Pernikahan adalah sebuah janji seumur hidup di mana semoga orang ingin menikah dengan pilihannya sendiri, namun bagi Maura itu adalah sebuah angan-angan saja.
Dia harus menggantikan sang kakak yang kabur di hari pernikahannya, tekanan yang di dapat dari orang tuanya membuat Maura pun menyetujuinya karena dia tidak ingin membuat keluarganya malu.
Pernikahan ini terjadi karena sebuah hutang, di mana orang tuanya hutang begitu besar dengan keluarga calon suaminya itu, sosok pria yang sama sekali tidak Maura ketahui bagaimana wajahnya.
Bahkan selama beberapa kali pertemuan keluarga tidak pernah pria itu menampakkan wajahnya, dari rumor yang di dapat bahwa pria itu berwajah jelek sehingga tidak berani untuk menampakkan wajahnya, itu juga salah satu alasan sang Kaka memilih kabur di hari-h pernikahannya dan harus menumbalkan sang adik yaitu Maura.
Bagaimana kelanjutannya???
Yukkk kepoin cerita nya.
NB: Kalau ada typo boleh komen ya biar bisa di perbaiki
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lala_syalala, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 34_Suami Bucin
"Iya mas, tadi pingin banget aku." ucap Maura dengan sedikit takut, takut jika sang suami memarahi nya.
"Lain kali gak boleh, itu tidak baik untuk kesehatan." seru Bara dan langsung di angguki oleh Maura.
"Ya elah cuma dikit aja kak udah ngelarang aja." protes Bianca di belakang.
"Kamu diem, kenapa gak satu mobil sama mama sama papa aja sih." protes Bara karena sang adik begitu mengganggu waktu nya dengan sang istri.
"Males nanti mama pasti ngoceh terus." ucap Bianca.
Tak lama mereka pun sampai di restoran mewah yang hanya orang orang berduit yang bisa makan di sana, bahkan Maura untuk masuk saja tidak pernah terpikirkan.
"Ayo sayang kita masuk." ajak mama Wina menggandeng tangan sang menantu dan Bianca, sedangkan Bara ditinggal di belakang dengan papa Brian.
"Udah ayo sama papa aja." ucap papa Brian dan di ikuti oleh Bara.
Akhirnya mereka sudah sampai di ruangan VIP yang memang sudah di pesan sebelumnya oleh mama Wina.
Para pelayan menyajikan begitu banyak sekali menu makanan, dan Maura bisa tebak kalau itu begitu mahal sekali.
"Mau yang mana hm?" tanya Bara menggenggam tangan sang istri karena Maura hanya diam saja sambil menaruh tangannya di paha.
"Gak tahu mas bingung, banyak banget soalnya." ucap Maura pelan.
"Sayang di makan ya, kita kan belum pernah makan malam seperti ini, maaf karena mama tidak pernah mengajak kamu seperti ini." ucap mama Wina merasa bersalah.
"Enggak kok ma, Maura gini aja udah seneng, makasih ya ma." ucap Maura penuh haru.
Mereka pun makan dengan begitu lahap nya, hingga di hidangan penutup di keluarkan tiba-tiba Maura merasa aneh dengan perutnya, dia melihat kue dengan potongan keju yang begitu tebal membuat dia geli dan mual sekali.
Namun sebisa mungkin Maura tahan karena dia tidak ingin membuat suasana jadi jelek.
"Sayang, mau kue nya?" tawar Bara langsung mendapatkan gelengan dari Maura.
"Enggak mas, aku udah kenyang." ucap Maura mencoba menolak dengan lembut dan Bara pun mengerti sehingga dia tidak memaksa dari pada sang istri kekenyangan.
"Kenapa hm?" tanya Bara saat mereka sudah berada di kamar setelah selesai makan malam tadi.
"Aku gak papa kok." jawab Maura padahal setelah melihat kue berlapis keju itu tiba-tiba mood nya turun dan membuat dia bad mood sekali.
"Ya udah tidur yuk, besok mas harus ada meeting di luar kantor jadi mungkin jam makan siang mas kembali atau enggak gitu setelah makan siang." ucap Bara memeluk erat wanita di dekapannya itu.
Menyalurkan rasa rindu dan cinta yang sudah mulai tumbuh dari kedua nya, Maura juga merasakan nyaman sekali berada di dekapan pria yang sudah beberapa bulan ini menjadi suaminya.
"Jadi mas gak makan di kantor?" tanya Maura.
"Seperti nya mas akan makan dengan klien sayang." jawab Bara.
"Kalau gitu boleh gak aku besok makan di kantin bareng Mela, aku udah lama gak ke kantin bareng dia." izin Maura.
"Bukannya selama aku pergi kamu terus makan siang ke kantin bareng temen kamu itu." ucap Bara membuat Maura mati kutu, seperti nya dia lupa kalau dia sedang berhadapan dengan siapa.
"Hehe kan baru beberapa hari mas, aku belum puas ceritanya sama dia, boleh ya mas." izin Maura lagi dengan berbagai alasannya.
"Ya udah boleh, tapi tetep kalau aku udah balik kantor harus segera balik juga." ucap Bara dan di angguki oleh Maura.
"Dan juga bawa Bella sekalian supaya aku tenang meeting nya besok karena kamu ada yang jaga." ucap Bara dan di angguki pasrah oleh Maura, karena percuma menentang perintah sang suami dari pada dia harus berada di ruangan tersebut terlalu lama, membosankan sekali bukan.
.
Pagi harinya Bara hanya mampir sebentar ke kantor untuk mengambil berkas dan sekalian mengantar sang istri, setelah itu dia kembali keluar dan menuju ke restoran tempat meeting di lakukan.
"Selamat pagi tuan Bara, lama tidak bertemu bagaimana kabar anda?" tanya rekan kerja Bara.
"Baik tuan Santos, lama tidak bertemu maaf karena seharusnya kemarin lusa kita bertemu tapi karena ada satu dan lain hal membuat pertemuan ini harus di undur." ucap Bara meminta maaf karena harus menunda waktu pertemuan.
"Tidak apa-apa tuan Bara, saya sudah mendengar permasalah tersebut dari asisten saya, dan saya begitu memaklumi nya." ucap tuan Santos.
Seperti nya hati anda begitu berbunga-bunga sekarang, apakah anda sudah memiliki kekasih tuan?" tanya tuan Santos merasa heran karena seorang tuan muda Anderson.
"Tuan Santos tahu saja, tapi lebih tepatnya istri sih karena saya sudah menikah." ucap Bara menunjukkan cincin di jari manisnya.
"Woy lo udah nikah?!" pekik Santos terkejut saat mendengar kalau sahabatnya itu sudah menikah.
Yap Santos adalah rekan kerja sekaligus sahabat dari Bara yang memang mereka sudah berteman dari SMA sehingga begitu akrab sekali, entah lah hanya awal tadi mereka berakting, sudah seperti aktor saja.
"Santai kawan, hm gw baru aja nikah, enggak baru sih soalnya udah enam bulan lebih." jawab Bara dengan santainya membuat Santos mendelikkan mata nya.
"Kenapa gw gak tahu lo udah nikah? kok gak undang-undang gw, tega banget sih." protes Santos.
"Itu juga dadakan, udah kita bahas bisnis kita, jangan bahas bini gw atau elo mau gw sikat heh!" protes Bara yang terlihat tidak suka Santos sahabatnya itu penasaran dengan istri cantiknya.
"Ck, dasar suami bucin. Boleh dong gw lihat bini lo, cantik gak ya?!" goda Santos ingin tahu bagaimana reaksi dari Bara.
"Pingin gw colok mata lo heh!" seru Bara kesal.
"Cie suami bucin istri nih yeeeee!" goda Santos lagi terkejut dengan sikap Bara yang baru pertama ini dia lihat.
.
.
Bersambung.....