NovelToon NovelToon
Pernikahan Rahasia Gadis Culun & Dokter Dingin

Pernikahan Rahasia Gadis Culun & Dokter Dingin

Status: tamat
Genre:Romantis / Misteri / Tamat / Balas Dendam / Peningkatan diri-peningkatan identitas/sifat protagonis
Popularitas:61.9M
Nilai: 4.9
Nama Author: Kolom langit

(Siapkan kanebo kering untuk menyeka air mata juga mental yang kuat untuk marah-marah!)

Sheila, seorang gadis culun harus rela dinikahi secara diam-diam oleh seorang dokter yang merupakan tunangan mendiang kakaknya.

Penampilannya yang culun dan kampungan membuatnya mendapat pembullyan dari orang-orang di sekitarnya, sehingga menimbulkan kebencian di hatinya.

Hingga suatu hari, Sheila si gadis culun kembali untuk membalas orang-orang yang telah menyakitinya di masa lalu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kolom langit, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Qiandra...

"Aku sudah selesai mengganti pakaiannya," ucap Bibi Yum. Kedatangannya membuyarkan lamunan Marchel yang sedang bersandar di pilar kokoh itu.

"Terima kasih, Bibi. Bibi boleh istirahat sekarang. Aku yang akan menjaga Sheila."

"Baiklah ... tapi Marchel, tolong jangan marahi Sheila. Dia itu hanya seorang gadis polos. Dia masih sangat muda. Bibi yakin dia pasti punya alasan kenapa pulang malam dan dalam keadaan berantakan begitu," ucap Bibi Yum.

Marchel menggenggam tangan wanita yang telah dianggapnya bagai ibu sendiri itu. Menyahut dengan menganggukkan kepalanya. Namun, hatinya masih penuh dengan tanda tanya.

"Kasihan anak itu. Dia tidak punya siapa-siapa lagi di dunia ini selain dirimu. Jangan mengabaikannya." Bibi Yum menjatuhkan setitik air matanya. Mengingat gadis malang yang dibawa pulang Marchel ke rumah itu sebagai istri, namun terabaikan.

"Aku sedang berusaha, Bibi! Maafkan aku."

Bibi Yum mengangguk pelan, ia mengusap wajah anak lelaki yang dibesarkannya itu dengan penuh kasih sayang. "Suatu hari kau pasti bisa membuka hatimu untuk Sheila. Kau hanya butuh sedikit waktu."

Setelah itu, Bibi Yum melangkah pergi, meninggalkan Marchel yang masih mematung di depan kamar istrinya.

Sesaat kemudian, ia masuk kembali ke kamar Sheila. Laki-laki itu mendekat dan duduk di bibir tempat tidur. Menatap lekat-lekat wajah polos Sheila yang masih memejamkan kedua matanya. Dibelainya puncak kepala sang istri dengan lembut.

Maafkan aku Sheila, aku tahu aku tidak adil padamu. Aku mengabaikanmu karena belum bisa melupakan kakakmu. Aku belum bisa menerima semua ini. Aku akan terus berusaha untuk bisa menerimamu sebagai istriku. batin Marchel.

Marchel tidak beranjak sedikitpun dari kamar Sheila. Sampai akhirnya, kelopak mata gadis itu bergerak-gerak, seperti akan terbangun. Sesaat kemudian, Sheila membuka matanya yang sembab itu. Matanya menangkap wajah Marchel yang masih setia menunggunya di sana.

"Kak Marchel..." Sheila berusaha bangkit dari posisi berbaringnya, namun Marchel menahannya.

"Kau istirahat saja. Aku akan minta bibi membawakanmu makan malam. Kau sudah merasa lebih baik, kan?" tanya Marchel diikuti anggukan kepala oleh Sheila.

Gadis pendiam itu masih terlihat begitu takut akan dimarahi oleh sang suami.

"Maafkan aku, Kak! Aku sudah menjadi bebanmu. Tidak seharusnya Kak Marchel menerima tanggung jawab atas diriku dengan menikahiku. Aku akan pergi saja."

Marchel memejamkan matanya kasar, ucapan Sheila begitu mengiris hatinya.

"Kau tidak suka menjadi istriku?" tanya Marchel dengan nada datar.

Kelopak mata Sheila pun kembali dipenuhi oleh cairan bening. Gadis itu benar-benar merasa telah menjadi beban dalam hidup suaminya itu.

"Aku hanya tidak mau menjadi beban dalam hidup orang lain. Aku sudah cukup menjadi beban Kak Shanum. Kenapa, aku hanya menjadi beban bagi orang lain."

"Sudah, Sheila... Jangan memikirkan hal-hal seperti itu. Aku memang belum bisa menerima kepergian Shan. Tapi, aku sudah berjanji pada kakakmu untuk menjagamu. Hanya itu yang bisa kulakukan untuknya."

Sheila menjatuhkan setitik air matanya. Gadis kecil itu belum berani menatap wajah sang suami.

"Baiklah, istirahatlah!" ucap Marchel mengusap pucuk kepala Sheila. Setelah mengucapkan itu, Marchel keluar dari kamar Sheila bersamaan dengan ibu yang baru saja datang. Marchel menutup pintu kamar itu dan berdiri di ambang pintu.

"Kau sudah bicara dengannya?" Ibu bertanya dengan raut wajah tidak sukanya.

"Sudahlah, Bu! Sheila itu masih kecil. Dia pasti punya alasan pulang malam. Aku tidak mau meributkan masalah ini lagi," ucap Marchel menekan, "biarkan Sheila istirahat. Ibu jangan mengganggunya," ucap Marchel lalu pergi begitu saja meninggalkan ibu.

Tinggallah ibu mematung di depan pintu kamar Sheila dengan menahan kemarahannya. Ingin sekali memaki-maki gadis culun yang menjadi menantunya itu. Menantu yang tak diinginkan. Namun, peringatan Marchel masih cukup untuk membuatnya tersadar agar tidak melakukan sesuatu yang mungkin akan membuat anaknya itu marah.

"Suatu hari nanti kau akan menyadari kesalahanmu menikahi gadis culun itu, Marchel. Dan ibu tidak akan menyerah sampai kau menceraikannya. Dia benar-benar tidak layak untukmu," gumam wanita paruh baya itu.

Sementara itu, di dalam kamar, Sheila terus menangisi nasibnya yang begitu tak bersahabat.

"Tuhan, kenapa harus aku yang mengalami semua ini. Lihat apa yang dilakukan Maya padaku. Dan di rumah ini, ibu yang dulu baik padaku, tiba-tiba sangat membenciku. Kenapa Kak Shanum harus pergi."

Tidak lama kemudian, datanglah Bibi Yum membawakan makan malam untuknya. Wanita paruh baya itu segera mendekat ketika mendengar suara isakan Sheila. Ia meletakkan nampan di meja dan duduk di bibir tempat tidur.

"Apa yang terjadi, Nak? Katakan pada Bibi, jangan takut!" ucap Bibi Yum seraya meraih tubuh Sheila dan memeluknya.

"Aku mau pulang ke rumahku, Bibi. Aku tidak mau tinggal di rumah ini lagi."

"Tenanglah, Sheila. Semuanya akan baik-baik saja. Apa Marchel memarahi mu?" tanya Bibi Yum.

Sheila menjawab dengan menggelengkan kepalanya. Sehingga Bibi Yum mengusap rambut gadis itu.

"Baiklah, sekarang katakan pada bibi, tadi kau kemana? Kenapa pulang malam-malam dengan keadaan kacau begitu?"

Sheila pun menceritakan pada Bibi Yum tentang apa yang terjadi padanya di sekolah, tentang Maya dan teman-temannya yang mengurungnya di gudang penuh debu sampai malam. Dan Rayhan datang menolongnya.

"Bibi akan beritahu ini pada suamimu. Jangan menangis lagi, Nak. Dia hanya salah paham saja. Marchel tidak sedang marah padamu. Semuanya akan baik-baik saja."

Bagai seorang ibu, Bibi Yum menenangkan Sheila yang terus menangis. Setelah gadis itu lebih tenang, barulah Bibi Yum menyuapinya makan.

Kasihan anak ini. Nyonya yang dulunya sangat baik, tiba-tiba jadi sangat membencinya setelah menikah dengan Marchel, entah apa yang terjadi pada nyonya, kenapa mendadak membenci Sheila. Dan di sekolahnya dia juga mendapatkan perlakuan buruk dari teman-temannya. batin Bibi Yum

****

Sementara itu, disebuah gedung perkantoran yang tinggi menjulang, seorang pria paruh baya sedang duduk bersandar di kursi, matanya yang tegas menatap keramaian ibu kota dari balik jendela. Seorang pria yang terbilang masih sangat muda datang menghampirinya dan membuyarkan lamunannya.

"Ayah, ini sudah malam. Mari kita pulang..." ajak pria itu.

"Ah, Rey... Kau sudah datang. Aku masih akan memeriksa beberapa berkas lagi," ucap pria bernama Pak Arman itu. "Bagaimana keadaan Qiandra?"

"Dia baik-baik saja, Ayah..."

"Baguslah! Pastikan Qiandra selalu dalam keadaan baik-baik saja dan aman. Jangan biarkan mereka tahu tentang keberadaannya."

"Baik, Ayah! Aku akan selalu mengawasinya dan memastikan Qiandra aman."

Laki-laki paruh baya itu kembali duduk di kursi kebesarannya, lalu memeriksa beberapa berkas yang berada di atas mejanya.

"Rey, apa Qiandra diperlakukan dengan baik di keluarga barunya? Aku sangat mengkhawatirkannya. Terlebih, dia masih sangat muda. Aku takut, keluarga barunya tidak memperlakukannya dengan baik." Laki-laki itu mengendurkan dasi yang melilit lehernya, jika teringat dengan seorang gadis kecil bernama Qiandra, dadanya akan terasa sesak.

Mimik wajah pria muda itu seketika berubah mendengar pertanyaan ayahnya itu.

"Kita tidak punya pilihan lain, selain menyembunyikan keberadaan Qiandra. Rumah dimana dia tinggal sekarang, mungkin belum menjanjikan kebahagiaan baginya. Tapi, itulah tempat teraman bagi Qiandra sekarang. Setidaknya, Pak Herdian tidak akan menaruh curiga. Dia masih mengira Qiandra tewas dalam kecelakaan itu."

Pak Arman menghela napas lega mendengar ucapan anaknya itu, seraya menganggukkan kepalanya.

"Kau benar! Kita tidak punya pilihan lain."

"Selain itu, Pak Herdian sering meributkan warisan dari mendiang Tuan Surya. Qiandra adalah satu-satunya pewaris Darmawan Grup. Jika mereka tahu Qiandra masih hidup, maka mereka akan merencanakan pembunuhan padanya."

"Baiklah, pastikan untuk selalu menjaga Qiandra. Kita masih harus menyembunyikannya sampai dia berusia 21tahun. Jika dia sudah cukup dewasa, kita bisa membawanya ke tempatnya yang sebenarnya."

" itu pasti, Ayah!" jawabnya.

***

BERSAMBUNG

1
Laila Umroh
Luar biasa
Sondry Kaday
Buruk
minarni 0714
Luar biasa
Ina Karlina
owww akhirnya janji membuat debay berhasil..pasti chella sangat bahagia😁
Ina Karlina
kasihaaan Sheila jadi korban ke isengan sahabat suami nya yg super jail..
Erlina Ibrik
Luar biasa
Mardia Emailvivo
baru baca alur cerita nya nyesek bggt😭😭😭,semoga ada kebahagian untuk mu Sheila,,kasian bggt deh suami yg gak percaya sama istri sendiri😌😌😌
teh rebahan
👍👍👍
Ina Karlina
michela adalah Michael dan Sheila .fix itu anaku sel..bawa dia
Ina Karlina
nantikan pembalasan dari Sheila..
Inaherlinasofia
kasian kayanya adik nya jg cantik loh sengaja ditutupi kecantikan nya dengan kacamata tebal
Ina Karlina
jangan bilang s Reyhan koma hadeeh makin kasihan saja nasibmu Sheila..dan Marsel pasti tidak mau mengakui anak yg kamu kandung itu shel
Ina Karlina
menantumu masa depannya lebih cerah Buu di bandingkan s audry yang hanya se orang dokter
Ina Karlina
hey Bu betapa syok nya kamu setelah tau siapa menantumu itu sebenarnya bisa bisa kamu pingsan Bu🤭
Ina Karlina
aku suka perubahan yang terjadi pada Marsel..hmm.awas aja Setar jadi kecanduan melumat bibir Sheila🤣🤣🤣
Ina Karlina
ternyata Reyhan sebagai pelindung bagi Sheila..
Ina Karlina
oh ternyata Sheila gadis milyader itu..kalau ibunya Marsel tau pasti dia akan sangat sayang banget ke sheila
Ina Karlina
kabur aja sheila
Ina Karlina
oh jangan jangan Sheila sebenarnya adik angkat danum..dan keluarganya Sheila adalah orang kaya😁😁
Ina Karlina
selagi hatimu bukan untuk sheila.. biarkanlah dia berteman dengan siapa saja😁😁
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!