuai dengan tema naskah kita. Iya kan, Pak?" kata Dominic yang diangguki setuju oleh Sean.

"Oh iya, Pak. Saya sudah mengatur semuanya, kita dan tim akan berangkat secepatnya," kata Dominic lagi menginfokan pada Sean.

"Good job, Dom," kata Sean memuji cara kerja Dominic yang cepat. Itulah yang dia sukai dari pria itu.

"Makasih, Pak," kata Dominic ikut senang sebab dia bisa menyenangkan atasannya itu.

Mereka kembali menatap ke arah foto-foto tersebut. Dominic menghela napas panjang.

"Desanya memang cantik tapi agak bikin merinding ya, Pak," kata Dominic mengingat lagi bagaimana suasana desa itu saat dia dan Sean pertama kali datang ke sana.

"Di tambah tempat itu juga masih sangat kental dengan budaya mistisnya alias orang-orang di sana sangat percaya dengan adanya makhluk gaib," kata Dominic.

Sean hanya tertawa kecil menanggapi ucapan Dominic. Seperti yang dikatakannya tadi, orang-orang di desa itu masih sangat percaya dengan yang namanya hantu. Mungkin karena tempatnya berada di pelosok jadi tidak tidak heran sih.

"Memangnya kamu percaya?" tanya Sean menoleh ke arah Dominic.

"Entahlah, Pak," katanya sedikit ragu. "Pak Sean sendiri gimana?" tanyanya kemudian.

Sean menghela napas lega lalu menyandarkan tubuhnya di kursi kebesarannya.

"Kalo saya sih gak percaya sama yang gituan," ujar Sean menggidikkan bahunya samar.

"Iya sih, Pak. Itu hak orang masing-masing. Tapi, setidaknya kita tetap harus hati-hati saat berada di sana nanti," kata Dominic.

"Iya. Iya," jawab Sean kembali memperhatikan foto-foto tempat itu. Dominic sudah hampir pamit untuk beranjak jika saja Sean tak membuka suara lagi.

"Saya akan ajak Nadia ke sana," ujar Sean dengan wajah berbinar. "Dia pasti bakalan suka banget," lanjutnya membayangkan bagaimana ekspresi Nadia nanti.

Dominic mengangguk sembari tersenyum. "Saya setuju," katanya memberikan pendapat. Jika Nadia ikut maka Dominic tidak perlu terlalu khawatir pada sang bos. Karena itu berarti akan ada yang mengurusnya nanti di sana.

"Dia memang harus ikut sih karna tujuan saya menikahi dia untuk mengantisipasi hal seperti ini," ujar Sean tanpa sadar.

"Maksud Pak Sean?" tanya Dominic heran. Dipikirnya selama ini Sean menikahi Nadia karena memang dirinya menyukai Nadia namun setelah mendengar penuturan Sean tadi, Dominic jadi bingung.

"Gak apa-apa," jawab Sean menatap Dominic sebentar lalu tersenyum. "Kamu bisa keluar sekarang," lanjutnya. Dan jika Sean sudah dalam mode bos on, Dominic tidak akan bisa berkutik lagi.

"Baik, Pak. Saya permisi," ujar Dominic kemudian berlalu dari sana dengan segala kebingungannya. Meninggalkan Sean yang masih tersenyum-senyum sendiri melihat foto di layar laptopnya. Senyum seringai yang mengundang banyak pertanyaan tentang apa yang tengah dia pikirkan.

****

1
Nur Adam
lnjut
Araya Noona: Terimakasih sudah membaca kak. semoga suka yah dengan ceritanya😉
total 1 replies
Aery_your
good
Araya Noona: Terimakasih sudah membaca. semoga suka ya😉
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!