kita memang tak tau siapa yang tuhan takdir kan untuk kita,namun kita bisa melabuhkan hati kita pada siapa. namun bagaimana jadinya jika ternyata hati dan takdir tak sejalan. Begitulah yang di rasakan oleh Aidan Arsyad Rafardhan,dia mencintai seorang wanita dan berniat akan melamar nya,namun bagaimana jadinya malah dia menikah dengan adik dari sang pujaan hati?
"menikahi orang yang di cintai memang impian,tapi mencintai orang yang di nikahi adalah kewajiban."
Aidan Arsyad Rafardhan
yukkk simak cerita lengkapnya di sini 👇
tinggalkan like,komen dan follow setelah membaca yah ☺️😆
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon h.alwiah putri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 6.ternyata bukan dia?
Saat ini semua keluarga Aidan sudah tiba di kediaman pak Latif,Aidan merasakan jantungnya berdetak lebih kencang. Dia berpikir bagaimana nanti reaksi yang di jodohkan dengan Aidan saat tau yang di jodohkan dengan nya adalah Aidan.
Aidan sudah yakin seratus persen bahwa yang di jodohkan dengan nya adalah sang pujaan hati, karena dari masuk ke dalam rumah ini hanya ada foto dia dan kedua orang tuanya.
"Silahkan di nikmati,saya akan menyusul anak saya untuk kesini."ucap mama Hana, kemudian pergi ke kamar Maureen.
Tak lama terdengar lah suara tapak kaki berjalan ke arah mereka, membuat atensi mereka langsung teralihkan.
Kecuali Aidan,dia masih setia menundukkan kepalanya. Sumpah demi apapun jantung Aidan berdetak lebih kencang sekarang ini.
"Masya Alloh cantik sekali kamu nak."ucap umi Hafsah,saat Maureen mencium tangan umi Hafsah dan juga Yumna (Kaka ipar Aidan )
Sedangkan kepada para lelaki Maureen menangkupkan kedua tangan nya, walaupun dia nakal. Tapi dia tau batasan juga,dan tau jika dia tak harus mencium tangan laki laki yang ada disana karena bukan mahrom nya.
"Terimakasih Bu."ucap Maureen lalu dia pun duduk di samping ayah nya.
Aidan yang tadinya menundukkan kepala,kini mendongakkan kepalanya karena merasa suara itu bukan lah suara sang pujaan hati.
Degh
Netra mereka berdua langsung bertemu, mereka sama sama membulatkan matanya merasa kaget.
"Maureen."
"Pak Aidan."
Panggil mereka dengan bersamaan, mendengar anak anak mereka saling kenal mengalihkan atensi orang orang.
"Loh kalian ini saling kenal?"tanya mama Hana.
Maureen pun merotasikan matanya. "Pak Aidan dosen Maureen di kampus."jawab Maureen.
"Masya Allah, ternyata kamu ngajar di kelas nya Maureen toh. Bagus dong kalau gitu,jadi nanti Maureen ada yang jaga di kampus."ucap pak khalil.
"Jadi maksudnya, Maureen yang di jodohkan dengan Aidan Abi?"tanya Aidan memastikan.
"Iya nak, perkenalan ini putri saya dari mendiang istri kedua saya. Dia Maureen, mungkin kalian baru pertama kali melihatnya karena memang dulu dia tinggal bersama dengan nenek dan kakeknya dan dia baru tinggal bersama kami semenjak tiga tahun ini."pak Latif memperkenalkan Maureen sebagai anak nya pertama kali di hadapan orang lain.
"Masya Allah sama sama cantik yah putri nya pak Latif,mirip sekali seperti Anisah."umi Hafsah memang sudah berteman dengan mama Hana dan mendiang bunda Hafsah (ibu kandung Maureen)
"Saya kemarin juga kira yang pak Latif jodohkan adalah putri sulung pak Latif, karena saya tak tau jika pak Latif masih memiliki putri."jelas pak khalil.
"Ahh tidak pak khalil, lagipula putri sulung saya sudah memiliki calon. Jadi saya menjodohkan dengan putri bungsu saya."
Degh
Satu kenyataan pahit lagi yang harus Aidan telan, ternyata selama ini Shafa sudah memiliki tambatan hati. Ternyata cintanya bertepuk sebelah tangan.
Sakit? Ouh jangan kalian tanya. Dua kenyataan yang harus Aidan rasakan dalam waktu bersamaan. Padahal tadi Aidan sudah bahagia bahagia nya karena berpikir yang di jodohkan dengan nya adalah Shafa,cinta pertama nya. Sang pujaan hati yang sudah lama Aidan cintai dalam diam itu.
Namun ternyata dia di jodohkan dengan adik dari sang pujaan hati,lalu sekarang Aidan harus mendengar jika ternyata Shafa sudah memiliki tambatan hati lain.
Cinta yang dia pendam selama bertahun tahun ternyata bertepuk sebelah tangan. Raut wajah Aidan langsung berubah menjadi lesu. Namun dengan sekuat tenaga Aidan bersikap biasa saja.
"Jadi bagaimana,kalian setujukan untuk melanjutkan pernikahan ini? Karena kami tak ingin kalian menjalankan nya dengan keterpaksaan."ucap pak khalil bertanya pada Aidan dan juga Maureen.
"Bagaimana nak?"tanya umi Hafsah memegang tangan Aidan, membuat Aidan tersentak kaget karena tadi dia sedang melamun.
"Ahh iya Aidan setuju umi."ucap Aidan sepontan.
Aidan lalu memejamkan matanya, sungguh padahal Aidan mengucapkan itu sepontan dan dalam keadaan yang setengah sadar dari lamunannya.
"Ya Alloh apakah ini yang terbaik untuk hamba."Aidan bergumam dalam hatinya.
Maureen membulatkan matanya mendengar Jawa dari Aidan, padahal Maureen amat sangat berharap agar Aidan menolak perjodohan itu.
"Alhamdulillah."semua yang berada disana mengucapkan kata Hamdallah.
"Baiklah bagaimana jika pernikahan nya di selenggarakan satu minggu lagi pak Latif?"pak khalil meminta persetujuan dari calon besan nya.
"Hah?" Kedua calon pengantin itu kaget mendengar ucapan pak khalil.
"Lebih cepat lebih baik,dan sebaiknya niat baik jangan di tunda tunda terlalu lama."jelas pak khalil.
"Aidan ikut Abi saja."pasrah Aidan.
Sedangkan Maureen langsung menatap tajam ke arah Aidan yang dengan pasrah nya langsung menyetujui. Dalam hati Maureen merutuki Aidan.
"Gila tuh dosen satu,enak aja satu Minggu lagi. Pliss lah itu waktu mepet banget."sayangnya Maureen hanya bisa mengucapkan itu dalam hatinya.
"Baiklah bagaimana semuanya setuju?"
Semua orang pun menganggukan kepalanya pertanda setuju, mempersiapkan pernikahan menurut mereka gampang walaupun dalam waktu dekat ini.
Toh mereka mempunyai uang,tetap yang bekerja adalah orang lain mereka hanya perlu mempersiapkan uang nya saja,dan pernikahan mewah pun akan terlaksana.
Setelah semua orang setuju dengan tanggal dan juga konsep pernikahan, mereka pun melanjutkan dengan makan bersama.
Sedari awal acara ini di mulai,kedua calon pengantin lebih banyak diam dan hanya menyimak saja. Yang excited nya adalah orang tua mereka, keduanya hanya menyetujui saja.
"Ouh iya dimana Shafa?"tanya umi Hafsah.
"Tadi dia ada urusan di luar, mungkin sebentar lagi juga pulang." Bertepatan dengan mama Hana berucap seperti itu,Shafa masuk ke rumah.
"Assalamualaikum."
"Nah tuh yang di bicarakan datang juga."ucap mama Hana.
Shafa sedikit kehat saat melihat keluarga Aidan ada di sana, sedetik kemudian Shafa langsung menghampiri mereka dan bersalaman.
Tentu saja Shafa sudah kenal dengan mereka,toh Shafa kan teman masa kecil Aidan. Bahkan Shafa sudah di anggap seperti keluarga sendiri di keluarga Aidan.
"Loh kok umi ada disini?"tanya Shafa.
Hatinya sudah mulai tak tenang,dia berpikir tentang sesuatu. Namun Shafa berharap itu hanya firasat nya saja.
"Loh kan umi ngenter anak umi pingit adik kamu nak."ucap umi Hafsah.
"Hah? Anak yang mana umi?"tanya Shafa.
"Ya masa bang faqih,gak mungkin juga Athar dia kan masih kecil. Tentu saja Aidan, sebentar lagi dia bakal jadi adik ipar kamu."ucap mama Hana.
Degh
Shafa langsung terdiam mendengar ucapan mama nya.
hayooo ternyata cinta segitiga 🤣
Apakah Shafa sama mencintai Aidan? yokkk main tebak tebakan dulu??
Aidan mending sama Shafa atau sama Maureen yah🤔
ada ruang,