NovelToon NovelToon
Cincin Raja Tiga Dunia

Cincin Raja Tiga Dunia

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Fantasi / Kaya Raya / Anak Lelaki/Pria Miskin / Romansa / Pusaka Ajaib
Popularitas:3.8k
Nilai: 5
Nama Author: Mardi Raharjo

Seorang pengangguran yang hobi memancing, Kevin Zeivin, menemukan cincin besi di dalam perut ikan yang tengah ia bersihkan.

"Apa ini?", gumam Kevin merasa aneh, karena bisa mendengar suara hewan, tumbuhan, dan angin, seolah mampu memahami cara mereka berbicara.

"Apakah aku halusinasi atau kelainan jiwa?", gumam Kevin. Namun perlahan ia bisa berbincang dengan mereka dan menerima manfaat dari dunia hewan, tumbuhan, dan angin, bahkan bisa menyuruh mereka.

Akankah ini berkah atau musibah?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mardi Raharjo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Satu Kutu Busuk

Kevin membidik kepala Vico. Namun intuisinya menyarankan agar tidak tergesa-gesa.

"Baik lah. Sekarang atau nanti di rumahnya, itu tidak masalah. Aku bisa menyamar jadi siapa saja", gumam Kevin. Ia menunggu beberapa menit saja dan benar, Vico telah kelaur kantor bersama ajudannya menaiki mobil dinas.

Kevin melompat turun dan mengikuti ke arah kediaman Vico.

"Eh, kok malah ke hotel?", Kevin kebingungan, namun ia tetap mengikis jarak dan akhirnya sampai di dekat pintu ruang yang dimasuki targetnya. Di mana ia sebelumnya telah menyembunyikan ransel di area toilet agar memudahkan pergerakan.

Kamar hotel ini menggunakan gypsum untuk menyerap suara agar tidak terdengar dari luar. Namun dengan pendengaran yang kini bisa dioptimalkan sepeka ngengat lilin, Kevin bisa mencuri dengar percakapan mereka dalam posisi kamuflase tembok.

"Aku jamin, bocah itu akan segera binasa. Tapi, tentu saja kami harus mengerahkan tenaga dan lobi ekstra. Kau tahu sendiri lah seberapa hebat bocah itu hingga mampu memporak porandakan kasino Bibcock", suara Vico terdengar.

"Aku mau malam ini paling lambat tiga hari, mayat bocah itu sudah bisa kuinjak! Ingat, jaga identitasku!", Kevin mendengar suara yang asing.

Vico hanya mengiyakan segera dan tak lama, ajudan Vico keluar bersama seorang petugas cleaning service. Anehnya, ajudan Vico malah mengantar petugas itu ke arah lobi hotel.

Sebelum pintu tertutup, Kevin menyelinap masuk. Di sana ia melihat Vico tengah asyik mencumbui dua perempuan tanpa busana.

Masih dalam mode kamuflase, Kevin perlahan mendekati target dan meraih beberapa bulu karpet, menyatukannya dan menembak tepat di dada kiri.

"Kegh!"

Vico mengalami perdarahan hebat dan ambruk seketika di atas kedua perempuan itu.

"Aaagh!"

Kedua perempuan itu memekik panik dan bergegas mengenakan pakaian mereka, ingin segera kabur daripada jadi tersangka. Bagaimana pun, hanya mereka berdua yang ada di dalam kamar bersama Vico. Juga, jabatan Vico adalah komisaris besar yang pasti membuat mereka berdua akan semakin kesulitan.

Dengan kendali angin, Kevin menarik bulu yang sudah berlumuran dan bergegas membuangnya ke dalam kloset. Kevin sengaja menunggu di dalam ruangan, ingin melihat apa yang terjadi, membiarkan kedua perempuan itu melarikan diri.

Satu menit berikutnya, ajudan Vico memasuki ruangan dan mendapati majikannya telah meregang nyawa.

"Bos, bos!", pria itu melihat ke sekitar lokasi dan mencari penyebab kematian bosnya. Namun ia tak mendapati petunjuk apapun.

Setelah menelepon ambulance dan petugas kepolisian, ajudan Vico dengan setia menunggu majikannya. Saat itu, ia melirik ke arah Kevin berdiri, seolah melihat Kevin ada di situ.

Pria itu melesat dan menghantamkan satu pukulan. Kevin yang telah bersiap pun menepis pukulan itu.

"Dub!"

Sayangnya, kemampuan kamuflase tembus pandang hanya efektif saat Kevin berdiam diri. Saat bergerak, maka dirinya akan mudah terekspos karena lamban beradaptasi kecuali dalam kondisi tanpa busana.

"Dub dub dub sratt!"

Pria itu sudah mengetahui keberadaan Kevin meski tak melihat wajahnya. Ia menyerang hingga merobek lengan baju Kevin dengan bilah pisau kecil melengkung. Tapi hanya sebatas kain dan bahkan tak mampu meninggalkan bekas di kulit Kevin.

" Keluar dan tunjukkan wajahmu, pengecut!", pria itu marah dan menyerang Kevin lagi. Kevin yang merasa tak punya urusan dengannya pun memilih melesat pergi. Meski samar-samar terlihat, kecepatan Kevin masih tak tertandingi hingga dirinya lolos.

"Hufh, beres satu kutu busuk. Semoga kutu busuk lainnya taubat atau mereka akan bernasib sama", gumam Kevin yang kini telah mengambil ranselnya di toilet dan mengganti bajunya.

Sekarang saatnya melacak si cleaning service palsu tadi", Kevin bergegas keluar toilet, mengabaikan keramaian atas kasus pembunuhan di dalam kamar Vico.

Menggunakan adaptasi kemampuan penciuman gajah afrika, Kevin melacak aroma tubuh target dan ia pun sampai di sekitar mansion bergaya eropa, terletak di pinggiran kota Bremlin. Kemampuan penciuman yang kuat membuatnya harus fokus. Meski begitu, tetap saja ada sedikit aroma menyengat mampir ke hidung Kevin.

"Uh, untung saja aku bisa mengontrol kemampuan penciuman ini dengan cincin keramat, kalau tidak, bisa muntah aku", keluh Kevin dalam hati. Ia mencari dan menaiki pohon tertinggi untuk bisa memantau mansion dan targetnya.

"Siapa sebenarnya dia? Kenapa dia menargetkanku?", Kevin sangat yakin dirinya belum pernah berurusan dengan pria ini sebelumnya.

Seperti biasa, Kevin mendengar berita dari informan lokal di mansion sebagus itu.

"Lionel Andara, nama yang bagus. Bahkan aku pun baru kali ini mendengar namanya. Apa dia ada kaitan dengan pemimpin kasino Bibcock?", duga Kevin. Namun jelas pertanyaan itu tidak bisa dijawab informan lokal yang semuanya lugu.

"Menyebalkan sekali", Kevin memutuskan menyamar lagi sebagai pelayan di mansion, petugas kebersihan lah andalannya. Tentu saja karena ia sama sekali tidak tahu pekerjaan profesional kerah putih dan pastinya akan sangat mudah diekspos nantinya.

Setelah melumpuhkan satu petugas kebersihan, ia pun menyusup. Sama sekali tidak peduli hidup matinya si pegawai yang ia campakkan begitu saja ke jurang di dekat mansion.

Kevin memasuki area mansion setelah memantau tugas yang biasa dikerjakan dan menyesuaikan gaya bicaranya dengan si korban.

"Toni! Segera bersihkan kamar bos!", pria paruh baya menyuruh Kevin. Pemuda itu pun mengangguk dan membawa perkakas bersih-bersih ke kamar Lionel sesuai informasi dari informannya.

"Permisi!", Kevin mengetuk pintu dan membukanya. Ia sudah melihat Lionel tengah santai di ruang makan dilayani beberapa pelayan perempuan.

Kesempatan ini ia gunakan untuk mendapatkan informasi penting yang menjelaskan alasan Lionel menargetkan dirinya.

"Aku harus cari di mana coba?", Kevin kebingungan. Sembari menyedot debu dan merapikan perabot dalam kamar, Kevin membuka beberapa laci. Ia sama sekali tidak peduli jika pun di kamar ini ada cctv.

"Apa yang kamu lakukan?", terdengar suara perempuan di belakang Kevin.

"Oh, ini. Saya membersihkan perabot dan memeriksa apakah ada sampah ikutan di setiap laci. Tenang saja, bos pasti tahu kalau saya mencuri. Saya takkan berani", ujar Kevin dengan menenangkan intonasi bicaranya agar meyakinkan.

Nampak perempuan itu mengernyit dan melihat Kevin dari atas ke bawah. Lantas meninggalkan kamar Lionel dengan berbalut bathrobe.

"Aku harus cepat sebentar lagi pasti Lionel ke sini", gumam Kevin bergerak sangat cepat dan mengumpulkan sekian informasi namun masih berbentuk layaknya teka-teki.

"Toni!", Lionel benar-benar kembali ke kamarnya. Namun Kevin sudah membereskan semua perkakas dan selesai merapikan kamar. Nampak begitu bersih dan rapi sekarang.

"Siap bos!", sahut Kevin tenang saja.

Lionel menanyakan kebenaran ucapan Linda, perempuan yang kini ada di samping Lionel.

"Oh, ini bos. Saya menemukan beberapa sampah seperti sedikit ngengat dan merapikan semua laci. Bos bisa periksa apakah ada yang hilang atau tidak", Kevin sangat percaya diri.

Lionel tak banyak bicara dan segera memeriksa lacinya dan memang semua aman. Namun nampaknya Lionel punya sindrom OCD sehingga menata ulang benda-benda dalam lacinya.

"Lain kali jangan sentuh apapun di dalam laciku. Kau mengerti?", Lionel nampak marah namun memang tak ada yang hilang.

"Baik bos, dimengerti", sahut Kevin lantas melangkah pergi. Tak lupa ia memerintahkan beberapa nyamuk untuk mengikuti Lionel selama di rumah dan mencuri dengar semua percakapannya saat menggunakan ponsel.

1
Swb Taro
lanjut thor
Swb Taro
oc lanjut thor
D'ken Nicko
semangat thor
D'ken Nicko
emang ga da bimbingan menjadi kultivator di ingatan mc ?
Swb Taro: yu d lanjut thor
Tabuut: Sayangnya bukan kultivator ini bang. Sejenis kisah pewaris kekuatan raja sulaiman
total 2 replies
D'ken Nicko
masih blm ktemu arah mau kemana alur cerita ini
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!