Keluarga Wezumo adalah salah satu keluarga paling berkuasa di Asia. Mereka menguasai pasar bisnis dan memiliki perusahaan raksasa yang bergerak di bidang otomotif, Fashion dan properti.
Darrel, putra sulung keluarga Wezumo terpaksa menikahi Hope Emilia, putri seorang sopir keluarganya. Dua tahun menikah, Darrel tidak pernah menyentuh Hope, hingga Darrel tidak sengaja meminum obat perangsang malam itu.
Hubungan keduanya makin dekat saat Darrel mengangkat Hope menjadi asisten dikantornya. Namun kemunculan seorang pria tampan yang amat berbahaya di dekat Hope memicu kesalahpahaman di antara keduanya.
Belum lagi Hope tidak sengaja mendengar fakta sebenarnya dibalik pernikahan mereka. Membuatnya berada dalam pilihan yang sulit. Meninggalkan Darrel, atau mempertahankan pria itu bersama anak Darrel yang ada dalam kandungannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mae_jer, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 27
"Aku pernah mendengar nyanyianmu dulu, suaramu bagus. Menyanyilah untukku, kau mau kan?"
Sejak kapan?
Sejak kapan mas Darrel mendengarnya menyanyi? Seingat dia terakhir kali dia menyanyi waktu kelas satu SMA. Sebelum ayahnya meninggal.
"Nyanyianku biasa saja mas," gumam Hope. Dia malu nyanyi di depan suaminya.
Pandai bernyanyi memang adalah salah satu kelebihannya waktu SMA dulu. Teman-teman kelas yang cukup dekat dengannya semua memuji suara indahnya. Tapi kalau bernyanyi langsung di depan pria yang dia cintai ...
"Aku ingin dengar nyanyianmu," Darrel menatap ke dalam mata Hope. Tatapan hangat itu membuat Hope merasa tidak berdaya. Jarang-jarang suaminya menatap begitu, dan Hope tidak tega.
Hope menarik napas dalam-dalam, beberapa detik kemudian ia mulai bersenandung. Suaranya begitu indah di telinga. Darrel amat sangat menikmatinya. Apalagi diiringi dengan alat musik. Lelaki itu menutup matanya sambil mendengarkan isterinya bernyanyi, meresapi setiap nada dan lirik yang keluar dari mulut perempuan yang dia cintai.
Bahkan nyanyian Hope menghantarkan Darrel ke mimpi indahnya. Laki-laki itu ketiduran. Dan Hope menghentikan nyanyiannya. Wanita itu tersenyum menatap suaminya yang terlihat begitu polos dalam tidurnya.
Wajah Hope maju, ia memberanikan diri memberikan kecupan ringan di pipi Darrel.
"Mimpi indah, suamiku." gumamnya tersenyum tipis lalu ikut menutup mata.
Pasangan suami istri itu tertidur nyenyak. Bahkan tidak sadar sampai pagi hari. Darrel terlalu kelelahan, sementara Hope sendiri memang sudah kebiasaannya kalau tidur malam, paginya baru terbangun.
Ketika Darrel membuka mata, pandangannya langsung tertuju ke Hope. Lelaki itu tersenyum melihat tidur isterinya yang sangat pulas. Tangannya terulur membelai-belai lembut pipi wanitanya. Lalu mengecup puncak kepalanya.
Apa kau juga mencintaiku?
Lelaki itu memang bisa merasakan ada rasa sayang di mata Hope tiap kali menatapnya, tapi ia tidak bisa memastikan apakah itu cinta atau sekadar rasa tunduk dan hormat karena dirinya adalah seorang suami.
Mata Darrel turun ke buah dada Hope yang tertutup pakaiannya. Lelaki itu lalu melirik ke jam dinding sebentar, masih jam lima subuh. Dia akan bermain sebentar sebelum mereka bersiap-siap liburan ke Malang.
Tangan Darrel merambat turun dan menelusup masuk ke dalam baju Hope. Biasanya isterinya selalu tidur tanpa bra, tapi pagi ini pakaian dalam yang menutupi gunung kembarnya ada di sana, menghalangi Darrel untuk menyentuh pucuknya langsung.
Darrel mengatur posisinya. Ia memandangi sang istri yang masih tetap pulas, tidak sadar sama sekali Darrel sedang menggerayangi tubuhnya. Lelaki itu pun mengangkat kaos yang dikenakan Hope ke atas dan melepaskan bra-nya. Ia tidak kesulitan melepaskan benda itu.
Darrel tersenyum puas saat melihat tubuh bagian atas Hope terpampang dengan polos dihadapannya. Tapi sang pemilik tubuh indah itu tidak sadar-sadar juga. Baiklah, Darrel akan membuatnya sadar dengan sentuhan-sentuhan panas.
Tak tinggal diam lagi, kedua tangan langsung Darrel menyentuh di sana. Masing-masing bukit itu mendapatkan pijatan halus yang sukses membuat Hope melenguh. Namun tetap belum sadar. Nanti setelah jemari Darrel memelintir kuat bijinya barulah mata Hope terbuka.
"Mas ..." Hope kaget. Ketika membuka mata, ia melihat suaminya tengah asik berbaring di atasnya sembari mempermainkan buah dadanya. Atasan yang ia pakai sudah menghilang entah kemana.
"Ah ..." Hope mengerang pelan. Lelaki itu memang sangat pintar membuatnya merasa enak. Ini yang ketiga kalinya. Ketiga kalinya mas Darrel menyentuhnya, setelah lebih dari dua tahun mereka menikah.
Suaminya berhenti sebentar, membantunya melucuti celananya. Membuatnya polos tanpa sehelai benang pun dihadapan pria itu. Lalu Hope melihat lelaki itu melepaskan celananya juga hingga terpampang benda berurat panjang yang sudah berdiri tegak. Milik mas Darrel pasti sudah sangat tegang.
"Boleh?" lelaki itu bertanya pelan.
Hope menelan ludah dan menganggukkan kepala. Kenapa tidak boleh coba? Suaminya ingin meminta jatah darinya, dan sebagai seorang istri dia harus menurut. Terlebih lagi dia juga mau. Mana mungkin dia menolak sentuhan dari laki-laki yang dia cintai.
Darrel pun langsung mensejajarkan wajahnya dengan payu-dara Hope dan memasukan pucuknya ke dalam mulutnya. Menghisap di sana seperti bayi, seolah itu adalah permen terbaik di dunia ini. Sebelah tangan Darrel tak tinggal diam, meremas gunung bulat yang sebelahnya lagi.
Sesekali Darrel memberikan gigitan-gigitan kecil pada ujung dada isterinya yang sudah berwarna kemerah-merahan itu.
Hope menahan desa-hannya, menggigit ujung bibirnya. Tangannya mengelus pelan rambut Darrel yang masih asyik dengan permainannya.
Darrel melepaskan kulu-mannya, beralih mencium bibir Hope dengan hasrat yang menggebu-gebu. Kedua tangannya tetap bergerak aktif di bukit seksi isterinya.
Kini mulut mas Darrel berpindah ke leher Hope, terus turun ke bawah. Sampai ke pusarnya, lalu suaminya membuka pahanya lebar-lebar dan mulai melancarkan aksinya di dalam sana.
"Eungh ... " Hope melenguh dan mengerang kuat saat lidah suaminya menyentuh miliknya yang sudah sangat basah.
"Mas! Ah ..." Hope memekik kecil, tubuhnya bergetar saat merasakan klito-risnya di gigit-gigit, memberikan sensasi yang tak tertahankan. Hope meremas spray kuat-kuat. Ia merasa semakin lama suaminya makin berani dan tahu bagaimana membuatnya menyerah dalam kenikmatan yang luar biasa dahsyatnya.
Tangan Darrel memegang paha dalam Hope, sementara lidahnya bermain-main di dalam milik sang istri tanpa jeda. Menyiksa Hope sebegitu luar biasanya.
Kelopak mata Hope terbuka-terpejam, ia merasakan perutnya teraduk, mengencang dan semakin tidak tertahan. Pipi Hope mengembung, ujung jemari kakinya menekuk saat ia menahan pelepasannya.
"Jangan ditahan sayang ... Keluarkan saja." gumam Darrel mengetahui isterinya sedang menahan orgasme-nya yang akan keluar. Mulutnya kembali bergerak makin liar, membantu sang istri mendapatkan puncak kenikmatan yang sempurna.
"Ahhh ... hhh ... Oh ... Ssst ..."
Hope menggelinjang hebat saat ia tak bisa lagi menahan pelepasannya yang langsung menyembur deras dan dihisap oleh Darrel.
Darrel puas melihat ekspresi isterinya yang membuatnya makin tertantang. Ia sudah benar-benar siap. Tak butuh lama-lama membiarkan Hope menikmati pelepasannya, lelaki itu pun mengarahkan miliknya ke dalam lubang isterinya.
"Kau siap?"
Hope menganggukkan kepala. Darrel masih cukup kesusahan memasukannya walaupun sudah beronde-ronde miliknya keluar masuk dari dalam sana. Benda pusakanya itu terlalu besar, tapi ia senang. Karena bisa membuat isterinya berteriak-teriak keenakan saat benda itu berhasil menancap masuk.
"Ahh ..." Darrel mengerang begitu berhasil menyatu dengan sang istri. Milik Hope meremas miliknya begitu kuat.
"Oh, kau sangat semp ... i ... t .." Darrel terus mende-sah saat dirinya bergerak maju mundur di dalam Hope. Sampai akhirnya mendapatkan orgasme yang tiada taranya.