Kisah seorang pria yang terikat hutang dengan sistem karena di tolong oleh sistem ketika dia di khianati, di fitnah dan di bohongi sampai di bunuh di penjara untuk membalas dendam, sekarang dia berjuang untuk melunasi nya dengan membuat aplikasi yang melayani jasa balas dendam bagi pengguna nya, baik yang masih hidup atau sudah meninggal, bisakah dia melunasi hutang nya ? atau hutang nya semakin membengkak karena banyaknya "partner" di samping nya ?
*Mengandung kekerasan dan konten yang mengganggu, harap bijak dalam membaca dan maaf bocah tolong minggir.*
Genre : Fantasi, fiksi, drama, misteri, tragedy, supranatural, komedi, harem, horor.
Kalau berkenan mohon di baca dan tolong tinggalkan jejak ya, like dan comment, terima kasih.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mobs Jinsei, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 7
Setelah selesai di susui, Rei masih belum tidur sepenuh nya, “aaah....aaah,” dia mendengar suara desahan yang sangat menggoda dan intens tepat di sebelah nya, akhirnya dia menoleh dan melihat adegan panas membara penuh keringat antara mantan anak nya yang sekarang menjadi ibu nya bersama suami nya di sebelahnya.
“Haaaaaaah, kenapa....salah apa gue musti ngeliat anak gue begituan ama laki nya pas di sebelah gue, susah lagi mau nengok ke arah lain,” ujar Rei yang bingung karena belum bisa bergerak bebas sebagai bayi.
[Siapa suruh liat, ga ada yang nyuruh kan.]
“Perasaan gue campur aduk, beneran, lo mana ngarti,” ujar Rei.
[Haaah....udah ga usah di bahas, sekarang, karena kamu sudah punya tubuh, aku melakukan proses selanjutnya]
[Scanning body.........completed.]
[Enchant body 10....20....30....40....50.....60....70....80....100% completed.]
[Installing module.......completed.]
[Unload package.....completed.]
[Registering host profile.]
Name : Reihan Santosa.
Age : 0
Body strength : Excellent
Body agility : Very good.
Mind ability : Good.
Looks : Excellent.
Race : Half human half reaper.
Debt : 10.000.000.000.
[Register completed]
[Reward : reborn in specific family.]
[Sinister System activated]
[Welcome Rei]
Rei kaget ketika membaca register log yang ada di dalam kepalanya, dia membaca sekali lagi untuk memastikan, lalu karena ada beberapa hal yang dia tidak mengerti, akhirnya dia bertanya,
“Woi SS, maksudnya half human half reaper apa ?” tanya Rei.
[Reaper itu adalah malaikat pencabut nyawa yang memiliki pekerjaan membawa jiwa kembali ke surga atau neraka, tapi di sini reaper yang di maksud adalah pelayan ku, aku sengaja membuat mu seperti itu, tidak mungkin kamu bekerja sebagai manusia biasa kan.]
“Memang kenapa kalau sebagai manusia aja ?” tanya Rei.
[Kamu tahu kan pekerjaan kita ? kita memberi layanan jasa untuk membalas dendam sesuai permintaan, dengan kata lain, kita harus membunuh kalau perlu menyiksa target balas dendam yang di inginkan klien kita. Kalau kamu manusia, kamu akan di tangkap karena tindak kriminal dengan tuduhan membunuh kan, lagipula sebagai manusia kamu tidak bisa bergerak di antara batas dimensi dan waktu, itu sebabnya kamu di jadikan separuh reaper.]
Rei berpikir, walau SS sudah menjelaskan sebelum nya tentang pekerjaan dirinya kepada Rei, tetap saja di taraf ini dia masih ragu ragu apakah dia bisa melakukan ketika tiba waktu nya dia harus membunuh orang lain walau orang itu adalah target nya.
[Kenapa bengong ? jadi kecut ?]
“Kalau boleh jujur, iya gue kecut ketika gue memikirkan gue harus membunuh orang lain yang merupakan target balas dendam klien,” ujar Rei.
[Haaah...ini nih, kamu punya jiwa kan spesial, hutang mu kepada ku besar, kalau kamu tidak mau bekerja hanya karena takut, semua ku cancel aja ya.]
“Jangan gitu sih, gue kan curhat doang, gue nih belum pernah bunuh orang,” ujar Rei.
[Masalah kamu udah pernah atau belum ga jadi soal, tapi kalau kamu jadi kecut itu persoalan buat ku.]
“Ya udah, gue ga kecut lagi,” ujar Rei.
[Nah gitu dong, sekarang kamu santai aja dulu, kamu belum bisa kerja sekarang, paling tidak tunggu kamu berusia 16 atau 17 tahun baru bisa kerja.]
“Gitu, masih lama dong,” balas Rei.
[Emang bayi bisa apa ?]
“Oh bener juga, trus nanya dong,” jawab Rei.
[Apa lagi ?]
“Jiwa jiwa yang lo telen kemana ?” tanya Rei.
[Hmm, mereka lahir lagi, tapi di dunia lain.]
“Loh tapi kan lo makan ? emang ga lo cerna gitu ?” tanya Rei.
[Ya di cerna lah, kelar di cerna kan tinggal ampasnya tuh, nah pas aku ke toilet, mereka keluar dalam keadaan bersih dan lahir kembali, jadi di perut ku seakan akan mereka di cuci bersih dan sari mereka ku ambil, ngerti.]
“Trus kalo gitu lo telen gue aja biar hidup lagi di dunia lain,” ujar Rei.
[Aku tidak bisa menelan kamu, alasan nya karena kamu spesial, kalau sampai terjadi, aku bisa di marahi oleh pencipta ku, mending kalau cuman di marahin, kalau di musnahkan ? bisa gawat.]
“Oh jadi lo masih punya bos toh ?” tanya Rei.
[Ada, bos gede yang nyiptain semuanya.]
“Ok ngerti, sekarang cara kerja nya gimana ?” tanya Rei.
[Untuk lihat status kamu, silahkan katakan status di kepala mu.]
***************************************************
Name : Reihan Santosa.
Race : Half Reaper
Level : 0 (0/200)
Power : 0.
Active skill : None.
Passive skill : None.
Weapon : Death Scythe.
Debt : 10.000.000.000.
Payment : 0
Soul Partner : None.
***************************************************
“Woi, kenapa yang lain nol, cuman utang doang yang gede, lo ngeledek ya ?” tanya Rei.
[Pengingat aja hohoho.]
“Trus itu soul partner artinya apa ?” tanya Rei.
[Rekan kerja, tapi ya bisa di bilang istri juga.]
“Hah...belom apa apa, masih ngutang banyak, udah punya istri ? gue masih trauma tau,” ujar Rei.
[Lah kan istri kamu kerja juga sama kayak kamu walau dia punya hutang nya sendiri.]
“Nah itu dia, ntar di datengin debt collector, kabur lagi, trus tau tau minta cere, parah,” ujar Rei.
[Kalau cere cuman 1 sih ga masalah kan, masih ada yang lain.]
“Hah...partner itu lebih dari satu ?” tanya Rei.
[Emang ada yang larang ? ya terserah aja, mau satu, mau tujuh, bebas. mau bikin harem juga ok.]
“Aduh harem, satu aja gue trauma apalagi banyak, stress lo, satu aja emang ga boleh ?” tanya Rei.
[Silahkan aja, tapi ingat ya, paling ga jiwanya harus spesial walau tidak semahal kamu.]
“Oh sip, trus cara nilai jiwa nya gimana ?” tanya Rei.
[Nanti aku yang taksir.]
“Trus cara cari klien yang mau balas dendam gimana ?” tanya Rei.
[Loh kalau aku harus turun tangan juga, ngapain aku memperkerjakan kamu. Ya kamu cari caranya dong, trus baru kita kerjain bareng bareng.]
“Hmm,” Rei berpikir sambil melihat adegan panas anaknya yang lanjut lagi dengan suaminya tepat di sebelahnya.
“Pokok nya utang lunas kan, caranya gimana bodo amat, masih ada waktu, gue pikirin pelan pelan, mau bunuh orang kek, mau nyulik orang kek, gue udah ga perduli, gue mau hutang gue lunas karena gue udah muak ama yang namanya hutang, padahal seumur hidup gue ga punya utang, cuman hutang lahir doang," pikir Rei dalam hati.
Setelah itu, Rei memeriksa sekeliling, dia tersenyum dan mata nya mulai terpejam karena mengantuk,
“Lumayan juga, gue jadi ngerasain punya orang tua walau orang tua gue sekarang anak gue sendiri, makasih ya SS udah nolongin gue,” ujar Rei dalam hati.
*******
17 tahun kemudian, siang hari, “uiiing...wuk...wuk,” sebuah mobil polisi berhenti di depan sebuah rumah kontrakan kosong yang terletak di paling ujung jalan di dalam komplek perumahan. Seorang pria paruh baya setengah botak turun dan memakai long coat berwarna coklat turun dari mobil. Dia menatap rumah kontrakan yang terlihat usang dan sudah lama tidak di huni di depannya. Di sekitarnya banyak sekali mobil polisi dan sebuah ambulans.
Para polisi membuat batas agar para warga yang berdatangan untuk melihat tidak bisa masuk ke dalam. Sang pria paruh baya melangkah masuk ke dalam melewati batas kuning polisi, seorang polisi menyapanya,
“Letnan Braga,” ujar sang polisi sambil memberi hormat.
“Ya, gimana situasinya,” ujar Braga.
“Silahkan masuk saja let dan di lihat sendiri,” ujar sang polisi.
“Haah baiklah,” balas Braga.
Braga melangkah masuk ke dalam kontrakan yang kosong, dia melihat ke lantai yang penuh debu dan penuh jejak kaki para polisi juga petugas medis yang masuk ke dalam. Dia berjalan masuk ke ruang tengah dan langsung menutup hidungnya menggunakan sapu tangan.
Perabot di ruang tengah masih lengkap dan di tutupi plastik, tidak tersentuh sama sekali, namun di sebuah kursi sofa khusus satu orang, terlihat jasad seorang pria paruh baya yang memakai sleeping robe berwarna coklat, memakai selop rumahan dan berambut putih, sedang duduk dengan santai dan kedua tangannya terletak di atas tangan kursi.
Setelah Braga memperhatikan lebih seksama, dia melihat wajah jasad itu terlihat sangat ketakutan sampai mulutnya menganga dan matanya mendelik, tubuhnya nampak kurus sampai uratnya terlihat semua.
Braga memakai sarung tangannya, dia membuka sleeping robe nya, ternyata di dada korban ada bekas jahitan yang sangat rapi seperti operasi melintang dari bawah tulang selangka sampai ke perut.
Braga kembali menutup sleeping robe nya. Seorang detektif muda menghampirinya,
“Letnan Braga,” sapa nya.
“Oh Johan, ku pikir siapa,” balas Braga yang menoleh dengan santai.
“Sama seperti sebelumnya let, korban selalu di taruh di kontrakan kosong dalam keadaan seperti habis melihat hantu,” ujar Johan sambil menatap jasad di depannya.
“Sudah tau siapa korban ?” tanya Braga.
“Nama korban Teddy Jauhari, usia 50 tahun, profesi guru mengajar bahasa tingkat sma,” ujar Johan.
“Apa dia punya record ?” tanya Braga.
“Hmm pernah di adukan satu kali ke polisi tentang pelecehan seksual terhadap salah seorang siswinya namun di lepaskan karena tidak terbukti,” jawab Johan sambil membaca catatannya.
“Hmm begitu, berarti dia punya record juga, lalu kapan dia meninggal ? apa sudah di selidiki forensik ?” tanya Braga.
“Menurut tim forensik yang memeriksa sekilas, korban meninggal sudah lebih dari dua hari lalu, darahnya kering dan jantungnya menghilang, di perkirakan korban tidak di bunuh di rumah ini tapi di letakkan disini,” ujar Johan.
“Dan kita masih bingung bagaimana cara dia masuk kesini, sudah tanya ke pemiliknya ?” tanya Braga.
“Sudah let, menurut pemilik, tidak ada keanehan di kontrakannya dan seluruh pintu juga jendela di kunci sampai kemarin ada beberapa orang tetangga yang melewati jalan ini untuk masuk ke jalan tikus mencium bau bangkai menyengat dari dalam, ketika dia periksa dia menemukan korban dan melapor ke polisi,” jawab Johan.
“Berarti sama seperti kasus kasus sebelumnya, dia tidak meninggalkan jejak sedikit pun dan tidak mengambil apapun di dalam, sasarannya selalu kontrakan atau apartemen kosong tempat dia menaruh korban nya,” balas Braga.
“Kira kira begitu let, bahkan jejak kaki saja tidak ada dan ketika kita masuk semua masih dalam kondisi seperti semula, berdebu tebal,” ujar Johan.
“Sudahlah, tolong buat laporannya,” ujar Braga beranjak pergi.
“Tapi atasan minta kita mengenali dan memburu pelaku let,” balas Johan.
“Bagaimana caranya coba ? suruh atasan turun sendiri, nanti aku bicara sama mereka, lagipula selama korbannya orang yang punya kasus atau paling tidak pernah di laporkan, aku tidak masalah, malah membantu tugas polisi kan, baiklah aku pergi,” ujar Braga.
Dengan santai sambil memasukkan kedua tangannya ke saku long coat nya, Braga melangkah pergi keluar rumah kontrakan yang masih ramai karena banyak polisi di dalam yang memeriksa.
mampir juga ya kak di cerita akuu