Jaka Satya yang berniat menjadi seorang Resi, diminta Raja Gajayanare untuk bertugas di Sandhi Ponojiwan, yang bermarkas di kota gaib Janasaran.
Dia ditugaskan bersama seorang agen rahasia negeri El-Sira. Seorang gadis berdarah campuran Hudiya-Waja dengan nama sandi Lasmini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tenth_Soldier, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menemui Charlotte
Kereta kuda warna hitam bergerak menyusuri jalan beberapa saat melintasi tempatnya bersembunyi lalu hilang dari pandangan Satya.
Tak lama kemudian terdengar derap langkah kuda, pertanda Lasmini telah membuntuti Pangeran Hatir dengan kereta kuda sewaannya.
Putri Charlotte membuka sendiri pintu rumahnya ketika Satya menekan tombol bel,
Tampaknya tak ada pelayan di rumah ini, dan Satya menduga wanita itu tak mempunyai waktu untuk memesan pelayan semenjak kedatangannya dari Donlon.
Charlotte menatap Satya dengan pandangan terbelalak dan segera memerintahkan Satya untuk pergi.
"Tunggu sebentar, Charlotte!" cetus Satya sambil menahan daun pintu yang akan ditutupkan kembali.
"Aku sedang diburu pihak berwajib atas tuduhan menculik putrimu!"
"Jangan muntahkan kesulitan kepadaku setelah kau membuat segalanya porak poranda!" Charlotte mendengus marah.
Wanita itu bermaksud untuk membanting daun pintu, namun Satya menerobos masuk sambil berusaha menahan kegeraman yang meledak-ledak di dadanya.
"Katakan di mana Layla berada, Charlotte!!"Satya mendesis.
"Enyahlah dari rumahku!" Buah dada Charlotte yang gempal naik turun dengan cepatnya.
Satya menatap sekeliling ruangan yang ditata secara mewah dan artistik
"Apakah Putri Layla
berada di sini? Kau tahu, aku dapat menggeledah rumah ini!"
"Kau pasti telah membuat puteriku ketakutan, Satya!!" Charlotte melancarkan tuduhan.
"Akulah orangnya yang kini ketakutan, Charlotte!" hardik Satya sambil mencengkram bahunya.
Seakan ia ingin meremasnya hingga hancur, namun Satya terpaksa mengendalikan amarahnya,
"Apakah puterimu berada di sini?"
"Tidak!" Charlotte menepiskan tangan Satya.
"Kalau begitu di mana?"
"Aku tidak tahu."
Namun melihat mata Satya berubah kelam pertanda kemarahannya mulai meledak. Kemudian dengan nada menentang ia menyambung kata-katanya.
"8aiklah, aku menarik kembali kata-kataku tadi!"
"Hemm, sikapmu mulai berubah lunak!"
"Keliru, Satya! Kau menghadapi jalan buntu! Aku tak menceritakan apa-apa kepada Hatir, demikian pula sekarang kepadamu!"
Satya menyadari bahwa wanita itu bersikap marah-marah karena dirinya dicekam ketakutan.
Hanya Satya tak dapat menduga apakah Charlotte merasa takut pada dirinya ataukah pada Hatir serta yang lainnya.
Satya berkata dengan nada yang lebih lembut,
"Paling tidak akuilah bahwa kau telah melihatnya, Charlotte!"
"Bagaimana jika memang demikian?"
"Kemungkinan putrimu berada dalam ancaman bahaya besar. Aku berniat menolongnya." sahut Satya.
"Ho ho niatmu itu tak keluar dari lubuk hatimu yang tulus. Kau mempunyai maksud tertentu di baliknya, Satya!" sergah Charlotte.
"Tapi toh hasilnya sama saja," Jaka Satya menimpali.
"Sampaikan kepada Sheik Zeid bahwa kali ini aku akan membiarkan dia mengendalikan segalanya. Aku takkan lagi berdiri di belakangnya seperti sebelumnya."
"Apakah Zeid berada di Stambuli?"
"Aku telah memanggilnya. Dia akan tiba malam ini!' sahut Charlotte.
Tanda bahaya seakan berdering dalam benak Satya.
"Tolol! Tindakanmu itu sama saja denga menjerumuskannya ke lubang maut, Charlotte!"
"Dia dapat menjaga dirinya sendiri... dan istrinya,"Charlotte berusaha membela diri.
"Di mana dia akan tinggal selama di sini?"
"Mengapa kau ingin mengetahuinya?"wanita itu balas bertanya.
"Kau harus menunjukkan tempatnya!" Satya tak menghiraukan pertanyaan Charlotte.
Charlotte menatap wajah Satya selama beberapa saat seakan mencurigai bahwa Satya akan melancarkan suatu tipuan.
Namun kemudian ia menjawab.
"Di Yubuk Rataba..."
"Terima kasih."Satya menghela napas lega
"Pergilah kesana kalau kau memang punya keberanian yang hebat, Satya!" Charlotte menggerutu seperti sebelumnya.
Satya mengeluarkan pulpen dan secarik kertas, kemudian menulis nama penginapan dan nomer kamar tempatnya menginap serta menyerahkannya pada Charlotte sambil berkata:
"Kau akan membutuhkan bantuanku lebih dari apa yang kau duga sebelum kemelut ini berakhir. Kau dapat menghubungiku di sana!"