Cek visual di tiktok @author.saras.wati ❤️
Sequel dari Pesona Setelah Menjadi Janda
(Mohon untuk membaca novel sebelum nya agar kalian tidak bingung)
***
Arra yang kini berusia 18 tahun, baru saja memasuki dunia perkuliahan. Banyak hal yang berubah dalam diri gadis itu. Namun hanya satu hal yang tidak berubah, yaitu sebagai pacar dari Leo Rexander.
Meski tidak pernah di akui oleh Arra, Leo selalu kekeh mengenai hubungan mereka. Sehingga tidak sedikit orang yang mengira jika Leo hanya lah seorang pembual. Dan hal tersebut membuat beberapa laki-laki berusaha mendekati Arra.
Mau tau bagaimana keseruan Arra dan Leo menjalani kehidupan mereka? Tetap beri dukungan kalian agar author semangat untuk update setiap hari 🤗
Happy reading guys ❤️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Saras Wati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kesempatan Dalam Kesempitan
"Leo lo mau apa?" tanya Prilly dengan suara bergetar. Saat ini ia merasa sangat panik karena Leo membawa nya ke kolam yang berada di bagian belakang universitas.
"Buat apa lagi kalau bukan balas apa yang udah lo lakuin ke Arra."
Gladys dan Arra yang juga ada disana hanya bisa memperhatikan karena Leo sudah memberikan mereka peringatan untuk tidak ikut campur.
"Leo lo jangan aneh-aneh ya, gue bisa laporin lo ke polisi." ancam Prilly dengan wajah yang sudah mulai memucat.
"Silakan, gue nggak takut." Leo berjalan mendekati Prilly yang berdiri di pinggir kolam.
Prilly berusaha berjalan mundur, namun saat ia melihat ke belakang jarak nya dengan kolam sangat dekat.
"Kira-kira Leo mau ngapain ya?" bisik Gladys pada Arra.
Arra yang juga tidak mengetahui apa yang akan di lakukan oleh Leo, hanya bisa menggelengkan kepala nya.
Byuurrrrrr......
Suara sesuatu yang terjun ke dalam kolam mengejutkan Gladys dan Arra. Ternyata Leo mendorong Prilly masuk ke dalam kolam air yang cukup keruh karena kurang nya perawatan.
"Lo siram Arra pakai air panas, tapi gue cuma dorong lo ke dalam kolam. Sebenarnya ini bukan balasan yang gue mau, cuma Arra minta supaya gue nggak kelewatan sama lo. Berterima kasihlah sama Arra, karena kalau sesuai keinginan gue, lo udah pasti akan di rawat di rumah sakit." ucap Leo dengan ekspresi wajah datar.
Prilly menatap marah kepada Leo. Dia merasa benar-benar di permalukan oleh laki-laki itu, terlebih di depan Arra, perempuan yang ia anggap sebagai saingan nya.
"Lo keterlaluan Leo. Gue lagi pakai dress putih, dan lo ceburin gue ke kolam. Baju gue jadi transparan." protes Prilly yang berusaha untuk naik ke daratan.
Leo berjalan mundur saat secara perlahan Prilly keluar dari kolam. Arra dan Gladys sama-sama terbelalak saat melihat baju Prilly berubah jadi transparan dan menampakan pakaian dalam gadis itu serta lekuk tubuh nya yang berisi.
"Gila, body Prilly bagus banget." seru Gladys yang langsung di setujui oleh Arra.
Kedua gadis itu bahkan membandingkan tubuh mereka dengan Prilly yang jauh berbeda.
"Wah, Leo cari kesempatan dalam kesempitan. Ngasih hukuman, tapi dapat hiburan." celetuk Gladys yang membuat Arra melihat kearah Leo yang memang laki-laki itu sedang menatap Prilly yang sudah berhasil keluar dari kolam.
Raut wajah Arra langsung berubah. Sedangkan Gladys, dia belum menyadari apa yang baru saja ia ucapkan.
"Lo bisa sekalian promosi, siapa tau dapat pelanggan disini." ucap Leo dengan nada merendahkan.
Prilly mengepalkan kedua tangan nya. Ingin sekali dia memaki laki-laki arogan yang ada di hadapan nya itu, namun sayang rasa suka nya membuat nya berusaha untuk menahan diri agar tidak meledak.
"Lo ingat, jangan lagi pernah ganggu Arra. Apa yang lo lakukan ke dia, pasti akan mendapatkan balasan nya dari gue. Ini cuma hukuman ringan, kalau lo mau coba yang lebih, silakan. Tapi gue saranin buat surat wasiat lebih dulu untuk keluarga lo." setelah mengatakan itu, Leo berbalik dan menghampiri Arra.
Leo mengernyitkan kening nya saat melihat Arra yang cemberut.
"Kenapa, hm?" tanya Leo yang sudah berdiri di hadapan Arra.
Arra mendongak kan kepala nya, karena pemuda itu jauh lebih tinggi dari nya.
"Senang ya dapat hiburan?" ketus Arra dengan wajah terlihat kesal.
Gladys yang mendengar itu, seketika sadar dengan perkataan nya sebelum nya. Dia merutuki kecerobohan nya yang suka asal bicara. Hati nya berdebar. Baru saja ia berjanji untuk tidak mencari masalah dengan Leo, tapi kini tanpa sadar ia sudah membuat masalah.
"Eh, gue pulang duluan ya. Bye." Gladys langsung pamit dan berusaha menyelamatkan diri, meski Arra dan Leo merasa kebingungan dengan tingkah gadis itu.
Setelah Gladys menjauh, Leo kembali menatap Arra.
"Lo kenapa?" tanya Leo lagi.
Arra langsung menoleh dan menatap tajam kearah Leo.
"Suka?"
Leo kembali mengernyitkan kening nya karena merasa tidak mengerti dengan pertanyaan Arra.
"Suka apa? Kalau suka sama lo emang udah dari dulu kan."
Arra memasang wajah kesal nya membuat Leo semakin kebingungan.
"Kamu nyebelin, ternyata sama aja sama cowok-cowok yang lain." setelah mengatakan itu, Arra berbalik dan berlari meninggalkan Leo.
Leo yang terkejut, langsung berlari menyusul Arra. Sedangkan Prilly sejak tadi gadis itu berusaha menutupi area dada nya yang terlihat melalui bayangan baju transparan nya dengan kedua tangan. Mata nya memperhatikan sekeliling tanpa memperdulikan perdebatan Arra dan Leo.
Leo berhasil menyusul Arra, dan menarik tangan gadis itu.
Arra yang tidak bisa menjaga keseimbangan nya, menubruk dada pemuda itu.
"Kenapa lo marah? Gue ada bikin kesalahan?" tanya Leo yang justru melingkarkan tangan nya di pinggang ramping Arra.
Saat ini mereka masih berada di bagian belakang universitas yang sangat jarang di datangi.
Arra mendorong Leo agar menjauh dari tubuh nya, namun sayang seakan laki-laki itu mengunci tangan nya agar tetap melingkar di pinggang nya.
"Awas, aku mau pulang." ketua Arra tanpa melihat Leo.
Leo memiringkan wajahnya sehingga ia bisa bertatapan dengan Arra.
"Kita nggak akan pulang sampai lo bilang apa yang bikin lo marah sama gue."
Arra menatap mata Leo. Dalam beberapa detik kedua nya saling bertatapan, hingga Leo meniup wajah Arra dan membuat gadis itu tersadar.
Arra merasa malu karena ia yang tadi nya ingin marah justru terpesona dengan bola mata berwarna gelap milik Leo.
"Kamu suka kan ngeliat badan Prilly yang seksi itu? Jangan-jangan kamu memang sengaja ngasih hukuman itu supaya bisa liat badan nya." ucap Arra dengan wajah cemberut.
Senyum terukir di wajah tampan Leo. Bukan nya menjawab, dia semakin menarik Arra kedalam dekapan nya.
"Apa menurut lo gue bisa suka sama cewek lain? Bukan nya lo sendiri yang bilang kalau yang gue suka itu cuma Arrabella, dan selamanya hanya Arrabella. Tapi kenapa sekarang lo punya pikiran itu, hm?" tanya Leo dengan nada lembut membuat jantung Arra berdebar.
Jika dulu ia akan ketakutan jika bersentuhan dengan laki-laki selain ayahnya, tapi itu tidak berlaku pada Leo. Meski dulu pemuda itu pernah membuatnya menangis karena keusilan nya mencium pipi Arra, tapi setelah mereka semakin dekat Leo tidak pernah melebihi batasan.
"T-tapi tadi kamu ngeliatin Prilly lama waktu dia keluar dari kolam. Aku sama Gladys aja kagum sama bentuk badan nya, nggak mungkin kamu yang laki-laki biasa aja." ujar Arra masih dengan nada kesal.
Leo menatap mata Arra sangat dalam. Arra seakan tersihir dengan bola mata Leo yang sangat indah menurutnya itu.
"Arrabella, lo tau gue nggak akan pernah bisa berpaling ke orang lain selagi lo masih ada bersama gue. Dunia gue itu cuma ada di lo, kebahagiaan gue itu juga ada di lo." jawab Leo.
Arra sebenarnya tau jika Leo tidak mungkin menyukai perempuan lain, tapi entah kenapa hati nya tiba-tiba merasa kesal dan tidak suka saat Leo memandang Prilly tadi.
"Tapi kamu lihat kan badan nya Prilly. Apalagi dada nya itu....."
"Ya ukuran nya memang lumayan sih tadi." potong Leo yang mulai mengerti kemana arah pembicaraan ini.
Wajah Arra semakin masam, dengan sekuat tenaga dia mendorong Leo.
"Ih, nyebelin. Iya tau, di bandingkan aku, Prilly jauh lebih sempurna." ketus Arra yang sudah berhasil melepaskan diri dari Leo.
"Tapi gue nggak suka. Gue juga punya ukuran ideal menurut gue sendiri, apa lo mau tau?"
Wajah Arra memerah hingga ke telinga nya. Dia merasa malu karena pembahasan ini sudah semakin jauh.
"Apa sudah saat nya kita membahas ini? Wah, padahal kita baru masuk kuliah, gue nyangka secepat ini pembahasan kita soal......"
"Stop. Jangan di terusin." potong Arra yang menutup telinga nya dengan kedua tangan.
"Bukan nya lo mau bahas ini lebih awal?"
Arra menggeleng dengan pipi yang merah seperti tomat.
Leo tersenyum lebar melihat Arra yang sangat lucu di mata nya itu.
"Arrabella, selama nya yang gue suka itu cuma lo. Jadi apapun yang berhubungan sama lo pasti akan gue suka. Jadi, jangan lagi berpikiran aneh-aneh tentang gue. Hm?"
Arra yang sudah menurunkan tangan dari telinga nya, menatap mata Leo yang sekarang menjadi bagian kesukaan Arra dari tubuh pemuda itu.
"Tapi gue nggak sempurna kayak....."
"Gue nggak butuh yang sempurna, yang gue butuhin itu cuma lo. Dan selama nya cuma lo, Arrabella Cassius." potong Leo dengan raut wajah serius membuat Arra seketika terdiam.
ceritanya seru.
penasaran, bagaimana nanti dengan Ara, setelah kepergian nya leo