NovelToon NovelToon
Shook

Shook

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen / Cintamanis / Konflik etika / Angst / Bad Boy / Idola sekolah
Popularitas:1.4k
Nilai: 5
Nama Author: Dhea Annisa Putri Sofiyan

Kehidupan Alexa dibuat berubah sejak kedatangan lelaki yang berhasil membuat setetes air matanya jatuh dipertemuan pertama mereka. Dalam kekosongan hidupnya, Alexa menemukan Elio lelaki yang mengubah segalanya. Bersama Elio, ia merasakan kebebasan dan kenyamanan yang tak pernah ia miliki sebelumnya. Meskipun banyak yang memperingatkannya tentang sisi gelap Elio, hatinya menolak untuk percaya. Namun, ketika sebuah peristiwa mengguncang dunia mereka, keraguan mulai merayap masuk, memaksa Alexa untuk mempertanyakan pilihannya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dhea Annisa Putri Sofiyan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Shattered

Pintu klub terbuka di tengah gemerlap lampu disko dan dentuman musik yang menggelegar memenuhi ruangan. Alexa melangkah masuk, mengenakan piyama satin yang dibalut cardigan, serta sandal rumah berbulu. Di tangannya tergenggam ponsel dengan casing karakter animasi, dan ia masih memakai kacamata baca. Penampilannya jelas sangat tidak sesuai dengan suasana gemerlap bar itu, ditambah lagi dengan rambutnya yang sedikit berantakan akibat berlari di area parkir setelah turun dari taksi.

Berbagai macam tatapan segera tertuju padanya. Seorang pria yang duduk di meja dekat pintu hampir tersedak minumannya, matanya membelalak tak percaya. Di sudut lain, sekelompok perempuan berhenti mengobrol sejenak, sebelum tertawa kecil sambil saling berbisik.

DJ di balik dek bahkan terlihat menurunkan kacamata hitamnya, menatap ke arah Alexa dengan alis terangkat.

Gadis itu berjalan santai menuju bar, tidak terganggu sama sekali dengan semua perhatian yang tertuju padanya. Seorang pria lain yang duduk tak jauh darinya berdehem keras, mencoba menahan tawa yang hampir meledak.

Sementara temannya menepuk bahunya sambil berkata“Bro, lo liat nggak? Ini beneran atau gue halu?”

Sementara itu, seorang perempuan di meja sebelah menoleh ke pacarnya dan bergumam, “Kayaknya ada pesta piyama yang gue nggak tahu, nih.”

Alexa tidak peduli dengan bisikan-bisikan atau tatapan-tatapan yang terus datang. Matanya menatap lurus ke depan, mengabaikan gemerlap dan hiruk pikuk di sekelilingnya. Alexa berpapasan dengan sekelompok lelaki, merasa familiar dengan mereka seolah pernah melihatnya tapi entah dimana.

Alexa dan Elio bertemu pandang, keduanya bertatapan selama beberapa detik, Alexa dapat melihat netra Elio yang tampak sayu dan kosong, sepertinya Elio sudah minum terlalu banyak. Meja bar didepannya dipenuhi botol-botol kosong yang tergeletak sembarangan, bercampur dengan gelas-gelas yang masih setengah terisi. Alexa bergegas menghampiri Elio, jantungnya berdetak lebih cepat, tatapannya sarat akan kekhawatiran.

“Elio, stop!” Alexa menahan tangannya yang hendak mengambil botol lagi.

“Kak, udah cukup! Lo gila, ya? Mau minum sampai kapan?” Alexa tidak bisa menyembunyikan amarahnya yang perlahan memuncak.

Elio memandangnya dengan senyum miring, seolah-olah tak mengenali gadis yang sudah berdiri tepat di depannya. Matanya sedikit kabur, pandangannya kosong.

“Pretty lady..come on take a glass" gumam Elio dengan suara serak terdengar mengambang.

Tangannya kembali mencoba menggapai botol, namun Alexa lebih cepat menyingkirkan benda itu.

Alexa menghela napas, memaksa dirinya tetap tenang meskipun kekesalan mulai merayap ke dalam dirinya. “Elio, kita harus pulang sekarang. Ayo, berdiri."

Dengan susah payah, Alexa menyelipkan tangannya ke bawah lengan Elio, dengan kesulitan memapah tubuh lelaki itu yang lebih besar dari tubuhnya keluar dari dalam klub. Langkah mereka terseret-seret, dan Elio beberapa kali hampir tersandung kakinya sendiri. Bau alkohol yang pekat dari kaos hitam milik Elio menusuk hidung Alexa.

Di luar, lampu jalan berkelip-kelip, dan angin malam menerpa wajah Alexa yang basah oleh keringat. Ia melambaikan tangan, menghentikan taksi yang kebetulan melintas. Dengan susah payah, dia membantu Elio masuk ke dalamnya, lalu menutup pintu dengan keras sebelum mengikutinya duduk di kursi belakang.

Selama perjalanan, Elio terus meracau tak jelas, omongannya ngelantur kesana-sini beberapa kalimatnya Alexa merasa familiar.

“And so the wolf fell in love with the sheep”

“What if I’m not the Batman? What if I’m the Joker?” bisik Elio lemah dengan tertawa dan mata tertutup.

Alexa membawa kepala Elio untuk bersandar dibahunya Ia membekap mulut Elio agar berhenti meracau, Alexa mengigit bibir bawahnya, tersenyum canggung saat sang supir taksi menatap mereka lewat kaca spion.

“Terimakasih Pa.. ongkosnya udah saya bayar” ujar Alexa sambil memperlihatkan bukti pembayaran diponselnya.

Rumah Elio sepi dan gelap Alexa tidak melihat tanda-tanda orang tuanya dirumah.

Dengan segenap tenaga yang tersisa, Alexa memapah tubuh Elio menuju kamarnya. Pintu kamar terbuka dengan suara berderit, dengan langkah goyah, Alexa berhasil membaringkan Elio di tempat tidur.

Saat hendak beranjak Elio menarik lengan Alexa membuatnya jatuh menimpa tubuh Elio. Kelopak mata Elio perlahan terbuka, tangan besarnya menyentuh pipi Alexa lembut, berpindah ke belakang tengkuknya. Alexa menelan ludahnya kasar, Alexa bisa merasakan nafas milik Elio diwajahnya hangat dan dekat membuat Alexa tak bisa mengalihkan pandang, jantungnya berdebar kencang.

Alexa berusaha melepaskan diri, namun Elio mengeratkan pegangannya dipinggang Alexa, menariknya lebih dekat hingga tidak ada celah diantara keduanya. Elio memiringkan wajahnya mencium paksa bibir Alexa. Alexa terkejut, tubuhnya menegang, Ia berusaha mendorong Elio, namun tenaganya tak sebanding. Ciuman yang awalnya lembut berubah menjadi lumatan kasar.

“Kak, stop!” teriak Alexa suaranya bergetar ketakutan, Elio tidak menggubris.

Alexa menarik napas ketika Elio bergerak ke lehernya mencium dengan gigitan kecil, membuat suara kecil lolos dari bibir Alexa, dan itu hanya membuat Elio semakin gila. Tangan Elio masuk kedalam piyama Alexa membelai lembut punggungnya. Alexa berusaha melindungi dirinya namun Elio semakin menjadi, Elio membuka kancing piyama Alexa dengan kasar. Alexa terus memberontak namun kekuatannya semakin melemah.

“Kak..please..jangan!” mohon Alexa air mata yang sedari tadi Ia tahan turun membasahi pipi, namun Elio seolah tidak mendengar.

“Kakk..ELLIOO” teriak Alexa.

Elio seolah sadar menghentikan kegiatannya, matanya mulai fokus, menatap wajah Alexa dengan penuh penyesalan.

“Al..sorry Gue ga..” ucap Elio lirih kalimatnya seolah mengganjal dikerongkongan.

Plakk

Tamparan keras Alexa daratkan pada Elio, raut kecewa tercetak jelas diwajahnya, matanya berkaca-kaca. Alexa terisak pelan, tubuhnya lemas dengan sisa tenaga yang ada Alexa membawa langkahnya keluar dari rumah Elio. Alexa merasa hancur, diperlakukan seperti ini oleh orang yang paling Ia percaya.

Alexa pulang kerumah dengan keadaan kacau rambutnya berantakan, pakaian kusut, matanya sembab, hidungnya merah. Saat hendak menaiki undakan tangga dirinya berpapasan dengan Axel yang terlihat keluar dari arah dapur.

“Alexa.. Lo..” kalimat Axel tertahan, mendapati luka disudut bibir Alexa serta bercak keunguan dilehernya.

“Siapa yang ngelakuin ini ke Lo?” Axel bertanya dengan suara rendah dengan nada yang tegas. 

Sorot matanya tajam, penuh emosi yang tertahan.

“Apaansih..Gue capek..mau..” Alexa mencoba menghindar, tapi kata-katanya terputus.

“Elio” ucap Axel, lebih sebagai pernyataan daripada pertanyaan.

Alexa terdiam. Melihat reaksinya, Axel mengambil kesimpulan.

“Iya Dia kan?..Gue bilang apa..” ucapan Axel terhenti Alexa menyela.

“Terus apa?.. owh iya Gue lupa..Lo yang paling benar..Mr.perfect” Alexa menatap Axel dengan sorot mata penuh luka.

“What???..” Axel mengernyit bingung.

“Iya..selama ini kan Lo yang selalu benar..Lo yang paling segalanya dimata semua orang” ujar Alexa dengan nada tajam, menekankan setiap kata.

“Kenapa jadi..”

“Dan Gue..” Alexa menunjuk dirinya sendiri.

“Gue yang selalu salah disini”

“What the f..Whats wrong with you?” bentak Axel.

“Lo tau.. Papa selalu nuntut Gue untuk bisa kaya Lo..Gue harus masuk sekolah, tempat les, kursus yang sama kaya Lo..seolah Lo itu patokan Gue buat berhasil..disekolah, dirumah, diacara sosial.. semua orang lihat Gue..seakan Gue bayangan Lo”

“Al..Gue..”

“Dan Mama mau Gue tampil sempurna..pola makan, berat badan..persetan itu semua..Gue muak Xel”

“Lo pikir Gue ngga..Hahh!!..anak lelaki penerus keluarga wijaya..itu yang ada dipikiran semua orang..Lo pikir Gue ngelakuin semua ini buat apa.. biar Papa Mama semuanya taruh perhatian ke Gue.. dengan itu Lo ga harus ikut ngerasain beban”

“Hhhahhahhaha..Oh Ya?” Alexa tertawa sarkas.

“Its all I Fucking Do..” Axel mengacak rambutnya frustrasi.

“FUCK YOU” Alexa membalikkan badan, menaiki tangga sambil mengacungkan jari tengahnya di udara.

“FUCK YOU TOO” Axel membalas dengan napas memburu.

“Ada apa ini??!!..” Alex keluar dari ruang kerjanya mendengar teriakan disusul Alana disampingnya.

Mengabaikan kedua orang tuanya, Axel bergegas menaiki tangga menuju kamarnya.

1
siskaa putri
mampir jg ya kak di novel ku the bad boy in the dark
Alucard
Menakjubkan
DAPSLOVERS: jangan lupa promosiin ya/Smile/
total 1 replies
swaggy
Terima kasih penulis hebat
DAPSLOVERS: jangan lupa bagikan ceritanya ke yang lain ya/Smile/
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!