Azura adalah gadis cantik tapi menyebalkan dan sedikit bar-bar. Dia mendapatkan misi untuk menaklukkan seorang dokter tampan namun galak. Demi tujuannya tercapai, Azura bahkan sampai melakukan hal gila-gilaan sampai akhirnya mereka terpaksa terikat dalam satu hubungan pernikahan. Hingga akhirnya Alfi terpaksa menjalani pernikahan yang sama sekali tak ia inginkan. Akankah benih-benih cinta itu tumbuh seiring kebersamaan mereka?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Riska Sutrisno, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
28
"Pak dokter ... Mario" ucapnya sambil membaca name tag di snelli nya.
"Mau ikutan makan? Kebetulan saya masak lumayan banyak nih!" tawar Azura membuat Mario yang tadi nya masih ingin mendebat Alfi justru mengalih kan perhatian nya pada menu makan siang yang sudah terhidang di meja. Azura juga mengeluarkan piring dari dalam paper bag yang sengaja ia bawa dari rumah.
"Hmmm... kayaknya enak nih" ujar Mario yang sudah hampir meneteskan air liur nya.
Alfi hanya bisa melongo melihat ekspresi Mario yang seperti kucing melihat ikan.
"Duduk dok!" Azura mempersilahkan Mario duduk.
"Pak dokter Alfi nggak mau makan nih?" tanya Azura saat melihat Alfi acuh tak acuh saja lalu duduk di balik meja kerja nya.
"Serius nih?" Mata Azura memicing saat melihat Alfo mengabaikannya.
"Ya udah, pak dokter Mario, mari. Silahkan di makan"
Azura menyodorkan sepiring nasi dan lauk pauk. Azura memasak capcay, udang goreng krispi, telur balado, ikan asin, dan kerupuk.
Menu yang sederhana tapi Mario melihat nya dengan mata berbinar. Sudah lama ia tidak makan menu rumahan seperti ini, biasa nya ia hanya menyantap makanan cepat saji atau sesekali ke restoran langganan nya untuk makan sebab ia hanya tinggal sendirian di apartemen dan orang tua nya berada di luar kota. Hampir sama dengan Mario, Alfi pun tinggal sendirian, namun beda nya hanya keluarga nya masih tinggal di satu kota.
"Lo bakal nyesel Al kalo nggak ikut makan, ini benar-benar enak!" puji Mario saat sesendok capcay masuk ke dalam mulut nya, ia mengunyah dengan mata terpejam seakan begitu menikmati makanan buatan Azura. Tapi sebenarnya Mario tidak benar-benar memejamkan matanya. Dari ekor mata nya, ia melirik Alfi yang berupaya acuh tak acuh pada nya.
"Siapa dulu dong yang masak, Azura gitu lho. Azura kan calon istri idaman, pak dokter. Udah cantik, rajin, pandai menabung, penyayang, perhatian, pokok nya pintar dan hebat dalam segala hal" puji nya pada diri sendiri membuat Mario terkekeh melihat kepercayaan diri Azura.
"Ya ya ya, kalau dia nggak mau tanggung jawab, jadi istri aku aja gimana? Mau nggak? Aku nggak masalah misal kan kamu hamil terus si Alfi nggak mau tanggung jawab, aku aja yang nikahin. Aku akan menerima mu dengan senang hati" ujar Mario sambil tersenyum menggoda membuat Azura mengerut kan kening nya.
"Hamil? Kok Zura bisa hamil sama dokter Alfi, dok?" tanya Azura bingung.
"Segala kemungkinan itu bisa terjadi apalagi kata kamu tadi dia udah ambil keperawanan kamu, apalagi kalau kalian ngelakuinnya dalam masa subur kemungkinan besar nggak lama lagi kamu bakalan hamil" tukas Mario menjelaskan.
"Hah, serius dok? Emangnya ciuman juga bisa buat seseorang hamil?" mata Azura melotot tak percaya saat mendengar penuturan Mario. Semua karena kata-katanya yang terpotong jadi Mario salah paham, ia kira Alfi telah benar-benar mengambil keperawanan Azura padahal Azura hendak mengatakan Alfi telah mengambil keperawanan bibirnya.
"Ciuman? Ya nggak lah, aneh-aneh aja kamu Ra" sahut Mario sambil terkekeh.
"Lah tadi kata dokter? Kan dokter Alfi udah ambil keperawanan bibir Zura, Zura jadi takut dok" lirih Azura.
Mereka sibuk mengobrol tanpa mempedulikan Alfi yang telinga nya sudah memerah panas mendengar obrolan absurd kedua orang itu.
...🌹🌹🌹🌹🌹...
...Jangan lupa Like dan Vote...
...Terima kasih....
Jangan lupa mampir ke cerita ku yang lain ya kak
ceritanya bagus, menarik....dan menginspirasi banget...top deh 👍
semangat terus dalam berkarya 💪🥰
semoga sukses dan sehat selalu ya