Terjerat Cinta Bos Gendut

Radit menatap Julya iba. Sungguh ingin rasanya Radit mendekati Julya. Lalu mempertanyakan keadaannya. Apakah dia baik-baik saja atau tidak? walau sebenarnya sudah bisa dia pastikan jika keadaan Julya tidak baik-baik saja.

"Sudah! biarkan dia dengan kehidupannya dan jika dia memang terlahir sebagai jodohmu, biarkan dia yang datang padamu. Karena menurut Tante usaha kamu selama ini sudah cukup maksimal" Sebuah kata yang di ucapkan Bu Merry pada Radit. Yang sedari datang ke area kantin terus menatap iba pada Julya.

"Tapi kasihan, Tan. Lihat dia sendirian di pojok sana. Bersikap seolah semua baik-baik saja, padahal dunia menjauhinya karena aku."

"Itu resikonya, karena menolak orang sepertimu. Orang yang punya banyak penggemar di kantor ini. Alhasil saat dia menyakitimu, maka para penggemarmu, akan berbondong-bondong menghasud yang lain untuk menjauhinya."

"Aku tidak menyangka. jika akan seperti ini. Andai tahu. Aku tidak akan langsung keluar kantor. " ucap Radit yang berpikir mungkin dengan tetap bekerja namun menjauhi Julya, Julya tidak akan disakiti para penggemarnya.

"Sudahlah, nasi sudah menjadi bubur, dan waktu tidak mungkin bisa diulang, dan sebaiknya kamu cepat makan! Karena setelah ini kamu harus mulai bekerja."

"Ya baiklah" ucap Radit patuh. Karena memang sebelumnya sudah diberitahu jika setelah jam makan siang Radit harus mulai bekerja.

****

Hari telah berganti, dan tibalah dimana hari pernikahan Bu Merry digelar.

Akad nikah digelar siang hari, sementara resepsi diadakan pada malamnya, karena kebetulan hari bahagia Bu Merry. diadakan bukan dihari libur.

Julya dan rekan kerjanya yang lain, hari itu pulang kerja lebih awal. Tentu karena harus bersiap untuk menghadiri undangan dari Bu Merry. Atasan mereka.

Julya yang ingin tampil waw, menyempatkan diri untuk pergi kesalon lebih dulu dan setelahnya dia berangkat kehotel yang menjadi tempat digelarnya pesta pernikahan Bu Merry.

Dengan penampilan yang memang waw, Julya bak putri cantik dan menjadi pusat perhatian. Awalnya. Ya awalnya, sebelum celetukan seseorang membuatnya ditatap sinis semua orang.

"Dia berpenampilan cantik seperti itu, pasti karena ingin menarik perhatian pak Radit, dasar cewe matre." ucap seseorang yang berpikir Julia lebih menyukai Radit dari pada Riski, karena Radit adalah pemilik perusahaan tempat mereka bekerja.

"Iya bener matre, tapi untungnya pak Radit gak ngasih respon, kayanya dia tahu jika Julya tipikal cewe matre."

"Iya, untungnya gak direspon, kalau direspon bisa habis duit pak Riski diporotin Julya."

Itulah sedikit percakapan rekan kerja Julya, yang berpikir jika Julya berpenampilan waw malam itu. karena ingin menarik perhatian Radit, dan dia juga di cap matre akhir-akhir ini. karena dikira suka sama Radit yang kaya raya, dibandingkan Riski yang karyawan biasa.

Namun sebenarnya apa yang mereka ucapkan itu salah besar, Julya sering memperhatikan Radit karena merasa jika Radit adalah Riski, makanya setiap ada kesempatan Julya selalu menatap Radit, membandingkan mereka. agar tahu apa yang membuatnya terus berpikir jika mereka adalah orang yang sama. Padahal dari wajah, bentuk tubuh, juga sikap mereka jauh berbeda.

Tubuh Radit, berisi cenderung gendut. Sedang Riski, bertubuh ideal, wajah cakep ga ada obat, ramah pada setiap orang tanpa pandang bulu. sedang Radit,?

Ya ampun!!! jangankan bersikap ramah, ngomong juga jarang, dan sekalinya ngomong panjang. karena sedang marah-marah.

Ingin Julya pergi dari sana saat itu Juga, namun karena ingin bertemu Riski, yang dia pikir pasti diundang ke acara tersebut. Jadi Julya memilih untuk bertahan, dan untungnya karena pengisi acara pesta, adalah para Artis yang sering nongkrong di tv. Jadi dia tidak malu berada disana lebih lama dari rekan kerjanya yang lain. Yang entah sudah kemana.

"Riski, apa kamu tidak diundang. Tapi rasanya tidak mungki. Secara kalian sudah saling mengenal jauh sebelum aku datang keperusahaan" ucap Julya yang mulai pesimis bisa bertemu Riski disana. "Atau kamu tidak mau bertemu denganku. Jadi kamu memilih untuk tidak datang?" Sungguh berisik isi kepala Julya, saat itu, yang terus menerka-nerka alasan apa yang membuat Riski belum datang, padahal acara sudah hampir usai.

Julya yang hampir menyerah, kini mendatangi stand minuman juga makanan. Karena ternyata menunggu yang tidak pasti itu, bikin tenggorokan kering, juga perut keroncongan.

Pertama-tama dia menuju meja yang menyediakan makanan, dan baru setelahnya dia kemeja minuman. Di meja minuman Julya ditawari sebuah jus jeruk yang terlihat sangat segar dan Julya yang memang merasa harus meminum segelas jus, langsung saja menerima Jus tersebut.

Julya Kembali kemejanya. Dengan membawa makanan juga jus jeruk, dan setelah duduk Julya langsung meminum jus tersebut.

"Pas" ucapnya setelah meminum jus, yang terasa pas dilidahnya. Tidak terlalu manis juga tidak terlalu asam.

Julya kembali menatap pintu masuk, berharap Jika Riski akan datang, Namun sayang baru juga beberapa menit dia menatap pintu masuk. Matanya sudah terasa sangat berat.

"Ya ampun, kenapa mataku mendadak jadi berat begini. Jangan tidur Julya. malam ini kesempatan kamu agar bisa bertemu Riski." ucap Julya yang memang berpikir malam itu, adalah cara satu-satunya agar dia bisa bertemu dengan Riski.

Karena cara lain, seperti meminta alamat rumah Riski pada HRD tidak dia dapat, dengan alasan permintaan dari Riski, jika alamat Rumahnya tidak boleh diberitahukan pada siapa pun.

Sekuat tenaga Julya menahan matanya agar tidak terpejam. Namun semua sia-sia. Karena beberapa menit berikutnya matanya sudah terpejam tidak bisa dibuka.