Kelanjutan dari cerita 'Dan Cinta itu Kamu'.
Jadi, sebelum baca yang ini, baca dulu cerita sebelumnya ya, 'Dan Cinta itu Kamu'.
Setelah empat tahun berusaha untuk melupakan perasaannya terhadap Khumaira, Yoongi kembali bertemu dengan seorang gadis berjilbab lagi. Pertemuan keduanya terjadi di rumah orangtua Yoongi.
Ternyata bukan hanya Yoongi yang menaruh hati pada Zeera. Jungkook yang saat itu tidak sengaja Bertemu dengan Zeera pun menaruh hati pada gadis tersebut.
Saat Yoongi dan Zeera mulai akrab, Tuhan kembali mempertemukan Yoongi dengan Khumaira dan juga Namira, anak dari Khumaira dan Rangga.
Ternyata Rangga sudah meninggal satu tahun yang lalu saat perjalanan dinas keluar kota. Saat itu usia Namira sudah tiga tahun.
Akankah cinta lama Yoongi kembali tumbuh?
Berhasilkah Jungkook mendapatkan cinta Zeera?
Lalu Husna dan Hobi, yah mereka juga saling jatuh cinta. namun tidak ada kendala
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Amalia Shah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
4. Sebuah Kebetulan
Di sepanjang jalan menuju parkiran, Hobi mendesak Yoongi untuk bercerita. Namun pria itu masih menutup rapat mulutnya. Dia hanya meminta Hobi untuk bersabar.
Keduanya memasuki mobil masing-masing dan menuju apartement BTS.
Sampai di apartment, Hobi terus mengekori Yoongi. Kebetulan saat itu di apartment hanya ada mereka berdua dan juga Jungkook. Sisanya sedang pergi ke rumah orangtua masing-masing.
Jungkook saat itu sedang live di kamarnya. Jadi dia tidak tahu kedatangan Yoongi dan Hobi.
Hobi mengikuti Yoongi ke kamarnya. Dia dengan setia menunggu Hyung nya itu bercerita.
"Aku ketemu Zeera di rumah orangtua ku."
"Benarkah? Siapa yang membawa dia kerumah Hyung?"
Yoongi menatap serius pada Hobi. Dia lalu menceritakan kedatangan Zeera ke rumah orangtuanya. Semua diceritakan sampai Yoongi mengantar Zeera ke apartement.
"Ini sungguh kebetulan yang tidak terduga Hyung." Hobi terkekeh. Yoongi ikut terkekeh.
"Ada satu kebetulan lagi yang tidak di duga Hobi-ah."
"Apa itu Hyung?"
"Zeera bukan army seperti Husna. Dan dia, lebih menyukai Bollywood daripada yang berbau Korea." Mata Yoongi menerawang.
Hobi terdiam. Dia sedang mencerna ucapan Yoongi. Tidak lama kemudian, dia menepuk pundak Yoongi.
"Hyung, kau masih mengingatnya?"
Yoongi tertunduk.
"Ini sudah tiga tahun Hyung. Apa kau masih mencintai Aira nuna?"
Mata Yoongi dan Hobi bertemu. Terlihat raut kecewa di mata Yoongi.
"Tidak."
Hobi mengangguk.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Jam dua siang. Zeera keluar dari sebuah sekolah Islam di daerah Itaewon. Ya, tesis Zeera memang ada kaitannya dengan sekolah Islam tersebut.
Selepas melaksanakan sholat Dzuhur, Zeera ingin sekali memakan es krim. Kebetulan cuaca siang itu sangat terik. Dengan berjalan kaki, Zeera menuju kedai es krim di sekitaran sekolah.
Zeera duduk di bangku luar yang disediakan kedai. Es krim coklat dengan taburan buah begitu memanjakan lidahnya. Zeera begitu menikmati waktu santainya sembari mendengarkan murottal dari handphone.
Seseorang datang menghampiri Zeera.
"Bolehkan aku ikut duduk disini?"
Zeera mematikan murottal nya.
"Bukankah masih ada kursi yang kosong disana?" Tangan Zeera menunjuk kursi yang di sebarang nya.
"Tapi aku mau duduk disini." Ucap pria bermasker dan berkacamata hitam itu.
"Oh, baiklah." Zeera bangkit dari duduknya. Tangannya membawa es krim dan handphone.
"Kau mau kemana?" Tanya si pria saat Zeera melangkah meninggalkan kursi.
"Pindah ke kursi sebelah sana. Bukankah, kau mau duduk disitu?" Dagu Zeera terangkat, menunjuk kursi yang tadi didudukinya.
"Aish. Maksudku, kita duduk bersama disini."
Zeera mengangkat sebelah alisnya.
"Kita tidak saling kenal. Maaf, permisi." Sikap jutek Zeera keluar.
"Tunggu!"
Zeera menghentikan langkah. Pria itu berjalan, berdiri di hadapan Zeera. Kemudian dia membuka maskernya.
"Sekarang, apa kau sudah tahu siaap aku?"
Zeera menyipitkan mata. "Siapa? Aku tidak kenal."
Pria itu frustasi. Dia kembali memakai maskernya.
"Yang benar saja kau tidak mengenalku?"
"Kalau kau idol sekalipun, aku tidak kenal." Sikap Zeera masih cuek. Dia segera duduk di kursi lain. Meletakkan es krim dan menyimpan handphone di tasnya.
Pria itu ikut duduk.
"Siapa yang menyuruhmu duduk disitu?" Frontal Zeera.
"Kenapa kau jutek sekali? Aku yang ingin duduk disini. Aku ingin berkenalan denganmu."
Kejujuran pria itu malah membuat Zeera semakin menunjukkan sikap masa bodoh nya.
"Kau tidak tahu BTS?" Bisik pria itu.
"Tidak. Tapi sahabat ku tahu." Zeera masih asyik memasukkan es krim kedalam mulutnya.
"Pantas saja kau tidak mengenaliku." Pria itu menyenderkan punggungnya pada kursi.
"Eoh, apa hubungannya?"
"Ya Tuhan. Kau ini berasal darimana? Grup sebesar itu saja kau tidak tahu. Mereka tidak hanya di kenal di Korea. Di luar negri mereka juga sangat terkenal."
"Dari Indonesia." Celetuk Zeera santai.
"Benarkah? Tapi army di Indonesia sangat banyak."
"Tapi aku tidak termasuk salah satunya."
"Es krim ku sudah habis. Aku permisi." Zeera bangkit dari duduknya. Namun lengannya ditahan pria itu.
Zeera menatap tajam. Pria itu segera melepaskan tangan Zeera.
"Maaf. Bisakah tinggal sebentar? Aku hanya ingin berkenalan denganmu. Itu saja."
Zeera memalingkan wajahnya. Pria itu berdiri disamping Zeera.
"Aku, Jungkook BTS." Bisik pria itu.
Zeera menoleh. Pria itu melepas kacamata dan maskernya. Zeera memperhatikan wajah pria di hadapannya.
"Eh, kalau diperhatiin, emang mirip. Waduh bahaya. Husna pasti marah ini kalau aku jutekin Idolanya." Zeera memalingkan wajahnya. Dia memukul jidatnya.
"Kenapa?"
"Tidak apa-apa." Zeera tersenyum kikuk.
"Apa kau mau bertemu dengan sahabat ku? Dia pasti sangat senang bertemu denganmu." Zeera berusaha bersikap ramah.
"Lain kali saja. Boleh aku tahu namamu?"
"Zeera."
Mulut Jungkook membentuk hurup O, seraya manggut-manggut.
"Kau ingat kejadian di depan cafe saat kau akan terjatuh?"
Zeera terdiam, berusaha mengingat kejadian itu.
"Oh itu. Iya, aku ingat. Tapi darimana kau tahu?"
"Aku pria yang menolong mu."
"Eoh, benarkah?"
Jungkook mengangguk, tersenyum memperlihatkan gigi kelincinya. Dan Zeera tersenyum kikuk.
"Setelah ini kau mau kemana?"
"Pulang."
"Mau ikut jalan-jalan bersamaku?"
"Tidak. Aku ingin istirahat."
"Aku antar pulang ya."
"Tidak usah. Aku tidak mau merepotkan mu."
"Aku tidak merasa direpotkan."
"Aku bisa pulang sendiri naik bus. Jadi jangan paksa ya." Zeera melangkah tanpa menunggu Jungkook membujuknya kembali.
"Tunggu!"
Zeera menghela nafas. Berbalik.
"Apa lagi?"
"Kalau nomor telepon mu, apa boleh aku minta?" Jungkook menatap Zeera dengan tatapan memelas.
Zeera memutar bola matanya.
"Baiklah. Sini handphone mu."
Jungkook menyerahkan handphone nya. Zeera mengetikan dan menyimpan nomor telepon nya di handphone Jungkook.
"Sudah ya. Aku pamit. Bye."
"Oke. Terimakasih Zeera-ya."
Zeera mengangkat jempol kanannya. Tersenyum ramah. Zeera kembali melangkah meninggalkan Jungkook yang masih terdiam, tersenyum memperhatikan dirinya.
"Gimana reaksi Husna saat aku cerita, kalau hari ini aku ketemu sama Jungkook ya? Hehe." Gumam Zeera sambil terus berjalan.