"Setelah menghancurkan hidupku, kau malah melupakan ku dan memilih bersama wanita lain! aku hamil anakmu!"
Ucapan lantang Enza membuat suasana pertunangan Orlando semakin kacau. Bahkan keluarga besar Gultom dan Arnold terkejut mendengar perkataan lantang Enza.
Saat Orlando ingin menuntut penjelasan Enza setelah pernikahan mereka usai. Enza malah menghilang tanpa jejak.
Sebenarnya kemana Enza pergi dan apa alasan wanita itu mengacaukan pernikahan Orlando?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Inka, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 7
Saat terbangun dari tidurnya, Orlando menyipitkan kedua matanya menatap lurus ke atas langit-langit kamarnya. Ia berusaha mengingat-ingat kembali kejadian tadi malam.
"Sial!"
Orlando terperanjat setelah mengingat kejadian tadi malam.
Orlando mengalihkan pandanganya ke sekitarnya mencari keberadaan Enza. Akan tetapi, Ia tidak menemukan keberadaan Enza di dalam kamar.
Orlando menyibakkan selimutnya dan tertegun saat melihat sisa-sisa bercak darah di atas sprei kasurnya.
"Apa yang aku lakukan!"
Orlando memijat pelipisnya sembari keluar dari kamarnya.
Disaat semua orang sedang sibuk mempersiapkan acara pertunangan Orlando. Disaat itu juga Orlando sibuk mencari keberadaan Enza di kampus.
"Fidelis!"
Fidelis menghentikan langkahnya saat mendengar suara bariton seseorang memanggil namanya.
"Mister Gultom." sahut Fidelis dengan wajah tegang.
"Apa kamu melihat Enza?" tanya Orlando menatap tajam Fidelis.
"Enza ijin tidak masuk, Mister."
Jawaban singkat Fidelis membuat perasaan Orlando semakin campur aduk.
Tiba-tiba seorang wanita menghampiri mereka dan tersenyum lembut menatap Orlando.
"Apa yang sedang kalian bicarakan?" tanya Clarissa dengan wajah polos.
"Tidak apa-apa. Kami hanya sedang membicarakan jadwal ujian para mahasiswa/mahasiswi baru semester ini." jawab Orlando tersenyum tipis.
Clarissa mengangguk tanda mengerti mendengar jawaban calon tunangannya.
Matahari mulai bersinar terang. Panas matahari terasa mulai menusuk kulit putih mereka hingga memerah.
"Kalau begitu saya pamit dulu Miss Rissa dan Mister Gultom." ujar Fidelis berlalu dari sana.
Clarissa dan Orlando mengijinkan Fidelis pergi dari sana. Clarissa dan Orlando melangkah kearah gedung kampus sembari mengobrol.
"Tadi pagi Aunty memintaku datang lebih cepat ke mansion Arnold. Apa keluarga besar mu akan hadir juga?" ujar Clarissa membuka obrolan.
Orlando malah melamun memikirkan hal lain. Ia seakan tidak tertarik dengan pembahasan calon tunangannya.
"Orlando! Apa kamu mendengar perkataan ku?" tanya Clarissa menghentikan langkahnya.
Orlando menghentikan langkahnya dan menatap Clarissa dengan wajah serius.
"Cla, aku memiliki satu urusan penting yang harus aku selesaikan. Lebih baik kamu turuti ucapan Aunty. Mungkin Aunty ingin kamu lebih dekat dengan keluarga besar Arnold dan Gultom sebelum acara pertunangan kita nanti malam."
Orlando meninggalkan Clarissa begitu saja setelah mengucapkan kalimat panjang itu. Ia seakan tidak berniat mendengar ucapan Clarissa selanjutnya.
"Mengapa Orlando bersikap sangat aneh hari ini." gumam Clarissa menatap kepergian Orlando.
Hari semakin gelap. Namun, Orlando tidak kunjung melihat keberadaan Enza. Orlando duduk di sofa sembari memikirkan kejadian tadi malam. Ia berusaha mengingat-ingat kembali apa yang terjadi tadi malam.
#
#
Di mansion lama keluarga Arnold
Beberapa tamu undangan mulai berdatangan ke mansion keluarga Arnold. Mereka cukup excited menghadiri acara pertunangan putra terakhir Ocean dan Karina.
Orlando belum pernah berkencan dengan siapapun. Namun, kabar mengenai pertunangan pemuda itu tiba-tiba tersebar di beberapa media. Berita bahagia itu tentu saja menghebohkan banyak orang. Termasuk kolega bisnis keluarga besar Gultom maupun Arnold.
Orlando menghampiri Enrico saat melihat kedatangan pemuda itu bersama pasangannya.
"Ric, apa Enza tidak datang bersama kalian?" tanya Orlando dengan raut wajah yang tak biasa.
Enrico bisa merasakan sikap tak biasa sepupunya.
"Jangan cari wanita lain di hari bahagia mu, Dude! Aku tidak ingin pertanyaan mu barusan membuat orang lain salah paham!" jawab Enrico dengan tegas.
Enrico sebenarnya tidak terlalu tertarik mengobrol basa-basi dengan Orlando. Karena Enrico sejak dulu tahu bagaimana perasaan adiknya terhadap Orlando. Ia tidak ingin kehadiran Orlando membuat hidup Enza berantakan.
Orlando terdiam mendengar ucapan Enrico. Ia mengalihkan pandanganya kearah pintu masuk mansion. Namun, Orlando belum juga melihat kedatangan Enza.
Tiba-tiba tangan lembut seseorang menggenggam telapak tangan Orlando.
"Dari tadi aku mencari mu tapi tidak ketemu. Ternyata kamu ada disini."
Senyuman manis diwajahnya akan selalu membuat para pria terpana. Bahkan Enrico terpesona melihat senyuman dan wajah cantik wanita itu.
"Ternyata calon tunangan mu begitu cantik. Aku yakin kau tidak salah pilih pasangan." ucap Enrico diselipi sedikit pujian menatap sekilas wajah Clarissa.
Enrico memutuskan berlalu dari sana bersama pasangannya setelah mengucapkan kalimat itu.
"Bukankah pria itu yang disukai Enza sejak dulu?" tanya wanita yang berdiri di samping Enrico.
"Ya. Tapi aku tidak ingin saudariku berakhir di tangan pria dingin sepertinya."jawab Enrico meneguk segelas wine yang disajikan pelayan di atas meja.
"Bersikaplah selayaknya seorang asisten pribadi. Kau tidak perlu mencampuri urusan keluargaku!" tegas Enrico lagi menatap tajam wajah cantik asisten pribadinya.
Tak beberapa lama David dan Christine datang bersama Enrica. Mereka melangkah kearah meja yang ditempati Enrico.
"Enza dimana? Bukankah Enza akan datang bersama kalian?" tanya Enrico saat tidak melihat keberadaan adik bungsunya.
"Kami tidak melihat Enza di mansion. Bukankah Enza pergi bersama mu?" tukas Enrica dengan wajah bingung. Ia kemudian menunjukkan chat WhatsApp Enza 30 menit yang lalu.
[Kak, Aku berangkat duluan bersama Enrico. Sampaikan kepada Mommy dan Daddy.]
"Aku tidak pergi bersamanya." tegas Enrico dengan wajah gelisah.
"Sudahlah, mungkin Enza tidak sanggup menyaksikan pertunangan Orlando. Bagaimanapun Enza sudah mencintai Orlando sejak mereka remaja." ujar Christine menengahi ketegangan kedua anaknya.
Meskipun ibunya berkata seperti itu. Enrico tetap melacak keberadaan adiknya. Ia tidak mau Enza kenapa-kenapa.
Saat melihat GPS lokasi keberadaan adiknya. Ia melihat map mengarah ke arah area jalan menuju mansion lama Arnold.
Enrico merasa sedikit lebih lega setelah mengetahui keberadaan adiknya.
#
#
#
Disisi lain
"Mengapa kamu belum pergi juga? Apa kamu tidak ingin melihat wajahnya untuk terakhir kalinya sebelum resmi menjadi milik orang lain?" tanya Cassandra duduk disebelah Enza.
Alih-alih menjawab ucapan sahabatnya. Enza malah mengucapkan kalimat yang membuat Cassandra Wiliam terkejut setengah matang mendengar pengakuan sang sahabat.
"Kami sudah melakukannya. Kami melakukanya kemaren malam."
"What! Enza! Apa kamu sudah gila! Apa kalian pakai pengaman saat melakukannya? Apa kamu tidak takut hamil? Bagaimana jika kamu hamil! Siapa yang akan bertanggung jawab atas kehamilan mu setelah dia resmi menjadi suami orang lain!" tanya Cassandra dengan wajah terkejut.
"Setidaknya dia sudah meninggalkan satu harta paling berharga untukku. Aku tidak takut hamil setelah melakukannya. Yang aku takutkan... aku tidak akan pernah mendapatkan kesempatan kedua melakukannya."
Enza mengelus perut ratanya dengan wajah linglung. Ucapan dan raut wajahnya tidak sejalan. Hal itu membuat Cassandra ikut sedih.
"Sebenarnya aku berharap hamil setelah melakukannya dengannya. Karena aku ingin mendapatkan satu bagian lain darinya."
Cassandra tidak bisa berkata-kata mendengar perkataan sang sahabat. Ia juga tidak tahu harus berbuat apa mendengar pengakuan Enza. Mau marah juga kejadian itu sudah terjadi. Dan sekarang kondisi hati Enza sedang tidak baik-baik saja.
Enza termenung dan hanyut dalam pikirannya membayangkan bagaimana Orlando menatapnya dengan wajah marah dan tatapan penuh kebencian.
Cassandra Wiliam terdiam beberapa saat sembari menatap wajah termenung Enza.
"Tapi aku ingin kau mendapatkan kesempatan kedua memiliki semua bagian dari dirinya. Aku akan membantu mu mendapatkan Orlando. Meskipun harus dengan cara licik!" ucapannya tersenyum menyeringai.
aku kalau suka sama ceritanya gak nanggung nanggung ngasih hadiah tapi author pilih kasih ngasih cetrita nya nanggung muluk😌😌
setelah dewasa bukannya Orlando menikahi lupa nama istrinya tp bkn Enza bahkan istri Orlando hamil kembar 5. Sean kembarannya tdk menikah n kembaran perempuan Orlando terjebak urusan dg mafia lain saat menjauh dari keluarganya.
jk bener maka kemana istri Orlando n anak-anaknya g salah Elle nama istri Orlando klo g salah y, dah lama sih bacanya