Terlahir kembali dengan semua ingatannya, Seorang Raja Abadi bertekad untuk segera menyelesaikan semua penyesalannya di masa lalu. Akan tetapi, dia menemukan bahwa semuanya tidak sesederhana itu.
Konspirasi besar dan tersembunyi, yang seolah-olah menjadikan dirinya sebagai bidak catur telah dipersiapkan di awal! Dan sebuah rahasia besar yang belum terungkap akan membawanya kedalam kekacauan!
Tapi dia tidak gentar dan tertawa ke langit.
“Langit dan Dunia adalah satu hal. Surga dan Neraka adalah dua. Dua dalam satu, semuanya berada di bawah kehendakku."
"Aku adalah Raja Abadi! Ingin menghancurkan Sang Raja? Apakah kamu layak?"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DjiSamsoe, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bubur
Mengetahui apa yang diinginkannya, Lin Tian tidak sabar untuk segera mulai berlatih, tetapi dia mendengar gerakan Lin Lin dari luar pintu, jadi dia hanya bisa menyerah.
Sebelum itu, dia juga perlu menghilangkan racun di meridian-nya terlebih dahulu.
"Tuan Muda, ini Lin Lin, saya membawakan makanan untuk Tuan. Bagaimana saya harus memperlakukannya?" Suara polos Lin Lin datang dari balik pintu kamar.
"Masuk!" Lin Tian membuka matanya dan berkata.
Setelah pintu kamar dibuka, Lin Lin terlihat membawa nampan berisi beberapa makanan dan buah-buahan di atasnya.
Melihat nampan di tangan Lin Lin, pandangan Lin Tian tertuju pada semangkuk bubur nasi di atas nampan.
Meski hanya bubur nasi biasa yang hanya diisi irisan daging kering, Lin Tian bisa melihat sesuatu yang tidak biasa.
Sebagai eksistensi puncak di alam abadi, Lin Tian mengetahui berbagai jenis keterampilan seperti alkimia, formasi, dan penyempurnaan. Meskipun dia tidak belajar kedokteran, berbagai bahan dan metode pengobatannya hampir sama dengan pemurnian obat, jadi tidak sulit untuk melihat hal-hal seperti racun.
"Tuan Muda, apakah Anda akan makan bubur kesukaan Anda terlebih dahulu? Atau yang lainnya?" Setelah Lin Lin meletakkan nampan berisi makanan di atas kamar tidur, dia kemudian bertanya pada Lin Tian dan menawarkan sambil tersenyum.
“Lin Lin, dari mana kamu mendapatkan makanan ini?” Lin Tian tidak langsung menjawab, melainkan bertanya.
"Seperti biasa, saya mendapat dari dapur di keluarga yang disediakan oleh juru masak keluarga Lin. Apakah ada yang salah?" Lin Lin menjelaskan dan kemudian bertanya dengan aneh.
"Buang buburnya!" Lin Tian berkata langsung.
"Unm, buang?" Lin Lin menjadi semakin aneh.
"Yah, buang semuanya keluar."
"Tetapi ini bubur kesukaan Tuan, dan Tuan Muda sudah lama tidak makan sejak koma." Lin Lin merasa bingung dan tidak bisa menahan diri untuk bertanya.
Tuan Muda biasanya sangat menyukai bubur yang dibawakannya dari keluarga Lin, tapi kali ini agak aneh.
"Jangan khawatir, aku tidak lapar," kata Lin Tian santai, "Sebaiknya kamu membuangnya ke tempat sampah dan jangan memakannya seperti terakhir kali." Ada penekanan di akhir kata-katanya.
Karena dnegan kekurangannya dan kondisi mereka di keluarga Lin, mereka Tuan dan pelayan sering makan bersama.
Meskipun Lin Tian di masa lalu tahu bahwa Lin Lin akan sering makan sisa makanannya, dia tidak melarangnya. Namun dia juga sering tidak menghabiskan makanannya untuk disisihkan untuk Lin Lin.
Sekarang, Lin Tian yang lama telah tiada dan untuk Lin Tian saat ini, apakah dia akan membiarkan satu-satunya kerabatnya memakan sisa makanannya? Jika itu terjadi, itu akan merusak citranya.
"Ya, Tuan Muda." Lin Lin menunduk dan berkata pelan.
Lin Lin merasa malu, selama ini ternyata Tuan Mudanya mengetahui tindakan yang selalu dilakukannya di belakang punggungnya.
Lin Tian mengangguk, lalu dia mengambil bubur di tangan Lin Lin dan melemparkannya melalui jendela di belakangnya.
“Tuan Muda, itu…” Lin Lin kaget dan merasa sayang jika makanannya dibuang begitu saja.
"Apakah kamu akan memakannya dan tidak menaati Tuanmu?!” Lin Tian bertanya pada Lin Lin dengan nada agak kasar.
Lin Lin tidak menjawab, dia hanya menggelengkan kepalanya dan tidak berani menatap Lin Tian.
"Baik, mulai sekarang, aku tidak akan membuatmu makan sisa lagi aku, di masa depan, kamu tidak akan kekurangan makanan lagi. Tidak hanya makanan, kamu juga akan mendapatkan apa yang orang lain tidak bisa dapatkan sepanjang hidupnya." Lin Tian mengucapkan kata demi kata dengan percaya diri.
Melihat rasa percaya diri Tuan Muda seperti ini, Lin Lin merasa Tuan Mudanya telah banyak berubah. Berbeda dengan di masa lalu. Dulu, dulu tuan mudanya hanya memikirkan dirinya sendiri dan yang ada hanya latihan di otaknya.
"Itu tidak perlu, Lin Lin hanyalah seorang pelayan. Lin Lin tidak mau apa-apa lagi, Lin Lin hanya ingin terus bersama Tuan Muda dan kemanapun Tuan Muda pergi, Lin Lin akan selalu mengikutinya." Lin Lin tidak bisa menahan rasa senang di hatinya lalu berkata dengan penuh semangat.
Kemudian dia menyadari bahwa apa yang dia katakan agak ambigu dan buru-buru menundukkan kepala dengan pipinya yang menjadi merah.
"Aku akan keluar untuk melakukan sesuatu. Tunggu di sini dan jangan pergi sampai aku kembali” Lin Tian bangkit dari tempat tidur dan berkata kepada Lin Lin.
“Kemana Tuan Muda pergi?” Lin Lin tersadar dari rasa malunya, mengangkat kepalanya dan segera bertanya.
"Cari babi gendut itu." Lin Tian menjawab tanpa menoleh ke belakang.
***
"Apakah kamu sudah menyelesaikan apa yang aku minta?"
Di dalam kamar pelayan sederhana keluarga Lin, seorang pria paruh baya berusia sekitar empat puluh tahun bertanya kepada seorang wanita berpenampilan gemuk dengan sedikit lemak di wajahnya.
"Tuan terlalu khawatir, bawahan selalu melakukan apa yang diminta Tuan." Wanita gendut itu langsung menjawab dengan postur rendah.
Kedua orang ini tidak lain adalah Lin Zhong, ayah Lin Kai dan wanita itu sendiri adalah juru masak keluarga Lin. Saat ini, mereka sedang membicarakan tentang bubur nasi yang selalu mereka berikan kepada Lin Tian.
“Apakah pelayanannya sudah mengambil makanannya?” Lin Zhong bertanya lagi.
"Benar Tuan, dia baru saja mengambilnya. Diperkirakan dia sedang memakannya sekarang." Jawab juru masak wanita itu dengan senyum sinis.
"Bagus, ambillah gajimu selama sebulan." Lin Zhong melemparkan sekantong koin perak ke pelayan, lalu meninggalkan pintu kamar tidur.
"Terima kasih Pak." Juru masak wanita itu segera mengucapkan terima kasih dan membungkuk.
Setelah Lin Zhong meninggalkan pintu kamar tidur, pelayan wanita itu segera melihat dan menghitung uang di dalam kantong.
Sebagai kepala juru masak keluarga Lin, meskipun gajinya lebih tinggi dibandingkan pelayan lainnya, dia tidak pernah puas. Karena keserakahannya, ketika Lin Zhong pertama kali meminta untuk menambahkan sesuatu ke makanan Lin Tian dengan imbalan sejumlah hadiah, dia tidak terlalu memikirkannya dan langsung menerimanya.
Meskipun dia tahu ini bukan hal yang baik, dia tidak peduli jika sesuatu terjadi pada Lin Tian. Semua orang di keluarga Lin tahu bahwa Lin Tian adalah seorang sampah yang tidak bisa berlatih, apalagi keluarga Lin juga telah membuangnya. Orang seperti itu, yang tidak memiliki apa pun di keluarga Lin, apa yang dapat dia lakukan terhadap dirinya sendiri?
Setelah menghitung gaji bulanannya dengan senyum yang tidak bisa lagi disembunyikannya, dia berjalan ke dapur sambil menyenandungkan beberapa lagu.
“Apakah uangnya cukup?” Suara yang datang tiba-tiba ini mengejutkan pelayan itu.
Tapi ketiduran dia melihat itu seorang pria muda yang sedang bersandar di meja kasir sambil melipat kedua tangannya di depan dada dan menatapnya dengan senyum polosnya, pelayan itu kembali tenang.
"Tsk..Tsk.. Bukankah ini tuan muda yang terkenal dari keluarga Lin? Apa yang kau lakukan disini?" Dia mulai mencibir dan sedikit bermain-main.
Bagaimanapun, apa yang bisa dilakukan sampah seperti dia pada dirinya?
"Biar ku tebak, apakah itu karena Tuan Muda keluarga Lin yang paling berbakat dan menonjol dalam hal..." pelayan itu berhenti sambil memberikan tatapan jijik serta mencibir, "Menginginkan lebih banyak bubur?"
jadi tdk seru
tor ceritax kelamaan berputar2