Mendapatkan perlakuan kasar dari ibunya membuat Violetta Margareth seorang anak kecil berumur 4 tahun mengalami traums berat.
Beam selaku ayah daei Violetta membawanya ke sebuah mall, sampai di mall Violetta histeris saat melihat sebuah ikat pinggang karena ia memiliki trauma dengan ikat pinggang. Renata yang saat itu berada di mall yang sama ia menghampiri Violetta dan menenangkannya, ketika Violetta sudah tenang ia tak mau melepaskan tangan Renata.
Penasaran kan apa yang terjadi dengan Violetta? yuk ikuti terus ceritanya jangan lupa dukungannya ya. klik tombol like, komen, subscribe dan vote 🥰💝
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reni mardiana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tidur bersama
Tok..Tok..Tok..
"Renata." panggil Bram dari luar.
Tidak ada jawaban dari dalam, Bram mencoba mengetuk kembali sampai Akhirnya pintu terbuka. Renata membuka pintunya dengan rambut yang masih terlihat basah, Bram menatap wajah Renata takjub melihat kecantikan alami yang terpancar dari wajahnya.
Deg!
'Bidadari dari mana nih, cantik banget' batin Bram.
"Tuan ada apa ya?" tanya Renata.
"Tatak." rengek Violetta.
"Kenapa anak baik?" tanya Renata.
"Tadi Vio berteriak katanya mimpi buruk, jadi dia mencarimu." ucap Bram.
"Benarkah? sini sama kakak kita tidur lagi ya?" ucap Renata mengambil alih Violetta dari Bram.
"Sepertinya kau harus temani Vio tidur, untuk saat ini aku tidak bisa menemaninya karena aku sendiri sedang tidak enak badan takutnya menular pada Vio." ucap Bram.
"Baik tuan," ucap Renata.
"Vio mau bobo cama daddy, cama tatak juga." rengek Violetta.
Renata membulatkan matanya terkejut mendengar rengekan Violetta, mana mungkin dia tidur satu kasur bertiga? Oh yang benar saja.
"Vio tidur sama kakak aja ya, kasihan daddy nya lagi sakit." bujuk Renata.
"Huaaa..ndak mau, Vio mau bobo cama daddy telus cama tatak juga huhuhu.." raung Violetta.
Bram menghela nafasnya panjang, jika sudah begini tidak ada cara lain selain menuruti keinginan anaknya.
"Baiklah, stop nangisnya Vio! Ayo kita tidur." ucap Bram dengan tegas.
Violetta langsung menghentikkan tangisnya, dia memeluk leher Renata dengan erat sambil menyembunyikan wajahnya yang tengah tersenyum.
Sampai di kamar Renata mendudukkan Violetta diatas kasurnya, dia duduk di sebelah Violetta merapikan rambutnya terlebih dahulu. Renata merasa canggung jika ia harus tidur satu kasur bersama Bram, Bram mengajak Violetta berbaring mungkin karena efek dari obat yang dia minum Bram jadi cepat mengantuk.
"Tidurlah, jangan takut aku tidak akan memakanmu." ucap Bram.
"Apaan sih, gajelas banget." gumam Renata pelan.
"Aku masih bisa mendengarmu Renren."ucap Bram dengan mata tertutup.
"Hah? I-iya tuan." ucap Renata tergagap.
Renata membaringkan tubuhnya disamping kiri dan Bram berada di samping kanan, sedangkan Violetta berada di tengah-tengah keduanya. Renata tak bisa memejamkan matanya karena ia merasa tidak nyaman, Bram dan Violetta tertidur dengan pulas. Renata memiringkan badannya kearah Violetta, dia menopang kepalanya melihat ayah dan anak tertidur dengan mulut yang sedikit terbuka.
"Hihi, lucu sekali mereka sama-sama menganga." ucap Renata terkikik geli.
Renata memeluk tubuh Violetta dan mengecup kepalanya, Bram meletakkan tangannya tepat diatas tangan Renata. Tubuh Renata seketika langsung menegang, dia tak berani bergerak tangannya pun seolah tersetrum aliran listik. Renata berusaha menenangkan dirinya kemudian perlahan ia melepaskan tangan Bram, dia melakukannya dengan hati-hati agar dua bayi beda generasi itu tidak terbangun.
"Huuh, akhirnya." ucap Renata bernafas lega setelah selesai melepaskan tangan Bram.
Tepat pukul 12 malam Renata baru bisa memejamkan matanya, ketiganya tertidur dengan pulas berdempetan diatas kasur. Tiba pagi harinya posisi mereka berubah, kini Renata dan Bram saling memeluk satu sama lain, sedangkan Violetta tubuhnya melorot kebawah. Jarak wajah Renata dan juga Bram sangatlah dekat, keduanya bisa merasakan deru nafasnya masing-masing.
Euungghh..
Violetta melenguh dan perlahan membuka matanya, dia melihat sekelilingnya geran karena ia berada dibawah kaki pengasuhnya dan juga ayahnya. Violetta mendudukkan tubuhnya melihat kearah Renata dan juga Bram yang sedang tidur sambil berpelukan, dia mengambil hanphone ayahnya kemudian memotretnya.
Cekrek.
Bram mengerjapkan matanya karena silau, Violetta terkejut karena ternyata lampu kameranya menyala. Bram merasakan pinggangnya yang terasa berat, ia membuka matanya dimana di depannya ada seorang gadis cantik yang tidur dengan damainya. Dilihatnya tangan Renata dan tangannya saling memeluk, bukannya melepaskan dekapannya Bram malah merapatkan tubuhnya.
"Daddy." panggil Vio.
"Ssstt." ucap Bram menempelkan jari telunjuknya di depan mulutnya.
Violetta langsung merapatkan mulutnya, Bram melambaikan tangannya agar Violetta mendekat.
"Jangan berisik, kasihan kakaknya kayaknya kecapean Vio duduk di sebelah daddy ya cantik." bisik Bram.
"Ndak ah, Vio liat tv." ucap Violetta.
"Enggak, jangan turun dulu. Kamu lihat di hp daddy aja, sini hp nya." ucap Bram meminta hp nya pada Violetta.
Violetta menyerahkan hp nya pada Bram, dengan hati-hati Bram mengambil hp dari Violetta dan mencari kartun yang sering di tonton oleh Violetta. Setelah menemukan kartun kesukaan anaknya, Bram memutar videonya dan memberikan hp nya pada Violetta.
Wk wk wk wk 🤣🤣🤣🤭