Cinta, apakah sungguh-sungguh ada di dunia ini, Zea nyaris tak percaya, menikah apakah akan menjadikan kebahagiaan? Zea pun nyaris tak percaya, pernikahan hanya pintu untuk seruntutan peristiwa yang memusingkan dan mengecewakan. Lelah berpikir tentang cinta, jodoh dan pernikahan Zea justru sibuk dengan berkebun dan berkuda, baginya hal ini lebih menyenangkan.
Namun siapa sangka hadirnya pemuda yang jauh dari usianya itu mampu mengacaukan pondasi dan perasaanya. Lalu bagaimana kah kisah selanjutnya? Akankah dirinya bisa merasakan indahnya cinta?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon shakila kanza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kejutan
✉️"Kamu mah gitu. mentang-mentang belum ada perasaan padaku, bebas dekat sama cowo manapun."
✉️"Zee.Aku patah hati sumpah, kalau kamu masih dekat sama cowok lain... "
✉️"Ingat, kamu hanya boleh nikah sama aku."
✉️"Zeeeee Bales!!!! "
✉️"Besok terbang ke Indonesia beneran nih!!!! "
✉️"Zee. Apa sih susahnya balas pesan!!!
✉️"Aku hitung Nih, 1,2,3,4....10!!!!"
Zea tersenyum saat membaca rentetan pesan dari Al Jovano untuknya, Zea justru membayangkan bagaimana ekspresi bocah ingusan itu saat cerewet dan overthinking terhadapnya.
✉️"Udah bawel banget. Sampai kapanpun Zea selalu single. "
✉️" Udah malem, cuci kaki bobok yang nyenyak, besok kuliah lagi."Nasehat Zea lalu menarik selimut dan mulai memejamkan matanya.
"Ckkk kamu mau gitu, ndak tau bagaimana rasanya menahan rindu." Balas Al Jovano seperti sedang kesal hanya Zea baca lalu kembali memejamkan matanya.
Rindu, Ah, Zea tak tau perasaanya saat ini lebih pas di sebut apa, jika sehari saja tak mendengar kabar dari bocah itu rasanya sudah seperti ada yang berkurang dalam harinya, jika sehari saja tak mendapat rengekan dari bocah itu pun rasanya seperti kurang warna pada hidupnya.
Zea memeluk guling, matanya terpejam namun ocehan bocah dalam pesan whatsapp nya tadi membuat kepalanya sedikit berpikir bagaimana membuat dirinya tak di curigai oleh Al Jovano,
Lelah berpikir tentang bagaimana perasannya saat ini Zea tertidur, padahal sebelumnya Zea sedang menatap foto Al Jovano dari layar ponselnya.
***
Di Korea.
Di apartemen kecil tempat Al Jovano tinggal tengah duduk pemuda yang menanti balasan pesan terhadap pesan yang dia kirim pada Zea, namun Zea tak menjawab dengan lugas, bagaimana dirinya ingin di akui sebagai orang yang penting dan berharga untuk Zea.
"Zee." Al Jovano kesal sembari menatap wajah di layar handphone miliknya.
"Kapan kamu bisa mandang diriku dengan baik. Kapan kamu bisa melihat ku dan bisa membalas cintaku." Kata Al Jovano.
"Zee. Apa iya kamu akan semakin Jauh dari ku, Aku ingin bisa kau anggap." Ucap Al Jovano.
Banyak wanita cantik di kampusnya, bahkan ada yang mulai mendekatinya namun dirinya sama sekali tak tertarik, dirinya hanya teringat dengan Zea saja.
Al Jovano juga heran, semakin Zea menjauh semakin dirinya ingin mengejar, Al Jovano berharap waktu membuat Zea semakin membuka hatinya.
Al Jovano melihat handphonenya berbunyi tanda ada pesan masuk dari Zea, Al Jovano membaca dan kesal saat pesannya hanya di balas dua kali gitu aja di tinggal tidur.
Al Jovano melempar ponselnya dan menarik selimut mencoba memejamkan matanya, berharap semua prasangka dan rasa takutnya tentang Zea yang di dekati laki-laki lain hilang.
***
Seminggu kemudian.
Pertandingan sudah lewat satu minggu, banyak media sosial yang menyoroti Zea sebagai atlit berkuda yang berpotensial karena mendapatkan medali emas.
Stable kuda Zea semakin banyak peminatnya sehingga banyak yang bersekolah kuda disana, banyak dari kalangan mahasiswa juga pengusaha yang menjadi pelanggan di stable nya.
Zea masih berpeluh setelah melatih kuda beberapa gadis yang masih awalan berkuda, namun barusan pihak official menghubungi jika ada orang baru yang mencarinya dan ingin di ajar langsung oleh dirinya.
"Ya ada apa ta?? " Tanya Tata selalu Customer service dibagian official.
"Ada pelanggan baru yang hanya mau jika di layani Mb Zea." Kata Tata dari panggilannya.
"Bilang aku lagi sibuk. " Kata Zea sambil mengatur nafasnya.
"Tapi tetap keukeh Mbak, katanya mau nunggu mbak sampai selesai kapanpun." Kata Tata.
"Ya udah suruh nunggu aja, 15 menit lagi." Kata Zea sambil bersiap pergi mengantar pelanggan yang lain.
Setelah selesai Zea masih dengan baju berkudanya dan dengan keringat di wajahnya masuk ke office tanpa malu. Zea masuk ke ruangan tempat dirinya menerima tamu lalu di sana sudah ada laki-laki memakai jaket hitam dan masker wajah lalu rambutnya berwarna krem bercampur merah marun.
"Assalamualaikum selamat siang. " Sapa Zea tanpa bersalaman lansung duduk di hadapan laki-laki yang menatap dalam kepadanya itu.
"Ada apa ya?? Masnya mau belajar berkuda??? " Tanya Zea lagi langsung, karena laki-laki itu hanya membisu sembari menatapnya.
"Mas. Dengan Mas siapa ya??? " Zea mulai kesal dengan acuhnya laki-laki di hadapannya itu.
"Mau Apa kemari??? " Tanya Zea mulai kehabisan kesabaran karena selama 15 menit laki-laki itu hanya diam saja.
"Hallowww. Anda datang kemari mau ada perlu apa ya??? " Tanya Zea lagi.
"Mau menikahi mu boleh??? " Jawaban Laki-laki itu namun suaranya membuat Zea terkejut, suara yang amat sangat mirip dengan seseorang namun Zea yakini itu tidak mungkin.
"Anda bercanda ya." Kata Zea sambil geleng-geleng kepala.
"Aku serius. Aku jauh-jauh kemari cuma untuk menikahi mu."
"Tak tau kah kamu, aku gila saat melihat kamu saat lomba kemarin tertawa bersama dengan banyak laki-laki."
"Semua laki-laki itu menatap penuh ingin padamu dan aku hanya bisa menatap fotomu."
"Baju berkuda mu itu juga perlu di desain ulang. Kamu terlalu seksi saat memakainya... Apa tak bisa baju berkudanya di ganti gamis saja???"
"Atau jika kamu memang menyukai kuda kamu bisa desain baju khusus yang tidak menampakan lekuk tubuh."
"Sumpah meski tertutup semua, namun baju itu terlalu melekat sehingga lekukan tubuh indah mu bisa di bayangkan orang lain Zeee."
Zea terperanjat dengan semua ocehan laki-laki di hadapannya, pipinya merona namun suara itu amat mirip sekali dengan seseorang yang amat dia kenal.
"Al??? ini gak mungkin kamu kan???" Tanya Zea menatap mata Laki-laki itu namu bola kecoklatan itu dengan semakin dia pandang semakin nyata.
"Iiih,Alllll. Kok kamu ada di sini sih...???"
"Kamu, Kok bisa???? kok kamu gak kasih kabar sih??? "
Zea meraih masker laki-laki di hadapannya, dan wajah yang sudah lama tak bersua itu lebih tampan dari biasanya, kulitnya semakin putih hingga Zea nyaris tak percaya diri, karena saat ini kulitnya berdebu juga banyak keringat.
"I Miss You. Aku gak sanggup nunggu 4 tahun mau tidak mau kita harus nikah dulu." Ucap Al Jovano menyodorkan cincin berlian di hadapannya.
"Ini,Ini... Ish, Al " Zea tak percaya saat jarinya terpasang Cincin itu.
"Mama Papa datang kerumah saat ini melamar mu ke Bunda dan Ayah Arsya." Ucap Al Jovano.
"Apaaaa?? " Zea terduga di tempatnya.
"Al. Kamu bercanda kan??? " Tanya Zea masih tak percaya.
"Tidak. Ini buktinya." Al Jovano menunjukan foto kedua orang tuanya di hadapan orang tua Zea.
"Alllll. Iiih, Aku belum mau nikah....!!!
"Kamu tinggal diem, aku yang pegang tangan Ayah kamu dan mengucap akad nikah. Udah, selesai!!! Bodo amat dengan perasaan kamu ke aku cinta lah belum lah, buang jauh-jauh ketakutan kamu dengan pernikahan!! " Ucap Al Jovano membuat Zea geleng-geleng kepalanya dengan kedatangan Al Jovano beserta kejutannya, sungguh pemuda di hadapannya ini ternyata tidak hanya mengancam saat ingin menikah dengannya.
"Pokok e seng penting Aku tresno sliramu nganti kapan wae." Ucap Al Jovano yang membuat perasaan Zea ingin marah, tertawa dan terharu bersamaan.
***
Yuk yang dukung hubungan mereka jangan lupa like dan komen ya...
Vote bisa ke sini ya... 🙏🙏🙏😍😍😍