siapkan tisu sebelum membacanya ya geees.. cerita mengandung bawang 😅
" kamu harus menikah dengan Rayhan. Shena" ucap ibu lirih
"Kenapa harus Shena Bu? bagaimana dengan mas Arhan yang sedang berjuang untuk Shena?" aku menyentuh lembut jemari ibuku yang mulai keriput karena usia yang tidak muda lagi.
"menikahlah Shena. setidaknya demi kita semua, karena mereka banyak jasa untuk kita. kamu bisa menjadi suster juga karena jasa mereka, tidakkah ada sedikit rasa terima kasih untuk mereka Shena?"
ibuku terlihat memohon
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anggun, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BUKAN SEPERTI PENGANTIN BARU
Selesai sholat subuh aku langsung mengerjakan tugasku seperti dulu. Mengurus ibu mertuaku, dan menyiapkan semua keperluan di dapur. Membuatkan sarapan untuk suami dan mertuaku. Hari pertama, namun tidak terkesan seperti pertama bagiku. Sebab sebelumnya kau memang bekerja di sini
“Mas, sarapan dulu” ucapku memandang Mas rayhan yang asyik dengan ponselnya.
Dia menoleh sekilas setelah itu kembali fokus k layar ponselnya. “Buatkan bekal, aku tidak akan pulang nanti siang” ucapnya.
“Iya Mas”
Aku melangkah ke dapur dan membuatkan bekal untuknya. Mungkin dia mau ke kebun cengkeh atau mungkin ke kebun jeruk miliknya. Walaupun dia tidak bekerja langsung. Tapi, dia secara rutin selalu memantau para pekerja di kebun. Apalagi semenjak ada pekerja yang membuat masalah dengan melakukan kecurangan. Dia sangat waspada sejak saat itu.
Selesai dengan urusan Mas rayhan, aku kembali fokus ke ibu mertuaku. Mengurus semuanya mulai mandi sampai mertuaku itu selesai makan dan minum obat. Entah sampai kapan aku tidak tahu.
“Mas. Bisa bantu aku sebentar. Ibu mau mandi” pintaku
Dia hanya diam tidak menjawab dan langsung melangkah menuju kamar ibu. Aku menghela napas. Toh aku juga paham memang sudah sifatnya seperti itu. Tidak banyak bicara atau memandang
“Ibu, kita mandi dulu ya” ucapku dengan senyum manis yang membuat ibu semangat.
“Kamu sudah sarapan Shena?”
“Nanti saja Bu, Shena juga belum lapar” jawabku sambil tersenyum.
Di bantu Mas Rayhan aku membawa ibu ke kamar mandi. Selesai mendudukkannya di kursi Mas Rayhan kembali keluar. Aku langsung memandikan ibu selayaknya aku memandikan anak kecil. tidak ada rasa malu lagi, karena ini sudah aku lakukan semenjak lebih dari satu tahun ini.
Selesai mandi aku memakaikan ibu pakaian dan mendorong pelan kursi roda ibu menuju taman rumah yang selalu terjaga keindahannya oleh Mas Rayhan sendiri. Bahkan sebelum pergi dia selalu menyirami tanamannya sendiri.
“Rayhan”
“Iya, Bu”
“Kamu mau ke kebun?”
Mas Rayhan mengangguk dan melanjutkan menyirami tanamannya sedangkan aku menyuapi iu sarapan.
“Libur sejenak Anak. Kalian baru sehari menikah, masa tidak ada waktu bersama?” ucap ibu
“Tidak bisa di abaikan Bu. Mereka tidak sepenuhnya amanah” ucap Mas Rayhan sambil mematikan keran air. “Ray mau ke kebun dulu Bu” pamitnya kepada ibu.
Aku dan Ibu memandang kepergian Mas Rayhan, sepertinya dia memang tidak mau dekat denganku.
“Harap maklum ya Shena. Dia memang begitu, trauma barang kali” kekeh ibu
“Iya bu” jawabku singkat
“Bagaimana tadi malam?”
“Bagaimana apanya Bu?” tanyaku heran
Ibu tersenyum dan mengelus lembut lenganku “Masa kamu nggak ngerti maksud ibu Shena” tanyanya lagi sambil terkekeh
Aku hanya tersenyum membalasnya. Seandainya ibu tahu aku dan mas rayhan tidak bersentuhan sedikitpun.
“Ibu berharap kalian bisa memiliki anak secepatnya. Sebelum ibu meninggal” ucapnya.
“Astaghfirullah, Ibu kenapa bicara seperti itu”
“Rayhan anak tunggal, wajar jika ibu menginginkan cucu darinya kan?” ibu tersenyum memperhatikan aku yang tertunduk malu. “Apalagi Rayhan sudah tiga puluh tahun. Sudah sangat wajar jika memiliki anak” sambungnya
“Insya Allah, ibu doakan ya” jawabku tersenyum. Aku berpikir bagaimana caranya aku memiliki anak sedangkan mas rayhan tidak mau menyentuhku.
Selesai sarapan aku membawa ibu mertuaku itu masuk ke dalam rumah. Aku menyalakan televisi dan mencari acara yang di sukai oleh ibu mertuaku itu. Setelah itu aku pergi ke dapur dan sarapan, selalu seperti itu yang aku lakukan selama ini.
Aku merenung sambil menyantap makananku sedikit demi sedikit
“Semangat Shena.” Ucapku menyemangati diri sendiri.
Setelah selesai makan aku kembali ke ruangan di mana ibu sedang menonton televisi. Tak berapa lama aku lihat mertuaku sudah mulai menguap.
“Shena, ibu ngantuk Anak”
“iya bu” aku mendorong pelan kursi roda mertuaku itu dan membawanya ke kamar. Setelah sampai kamar aku membaringkan ibu ke ranjang, walaupun sangat berat tapi aku berusaha kuat memapah ibu menuju tempat tidurnya.
“Ibu istirahat, nanti telpon Shena kalau butuh sesuatu ya Bu”
“Iya anak. Terima kasih” ucapnya sambil tersenyum.
Tak terasa seharian aku mengurusi Ibu mertuaku itu dan kini sore sudah datang. Kini aku mulai menyiapkan makan malam. Aku melihat Mas Rayhan sudah kembali dari kebun.
Aku memandangnya sekilas saat dia meletakkan tempat bekalnya. Setelahnya pergi tanpa menyapaku sedikitpun. Sakit? Tidak, iya aku tidak peduli toh selama ini memang begitu. Sekarang hanya status saja yang berbeda.
Setelah selesai menyiapkan makam malam aku berniat ke kamar mertuaku itu untuk menyuapinya dan memberikan obat.
Langkahku terhenti saat aku mendengar ibu mertuaku sedang bicara dengan Mas Rayhan. Aku tidak jadi masuk aku memilih untuk berdiri di depan pintu yang sedikit terbuka itu.
“Jangan begitu Anak. Kalian butuh bersama untuk mengenal satu sama lain. Ibu juga sudah cukup tua, ibu ingin melihat kalian memiliki anak”
“Rayhan akan berusaha Bu. Ibu tidak perlu khawatir dan memikirkan itu. Ibu harus tenang demi kesehatan Ibu”
“Kamu menerima Shena, Kan?” tanya ibu. “ibu ingin segera memiliki cucu dari kalian Rayhan”
Aku tidak mendengar jawaban dari pertanyaan ibu ke mas Rayhan. Mas Rayhan hanya terdiam tak bersuara.
Aku melangkah masuk ke kamar ibu. Dan saat itu juga mas Rayhan keluar dari kamar itu. Aku melihat sekilas punggungnya yang menjauh dariku. Kemudian aku menghampiri ibu mertuaku itu.
Mungkin di rumah ini aku akan mengalami sedikit luka. Karena hari demi hari tak ubahnya seperti teka teki dalam hidupku dan entah sampai kapan teka teki itu akan terpecahkan dan mendapat jawaban yang benar hanya Allah yang Maha Tau
paling yaah jealous 2 dikit laaah
manusiawi kok...
biar si Rayhan 'lupa' pd naila..
kini dia hrs menjaga shena, masa depan nya
apa aj itu isinya????
wkwkwk
stlh shena sembuh,
gugat cerai ajalah si Rayhan...
Kdrt pun...
hahhh.
walaupun cerai itu boleh tp ttp dibenci.Alloh....
dan shena masa depanmu..
Ray...
bisakah kamu membedakannya?
bukan berarti kamu hrs melupakan Naila...
pria bermuka dua