siapkan tisu sebelum membacanya ya geees.. cerita mengandung bawang 😅
" kamu harus menikah dengan Rayhan. Shena" ucap ibu lirih
"Kenapa harus Shena Bu? bagaimana dengan mas Arhan yang sedang berjuang untuk Shena?" aku menyentuh lembut jemari ibuku yang mulai keriput karena usia yang tidak muda lagi.
"menikahlah Shena. setidaknya demi kita semua, karena mereka banyak jasa untuk kita. kamu bisa menjadi suster juga karena jasa mereka, tidakkah ada sedikit rasa terima kasih untuk mereka Shena?"
ibuku terlihat memohon
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anggun, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BERTEMU ARHAN
Kamu bisa bayangin, masa di rumah isinya uang semua seneng dong tuyul tetangga” kata Mbak Reny terkekeh
“Memang ada tuyul di sini?”
“ada tuyul kepala hitam” sahut ibu – ibu yang lainnya
Mereka terkekeh begitupun aku, selesai mentransfer, wanita itu masih belum puas. Dia masih menunjukkan beberaoa baju lainnya yang membuat Mas Rayhan menggaruk kepalanya.
“Ya sudah satu saja kalau begitu. Yang ini mas buat malam jum’at” ucap wanita itu sambil menunjukkan baju yang naudzubillah itu.
“Waduh”
“Malu, woy!”
“Apaan eh, nggak sopan!”
Aku terbelalak melihat lingeri hitam yang dia pegang. Yang lain malah tertawa elihat ke arah Mas Rayhan
“Bisa batal puasa nanti mas Rayhan, kamu ini ngawur saja” Tegas Mbak reny sambil menahan tawanya.
Aku menutup wajahku yang terasa panas, rasanya sulit di jelaskan. Ya kali aku memakai baju itu.
“Masih siang mbak” jawab mas Rayhan yang mungkin juga merasa malu. Mungkin pikiran kami sama setelah melihat baju aneh itu.
“Ya sudah deg, ini gratis. Hitung – hitung bonus karena borong jualan saya” wanita itu langsung menyelipkan lingerie itu di dalam bungkusan baju yang di beli mas Rayhan tadi
“Ya Allah, mbak. Jangan!” ucapku melarangnya
“Tidak apa – apa, Mbak. Saya faham betul, biasanya wanita yang penampilannya ketutup di luar, di rumah selayaknya bule barat” ucapnya di akhiri gelak tawa.
Cukup lama kami berkumpul di teras rumah Mas Rayhan. Sampai Mas Rayhan kembali masuk ke dalam rumah, dan mereka mulai membereskan kekacauan yang mereka lakukan sejak tadi. Termasuk membuat baju – baju dagangan wanita itu berantakan.
Aku memandang begitu banyak belanjaanku. Jika bukan mereka maksa Mas rayhan, mungkin aku tidak akan pernah belanja baju sebanyak ini selama aku menikah dengannya. Aku tidak mau meminta, walauoun itu untuk kebutuhanku
“Terima kasih semua, saya mau keliling lagi” pamit wanita itu langsung melajukan motor maticnya, keliling perumahan untuk menjua baju baru yang katanya untuk persiapan lebaran.
Akhirnya kami semua bubar dan aku kembali masuk ke dalam rumah. Aku penasaran dengan beberapa baju yang ada di kresek yang cukup besar ini. Aku nggak tahu berapa pakaina yang di masukkan oleh wanita tadi.
Di dalam kamar, aku membongkar semuanya. Cukup banyak memang, pantes sampai menghabiskan uang lima juta banyaknya. Belum pernah aku belanja sampai menghabiskan uang sebanyak itu. Seumur hidup baru kali ini
“Shena!”
Aku menatap pintu kamar yang di ketuk. Dengan cepat aku membukanya, sebelum mas Rayhan berkomentar pedas.
“Iya mas, ada apa?”
“Bersiaplah, kita akan pergi” ucapnya dengan tatapan yang kembali seperti biasanya
“Mau kemana, Mas?”
Bukannya menjawab, dia malah menunjukkan aura seram. Aku langsung mengangguk dan menjawab “Baiklah sebentar” jawabku
Aku kembali menutup pintu kamar, aku mengganti gamis rumahanku dengan gamis yang lebih bagus. Tidak lupa dengan kerudung panjang yang selalu aku gunakan.
Aku melangkah mendekati Mas Rayhan yang sedang sibuk dengan ponselnya
“Mas, aku sudah selesai”
Dia melihatku sekilas, setelahnya menambil kunci mobil yang ada di atas meja TV. Aku mengikuti langkahnya, entah mau kemana dia membawaku pergi
“Mau kemana Mbak?” tanya Mbak Reny
“Mau”
“Mau ngabuburit” ucap Mas Rayhan memotong ucapanku
“Terima kasih Mas, hari ini kamu sudah menghabiskan banyak uang untuk membelikan saya baju – baju. Sebenarnya itu tidak perlu juga. Tapi, terima kasih banyak” aku memandang dia yang sedang fokus memperhatikan jalanan yang mulai ramai.
Dia tidak menjawab apalagi melihatku. Aku menghela napas, setelahnya aku lebih memilih menikmati keindahan jalan yang kami lewati. Aku berasa bicara dengan angin.
Mas Rayhan menghentikan mobilnya, aku melihat suasana yang indah selayaknya taman di negeri dongeng
Banyak bunga – bunga yang indah. Tempat ini di tata begitu rapi dan sangat indah
Aku membaca tulisan di salah satu patung, bukankan ini tempat yang di ceritakan Mbak Reny tadi pagi? Apa Mas Rayhan mendengar onrolan ku dengan mbak Reny? Kenapa tiba – tiba dia membawaku kesini. Walaupun dia masih bersikap dingin tapi hari ini dia bersikap cukup manis kepadaku
“Mas kami-“
“Oerhatikan langkahmu!” ucapnya tegas
Aku menghela napas sejenak. Dan mengikuti langkahnya kembali. Masa aku tidak boleh bicara sedikitpun, apa telinganya sakit kalau mendengar suaraku.
Aku meraih ponsel di tas kecil yang aku bawa. Aku memotret beberapa bunga yang aku lewati. Moodku cukup bagus karena melihat pemandangan indah seperti ini. Walaupun aku sedikit iri ddengan orang lain, mereka bercanda – canda dan berfoto bersama pasangan masing – masing. Sedangkan aku? Hanya memotret tanganku sendiri yang sedang menyentuh bunga – bunga indah ini
“Tante cantik sekali” aku menoleh ke arah suara itu, ada seorang anak kecil yang tersenyum memperhatikan aku.
“Hai, adik ganteng” ucapku dengan ramah
“Tante cantik kenapa sendirian?”
“Tiida, tante nggak sendirian. itu ada om di depan” jawabku sambil menunjuk Mas Rayhan yang berjalan santai
“Tante disana ada tempat indah sekali kalau tante mau foto – foto” ucapnya sambil menunjuk pohon lagi menggugurkan daun – daunnya
“Wah, terima kasih ya” ucapku sambil mengelus kepalanya anak tersebut
“Rafa!” panggil seorang wanita yang mungkin itu orang tua anak ini
“Maaf mbak, kalau Rafa mengganggu mbak” ucapnya
“Tidak kok mbak, dia anak yang manis kok” sahutku tersenyum
“Mama, Rafa tidak nakal kok. Cuma ngobrol sama tante cantik” ucap anak lelaki yang di panggil Rafa itu.
“Nama kamu Rafa sayang?” aku bertanya pada Rafa
Anak itu menganggukkan kepalanya
“Ayo Rafa nanti papa mencari loh” ucap wanita itu
“Dada tante cantik” ucapnya sambil melambaikan tangan.
Setelah kepergian anak tadi aku melangkah lagi mengikuti Mas Rayhan. Sudah cukup banyak hasil fotoku di tempat ini
“Shena”
Aku terperanjat kaget mendengar suara seorang pria menyebut namaku.”Mas Arhan, astaghfirullah” saya sangat kaget melihat Mas Arhan ada di tempat ini juga
Mas Arhan terkekeh melihat reaksiku. “Kamu dengan siapa kesini?” tanyanya sambil celingukan mencari sesuatu
“Denganku!” tiba – tiba Mas Rayhan mendekati kami
Aku memperhatikan mereka berdua bergantian. Aku ingat kemarahan mas Rayhan waktu itu karena aku bertemu dengan Mas Arhan di warung soto walaupun tidak kami sengaja. Aku takut mas Rayhan kembali marah seperti waktu itu.
Apakah Rayhan akan marah dengan Shena?
Tunggu lanjutannya ya guys
paling yaah jealous 2 dikit laaah
manusiawi kok...
biar si Rayhan 'lupa' pd naila..
kini dia hrs menjaga shena, masa depan nya
apa aj itu isinya????
wkwkwk
stlh shena sembuh,
gugat cerai ajalah si Rayhan...
Kdrt pun...
hahhh.
walaupun cerai itu boleh tp ttp dibenci.Alloh....
dan shena masa depanmu..
Ray...
bisakah kamu membedakannya?
bukan berarti kamu hrs melupakan Naila...
pria bermuka dua