NovelToon NovelToon
Dia Mantan Suamiku

Dia Mantan Suamiku

Status: tamat
Genre:Tamat / Cintapertama / Single Mom / Cinta Terlarang / Wanita Karir
Popularitas:13.7M
Nilai: 4.8
Nama Author: Yutantia 10

Season 2 dari novel yang berjudul Dia Suamiku

Setelah 7 tahun berpisah, Mila kembali bertemu dengan mantan suaminya. Perpisahan mereka yang terpaksa oleh keadaan, membuat cinta dihati mereka tak pernah padam meski Elgar telah berstatus sebagai suami orang.

Akankan mereka kembali memperjuangkan cinta mereka demi sang buah hati?

Cerita itu adalah S2 dari novel yang berjudul DIA SUAMIKU.
Untuk lebih jelasnya, silakan baca S1 nya dulu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yutantia 10, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

DMS 24

Penjelasan Mila jika Elgar benar benar papanya, tak membuat Saga serta merta bahagia. Sejak dulu dia memang selalu bertanya tentang papa, papa dan papa. Selalu rindu sosok papa, dan selalu berdoa supaya dipertemukan dengan papanya. Tapi kenyataan didepan mata, membuatnya kecewa.

Saga menatap Elgar dengan sorot mata penuh kebencian. Bahkan saat Elgar mendekat, Saga mendorongnya lalu memeluk Mila erat.

"Suruh orang itu pulang ma, Saga gak mau punya papa dia."

Elgar syok mendenger ucapan Saga. Dia pikir anak itu akan bahagia karena bertemu dengannya, nyatanya realita tak seindah khayalannya semalam. Respon Saga berbeda dengan apa yang dia bayangkan.

"Saga, ini papa." Elgar menepuk dadanya sendiri.

Saga menggeleng cepat.

"Om Elgar jahat, Saga gak mau punya papa yang jahat." Saga bersembunyi dibalik badan Mila.

Hati Elgar nyeri mendengar ucapan Saga. Benarkah dia papa yang jahat?

Mila memejamkan matanya. Ini yang dia takutkan. Saga membenci papanya karena mengira papanya tidak menyayanginya.

"Papa sayang sama Saga." Elgar menyentuh tangan bocah itu tapi langsung dihempaskan.

"Om jahat, Om gak sayang sama Saga dan mama."

Elgar hendak menyentuh anak itu tapi Mila melarangnya. Memaksa hanya akan membuat Saga makin tak suka.

Mila berlutut untuk menyamakan tinggi dengan Saga. Memegang kedua tangan anak itu sambil menatapnya lekat.

"Saga gak boleh ngomong gitu ya. Papa gak jahat, mamakan selalu bilang gitu sama Saga."

Saga menggeleng cepat. Matanya sudah mulai berkaca kaca.

"Om Elgar gak sayang sama kita ma. Dia ada disini, bukan ditempat yang jauh dan gak ada signal. Tapi kenapa Om Elgar gak mau menemui Saga, juga gak mau telepon Saga? Hari itu, saat kami bertemu disekolah, Om Elgar juga gak mau bilang kalau Saga anaknya."

Mila menggeleng cepat. "Tidak seperti itu sayang. Papa sayang sama Saga." Hati Mila terasa sesak. Biarpun dia tak pernah mengenalkan Saga dengan papanya, tapi dia tak mau Saga membenci papanya.

Saga melepaskan tangan Mila lalu menatap Elgar tajam. "Hari itu disekolah, Om Elgar gak mau mengakui Saga sebagai anak, itu artinya, Om Elgar gak sayang sama Saga."

"Hari itu, papa gak_"

"Saga benci sama Om." Teriak Saga sambil berlari masuk kedalam kamar. Menguncinya dari dalam lalu duduk diatas lantai sambil menangis. Dia sangat kecewa, kenapa selama ini papanya tak mau menemuinya, padahal mereka tidak jauh. Hari itu disekolah, Saga juga melihat Elgar memegang ponsel, tapi kenapa selama ini tak pernah sekalipun meneleponnya.

Elgar yang mengikuti Saga terpaksa berhenti didepan pintu kamar karena dikunci dari dalam. Dia mengetuk pintu beberapa kali sambil memanggil manggil Saga.

"Saga, buka pintunya sayang. Papa bisa jelasin. Tolong buka pintunya." Seru Elgar dari balik pintu. Berkali kali dia memanggil, tapi Saga tak juga membuka pintunya.

Elgar menoleh kebelakang. Menatap geram Mila yang berdiri tak jauh darinya.

"Kamu nyalahin aku?" Mila menunjuk dirinya sendiri. Meski Elgar tak berkata apa apa, tapi dia bisa memahami arti tatapan Elgar.

Elgar menghela nafas lalu membuang pandangannya kearah lain. Saat ini bukan waktu yang tepat untuk saling menyalahkan. Meskipun di relung hatinya yang paling dalam dia kecewa dengan keputusan Mila, tapi dia yakin jika Mila mempunyai alasan kuat menyembunyikan keberadaan Saga selama ini.

Mila maju lalu mengetuk pintu kamar Saga.

"Saga, buka pintunya, ini mama."

Beberapa saat kemudian, terdengar suara selot kunci yang ditarik. Saga membuka pintu kamarnya.

Elgar hendak masuk tapi ditahan oleh Mila.

"Biar aku yang jelasin pada Saga. Kamu tunggu aja diluar."

"Ta_"

"Percaya sama aku." Potong Mila cepat.

Mau tak mau, Elgar akhirnya mengangguk. Dia membiarkan Mila masuk dan menutup pintunya kembali. Sementara dia berdiri disamping pintu bersandarkan dinding.

Mila membawa Saga duduk ditepi ranjang. Mata anak itu merah, pipinya basah, bahkan bahunya masih terlihat naik turun karena terisak.

Mila menghapus sisa air mata dipipi Saga. Merengkuhnya kedalam dekapan lalu mecium puncak kepalanya beberapa kali.

"Saga masih ingat yang selalu mama ucapkan kan?"

Saga diam saja.

"Mama selalu bilang, papa bukan orang jahat. Papa punya alasan kenapa baru menemui Saga hari ini."

"Tapi kenapa baru hari ini mah? Dan kenapa waktu disekolah Om El gak bilang kalau dia papanya Saga?"

Mila mengehela nafas. Tak mudah memang memberi penjelasan pada anak anak yang mungkin belum paham tentang apa itu perceraian. Masalah orang dewasa terlalu rumit untuk dipahami anak anak seusia Saga.

"Saga lupa ya, papa kan gak pernah ketemu Saga. Jadi sama seperti Saga, saat disekolah waktu itu, papa gak kenal sama Saga. Bukannya gak mau mengakui, tapi Papa gak tahu kalau Saga itu anaknya."

"Memangnya papa gak pernah telepon mama? Nyari tahu mama dan Saga tinggal dimana?"

Mila menggeleng. "Mama dan papa lost kontak udah lama. Sejak papa tinggal ditempat jauh dan gak ada signal kita sudah tak pernah berhubungan lagi. Tapi kemarin, mama ketemu papa dikantor. Makanya papa langsung datang hari ini menemui Saga."

Saga mimikirkan kata kata mamanya. Terdengar masuk akal. Mungkin memang keadaannya seperti itu.

Mila mengangkat dagu Saga agar anak itu menatapnya. Merapikan rambutnya yang sedikit acak acakan sambil tersenyum.

"Sekarang, Saga mau kan ketemu papa? Papa pengen banget loh ketemu Saga. Papa nungguin diluar, kasihan dia sampai nangis." Mila mengepalkan kedua tangannya, menggerakkan dikedua pipi menirukan ekspresi unyu unyu orang menangis.

Saga tertawa melihatnya, tak lama kemudian dia mengangguk.

Mila bernafas lega. Semoga saja ini awal yang baik untuk hubungan ayah dan anak itu kedepannya.

Elgar menunggu dengan cemas didekat pintu kamar Saga. Begitu mendengar pintu terbuka, dia segera menoleh. Dari dalam muncul, Mila bersama Saga.

"Papa."

Tak terkira betapa bahagianya Elgar mendengar Saga memanggilnya papa. Dia menunduk dan langsung memeluk Saga. Air mata bahagia menetes dari kedua matanya.

Sama halnya dengan Elgar, Mila tak kuasa menahan haru melihat keduanya. Betul kata Elgar, Saga itu anaknya juga, Saga juga bernasab padanya, sudah sepatutnya Saga tahu siapa papanya. Dan Elgar, dia juga berhak tau jika ada Saga diantara mereka.

Bu Rahmi diam diam juga memperhatikan dari jauh. Meski dia tak begitu menyukai Elgar, tapi dia merasa jika ini yang terbaik.

"Maafin papa ya, papa baru datang sekarang."

Saga mengangguk sambil menyeka air mata papanya.

"Papa sayang banget sama Saga."

"Saga juga sayang papah, sayang mama juga."

Saga mendongak menatap mamanya yang berdiri dibelakangnya. "Sini." Melambaikan tangan, mengisyaratkan agar mamanya ikut bergabung.

Mila menyeka air mata lalu ikut berlutut dipinggir Elgar. Mereka bertiga berpelukan sambil tersenyum bahagia.

Air mata Bu Rahmi mengalir disaat bibirnya menyunggingkan senyum bahagia. Inilah yang dinamakan tangis bahagia.

Elgar mengacak gemas rambut Saga ketika pelukan mereka terlepas.

"Tampan sekali anak papa."

"Papa orang ke 1065 yang bilang begitu," sahut Saga.

"Benarkah?" Elgar mengernyitkan dahi.

"Iya, tapi bohong. Hahaha." Saga tertawa terbahak, membuat Mila dan Elgar ikutan tertawa.

"Udah siang nih, Saga siap siap kesekolah ya," titah Mila.

"Mau papa bantuin gak?" tawar Elgar.

"Beneran Pah?"

Elgar mengangguk cepat.

"Horeee .. ayo Pah." Saga dengan penuh semangat menarik Elgar masuk kedalam kamarnya. Menunjukkan satu persatu barang barang miliknya sebelum dia mengmbil seragam dan menyiapkan diatas ranjang.

Mila yang berdiri diambang pintu tersenyum melihat interaksi keduanya. Kemudian dia berlalu menuju dapur untuk membantu ibunya menyiapkan sarapan.

Saga mengajak Elgar menuju kamar mandi yang terletak didekat dapur. Suara gelak tawa mereka berdua yang berada dikamar mandi membuat Mila dan Bu Rahmi yang ada didapur senyum senyum. Elgar keluar dari kamar mandi dengan pakaian sedikit basah, membuat Mila geleng geleng.

Elgar membantu Saga bersiap siap. Mulai dari memakai seragam, ikat pinggang, dasi, sampai menyisir rambut Saga.

"Saga kesekolah sama siapa biasanya?"

"Sama Pak Hadi, tukang ojek."

"Mau gak kalau hari ini, kesekolahnya diantar papa sama mama?"

"Beneran Pah?" Saga terlihat sangat senang.

Elgar mengangguk.

"Yeeeyyy...." Seru bocah itu sambil loncat loncat saking girangnya. Tapi beberapa saat kemudian, dia menunduk lesu.

"Kenapa?"

"Mamakan harus kerja. Kalau nganter Saga kesekolah, dia bisa telat."

Elgar tersenyum sambil menarik pelan kedua pipi cubbi Saga.

"Hari ini spesial, jadi tidak apa apa mama telat."

"Tapi nanti gimana kalau mama dimarahi bosnya?"

Elgar terkekeh pelan. "Gak akan dimarahi. Bosnya mama itu baik. Baik banget pokoknya. Sekarang Saga senyum dong, kita berangkat kesekolah bertiga."

Saga tersenyum lalu memeluk papanya.

"Makasih papa. Saga bahagia banget hari ini."

"Papa juga sayang."

1
Trisna
enggak usah terkejut gitu Reno.
kek penyakit kali dengar jnda
Mumu Muyanah
lucu jugaceritanya ,,,🤭🤗☺️
Mumu Muyanah
Biasa
Trisna
hentikan dendam mu salsa.
Lo selingkuh sama laki-laki yang mencintai Lo.
di bisa memberi Lo kebahagian yang tidak Lo dapat dari Elgard
Trisna
saking banyak nya karyawan
tidak tau siapa aja yang kerja di perusahaan ya El
Trisna
itu anakmu elgard
Trisna
ini bawangnya masih di lanjut di season 2 juga
Metta Widyasmara
Luar biasa
Ummu Jihad Elmoro
udah baca season 1 nya. bener2 nguras airmata, Thor.. 😭😭😭
Dik Yude
karya yg luar biasa,mdh2n ada yg tertarik unt di film kan
🍃❄️ WAHYUNINGTIYAS❄️🍃
balas dendam terindah dr Alden🤣🤣🤣
🍃❄️ WAHYUNINGTIYAS❄️🍃
kenapa JD double kill.... udah layu sebelum berkembang ehhhh suruh momong buntut nya.....harus bertahan den... minta naik gaji
🍃❄️ WAHYUNINGTIYAS❄️🍃
emang" bener" sialan si Edgar....😅
🍃❄️ WAHYUNINGTIYAS❄️🍃
perlu jalan berliku.... memang susah klo gak setara.... 😌 harus saling memantaskan diri dulu .... banjir air mata
🍃❄️ WAHYUNINGTIYAS❄️🍃
😏dih si paling gak terima....
🍃❄️ WAHYUNINGTIYAS❄️🍃
cem"an mau CLBK den.... cari yg lain aja
🍃❄️ WAHYUNINGTIYAS❄️🍃
abis haru"... endingnya Mak sari bikin ngakak
Baiti Mukfat
Luar biasa
Kazugata
suka sama karakter Aden inih
Kazugata
kasian bgt sama nasib mu den....🤣🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!